0
Jangan sekali-kali membenci atau mencintai seseorang dengan keterlaluan…ora ilok (bahasa Jawa), kata ibuku kala itu.Ora ilok itu apato,Bu? Tanyaku suatu kali ada ibuku.Ya. Pokoknya tidak baik.titik, tanpa penjelasan apapun.Dan aku tidak mengejar untuk terus bertanya.Berbeda dengan anak-anak zaman sekarang yang kritis jika bertanya danakan terus bertanya jika jawabannya belum memuaskan. Setelah dewasa ini, aku baru tahu kalau ora ilok itu dari ora elok, ora = tidak, elok= baik, indah, cantik.Jadi ora ilok itu ya tidak baik.
Karma pertama?Ya, aku menyebutnya begitu. Karma pertama adalah suamiku.Kuingat betul saat bertemu dengan mantan pacar inilima belas tahun yang lalu di Yogyakarta.Kami adalah tetangga kos, ya kira-kira 300 meter jarak rumah kos kami.Saat itu aku kuliah semester 7 sedang praktik kerja di sebuah sekolah.Perjumpaan pertama tidak menyisakan kesan apapun,yang kuingat saat kenalan itu saja saat ada pertemuan anak-anak muda dalam bidang kerohanian.Malam minggu kami isi dengan latihan paduan suara.
Boleh kenalan?” tanyanya dengan pede abis
“Laksmi…….kuulurkan tangankuogah-ogahan
Ya, ampun kayaknya gak ada deh yang model kenalan kayak gitu.Ya, semua berjalan alamiah aja.Ih, orang ini..pikirku waktu itu.Yang kulihat waktu itu, rambutnya yang kaku kayak ijuk seperti menantang langit (mungkin karena potong rambutnya kependekan).Pokoknya, enggak banget deh…..
            “Kamu sekolah di mana, dik?” (ge-er, aku..dikiranya aku masih SMA, berarti aku masih kelihatan
imut..he..he..he….padahal waktu itu aku semester 7 sedang praktik mengajar)
            “aku sudah kuliah kok..” kataku
            “o, tak kira masih SMA” katanya
(Akhirnya ku tahu, Sandy namanya, mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik di salah satu universitas swasta di Jogja)
Cuman itu yang kuingat dari pertemuan pertama itu.Tak ada something special, mungkin karena aku tidak sedang mencari pacar karena saat itu aku masih punya gandengan yang kebetulan juga aktif dalam komunitas muda-mudi tersebut,Awan namanya. (katanya selain mencari ilmu juga mencari jodoh juga he..he…asal semuanya bisa berjalan beriringan ya gak papa).Awan, yang kebetulan  lebih muda dariku adalah mahasiswa pintar  alias teksbook..Dia asli pribumi alias jogja asli dan tinggal di jogja tentu saja.Jadian dengannya hanya gara-gara dikompori teman-teman saja.Cinta? Gak tahu….(lho..?).Gara-gara dia anak pintar (pintar kok gara-gara?) maka malam minggu diisi dengan belajar bersama alias buat tugas tugas kuliah bersama…ha..ha..ha..gak romantis blas..tapi karena itu pula indeks prestasi jadi meningkat signifikan…Hi…hi..ini contoh kalau punya pacar itu menjadi penambah semangat belajar.
Kebetulan rumah kosku adalah markas alias basecamp yang digunakan untuk rapat ataupun ngobrol ngalor ngidul teman-teman grup paduan suara tersebut.Hingga akhirnya Sandy ikut aktif dalam grup ini.Kami pun akrab, tentu sebagai teman.Ternyata dia lagi jomblo, gak punya pacar.Kebetulan nih…sahabatku, Tita, juga sedang jomblo minta dicarikan gebetan alias pacar.Tanpa ba,bi,bu alias berpikir panjang, Tita dan Sandy akhirnya ku pertemukan untuk perkenalan.Pikirku, jomblo dengan jomblo.Cocok nih….Pokoknya aku sudah kenalkan , urusan suka atau tidak aku tidak bertanggungjawab.Waktu aku kenalkan sih, Tita diem aja, tanpa komentar, begitu juga dengan Sandy.Yang jelas kalau Tita berkirim salam untuk Sandy ya aku sampaikan sambil memprovokasi Sandy untuk memperjelas status dengan Tita (maksa….)
            Waktu berjalan, entah kenapa, hubunganku dengan Awan tidak stabil atau bisa dibilang memburuk, namun dengan Sandy ya akrab, jadi sering ngobrol.Sandy khan gampang akrab dengan siapapun.Orangtua Awan inginkan anaknya fokus belajar, tidak boleh disambi pacaran.Ya, udah, akhirnya kami putus.Mungkin kalau masalah putus nyambung adalah hal biasa.tapi ada yang tidak biasa dalam hal ini.Ternyata Awan sering curhat sama Sandy masalah aku (ini, yang aku tak tahu).Dari seringnya curhat tersebut ternyata ada bargaining antara Sandy dan Awan (ini kutahu sekarang). Berkali-kali curhat tentang putus nyambungnya aku dan Awan, Eh, kok Sandy nyelutuk sama Awan..
            “ Kamu beneran mau putus sama Laksmi?’ tanya Sandy
            “Iya, kenapa?, aku diminta Ibuku untuk konsentrasi sekolah dulu, daripada aku ribut sama dia terus malah gak baik buat kita” kata Awan
            “ Kamu serius mau putus sama dia? Tanya Sandy
            “Iya, lha gimana lagi?Memang harus seperti ini” kata Awan lemas.
            “Kalau kamu emang mau putus, jangan marah atau menyesal kalau Ami tak pek (kumiliki) lho..” seloroh Sandhy tanpa beban dan tanpa tedeng aling-aling.
            “ Ya silakan, kalau Laksmi mau” kata Awan pasrah
Ternyata di belakangku mereka ada deal-deal politik (he..he) karena pada akhirnya aku memang putus sama Awan dan akhirnya jadian sama Sandhy (ketemu pirang perkara, kok bisa seperti ini?).Orang yang paling marah tentunya Tita.Lha katanya mau nyomblangin, kok malah dipacarin sendiri.Aku aja tidak punya rencana seperti ini,toh sebenarnya dari awal aku khan juga tidak suka sama Sandhy.
Setelah aku putus sama Awan, para muda mudi mengadakan  kegiatan dengan berjualan roti valentine mungkin inilah pemicunya atau mungkin sudah diskenario sama Sandy aku juga gak tahu. Kebersamaan pesan roti kemudian berkeliling memberikan kepada pemesannya membuatku lebih jelas melihat siapa dan bagaimana Sandy lebih dekat meski sebenarnya sebelumnya benar-benar tidak terpikir sama sekali.Dia bukan tipe yang kuinginkan waktu itu karena cowok yang kusukai adalah cowok model-model rocker,berambut gondrong, cowok-cowok petualang sementara model Sandy waktu itu adalah bapak-bapak banget tapi orangnya kaku tidak romantis sama sekali.Kalau dilihat waktu itu sih nggak matchdenganku yang cuek bebek,suka pake celana jins sobek-sobek, aliran metal pokoknya namun romantis (he..he).Mungkin bias valentine-lah memberi warna dan rasa beda pada kami.
Akhirnya orang yang tidak kuminati  berpacaran denganku selama 6 tahun (nggak nyangka banget….) dankami menikah.Sudah 9 tahun aku bersamanya dan diberi amanah 2 momongan.Karma pertamaku karena membenci orang dan harus menerima kemarahan Tita karena sampai saat ini tidak ada khabar berita tentangnya padahal dulu kami sangat akrab.

……………………………………..***…………………………………………..

Setelah aku menikah, kenapa aku harus mengalami hal yang mirip dengan kisahku dulu.Ketemu dengan Bagas dalam kompetesi profesiku sebagai seorang pengajar 4 tahun yang lalu. Melihat Bagas pertama kali, jelas aku tidak berpikir apapun,konsentrasi pada kompetisi itu.Cuma, aku berpikir aneh aja,dia nanya-nanya tapi mimiknya kaku banget.Ih, orang ini kenapa sih?pikirku waktu itu.Aku jawab ogah-ogahan kayak dulu waktu kenal dengan suamiku.Lagian aku juga tidak mikir apapun, aku sudah bersuami, punya 2 anak.Apalagi yang dicari?Dalam kompetisi itu akhirnya aku menjadi pemenang.Mungkin karena penasaran denganku, dia ingin tahu sebenarnya kemampuanku itu apa kok bisa jadi pemenang.Kalau kulihat sih dia emang cowok pinter dan serius apalagi ditambah dengan kacamata minusnya, semakin memperjelas kecerdasannya.
Aku lupa siapa meminta nomor telepon siapa, kok akhirnya aku punya nomor teleponnya.Yah, pokoknya aku dan Bagas bertukar nomor telepon dan semakin intensif berkomunikasi meski yang dibicarakan hal yang umum saja.Akhirnya kutahu kalau dia masih single, belum berkeluarga.Pacar? aku tak tahu.Akhirnya timbul niatku untuk mencomblangi Bagas apalagi diperkuat dengan ibunya yang minta tolong aku supaya Bagas dikenalkan dengan temanku kalau ada yang masih single.Bagas lebih tua 3 tahun dariku.Cewek pertama yang mau kukenalkan adalah keponakan teman yang sudah di semester akhir, sedang menyusun skripsi.Karena kami akhirnya akrab maka aku panggil dia dengan sebutan mas singkatan dari kangmas (Jawa : kakak).Suatu hari aku ada acara di kotanya yang berjarak 30 kilometer dari tempat tinggalku. Aku mampir ke rumahnya.Iseng-iseng aja ku sms kalau aku akan mampir, ternyata dia ada di rumah.Masih pukul 14.00 WIB waktu itu.

            “ Mas, antar aku ke tempat temanku yuk!” kataku saat itu
            “Ngapain? ‘tanyanya penuh selidik
            “Ya, main aja,” jawabku menutupi keadaan sesungguhnya
            “Pasti kamu mau kenal-kenalin aku, khan?” katanya curiga
            “Kenalin-kenalin apa maksudnya?” jawabku pura-pura tidak tahu
            “Waktu itu aku dengar pembicaraanmu sama ibuku kalau ada temanku yang masih single supaya dikenalin sama aku”
            “Enggak……enggak salah….”
              “Pokoknya, jangan macem-macem lho…aku tidak mau dikenal- kenalin….”jawabnya dengan sorot mata tajam
Dari informasi yang ku peroleh dari ibunya sih, dia bukan tidak laku (emang jualan).Tapi Bagas aja yang susah dimengerti.Yang jelas, dia tidak mau diatur, orangnya semau gue.Paling tidak sudah ada tiga orang cewek yang naksir berat sama dia dan satu yang agak depresi karena ditolak cinta sama Bagas.Ini yang Ibu Bagas ceritakan sama aku.
            “Mau ya…… khan cuman dikenalin aja..”ujarku penuh harap
            “Kamu gak usah aneh-aneh ya..aku gak mau..pokoknya aku marah kalau kamu kayak gitu” ucapnya setengah mengancam.
            “ Dia, anak baik…pinter, pendiam, ini baru susun skripsi.Pasti cocok sama kamu yang aneh.Gak bakal dia atur-atur kamu, tak jamin (he..he..bergaransi..)..Dia pasti gak maem-macem”ucapku berpromosi.
            “ Sekali tidak, ya tidak..lagian aku lebih suka dengan orang yang ngeyel dan cerewet…” katanya beralasan
Lho, selama ini khan gak suka diatur, mau semau gue.Dikenalin cewek penurut malah gak mau.Benernya gimana sih…..Bingung aku.
            “ Ya deh..ya,deh…Cuma dikenalin aja gak mau.Dasar, nyebelin…”ucapku gusar
Aku gak enak sama temanku karena udah bilang mau ke rumahnya dan keponakan yang mau dikenalin udah diberitahu.Ya, dengan segala alasan, aku minta maaf sama temanku karena tak berhasil mengajak Bagas ke rumahnya.
Ampun deh….Sebenarnya ada apa, Cuma dikenalin aja gak mau…Kenapa aku jadi yang gusar ya?Mungkin aku juga termasuk aneh ya…yang dikenalin aja tidak mau kok ya maksa….Maksudku, aku pengin dia juga segera merasakan hidup berumahtangga.Pernah suatu kali ku tanya apakah dia punya keinginan berumah tangga atau tidak.Jawabnya aja ogah-ogahan..,”Entahlah…”…Duh..duh ..serba tidak jelas..Aku kok yang  kelimpungan, padahal yang menjalani aja santai.Ngapain coba kok repot?
Sebenarnya, jujur saja.Aku bingung status kedekatanku sama Bagas.Teman atau apa?Ya, sebenarnya ya teman tapi tanpa kusadari kok muncul rasa sayang yang menurutku lebih dari seorang teman.Apa mungkin gara-gara aku berusaha jadi mak comblang itu ya?Jadi khan komunikasi malah intensif dan aku tak punya beban apapun karena aku sudah berkeluarga.Pernah suatu kali aku tiba-tiba nangis, ada rasa yang menghentak-hentak.Kenapa?Tiba-tiba aku merasakan rindu yang sangat pada Bagas.Aneh, padahal kita khan cuman sms-an aja, itu pun isinya ya normal-normal aja, yang berkaitan dengan profesi.Lalu kenapa menangis?yang jelas aku bingung, mengapa menjadi aneh begini?Aku tidak ingin berkhianat pada komitmen pernikahanku, tapi aku juga tidak minta seperti orang aneh begini.Karena kita emang dekat maka aku telepon Bagas sambil nangis-nangis.Bukannya dihibur gimana, aku malah dimarahin abis.Dia bilang aku kayak orang gila pake nangis-nangis segala, ..sakit hati dikatakan begitu.Kata-katanya masih terngiang di telingaku,”Mbok ya ingat sama anak dan suami, ngapain kamu nangis-nangis gitu, kayak orang gila aja”
Aku juga tidak minta seperti ini.Apa aku ini lagi puber?Entahlah…Biasanya khan puber tuh umur 50-an, lha aku aja belum ada 40 tahun kok udah puber.Puber prematur kalee…Ya, aku marah samaBagas karena ngatain aku gila dan kuputuskan tidak menghubungi dia.Tapi itu cuma bertahan satu minggu.Saat dia sms lagi,
Lagi ngapain, dinda?
Panggil aku dinda?Biasanya kalau panggil seenak udelnya.
Tak balas.
Ngapain sms segala, aku khan orang gila?

Balas lagi
jangan marah ya, hariku sepi tanpa suaramu
Aku lumer…dan berlanjut lagi.Alasan lain aku jadi mak comblang, biar aku juga tidak kayak orang gila mikirin dia.Kalau dia menikah khan sibuk sama isterinya.
Suamiku pun tahu kalau aku sedang menjadi mak comblang, Sebenarnya suami tidak komplain apapun sama aku tentang hubungan pertemananku sama Bagas.Tapi suatu kali bilang begini..
“Ma…Bagas tuh suka sama kamu lho….” Ucap suamiku sok tahu
“ Jangan sembarangan, Pa…Dia khan temanku..” Jawabku pasti
“ Ma, aku ini laki-laki…jadi aku tahu bagaimana sorot laki-laki yang menyukai wanita…”kata suamiku sok jadi ahli..
“ Emang kayak apa sorotnya, kayak mata kucing?” jawabku seenaknya.
Mana mungkin dia suka sama aku?,lha wong aku aja pernah dikatakan gila karena aku nangis-nangis.Yang ini jelas tidak kukatakan pada suamiku.Masak istrinya dikatakan gila, apa dia tidak malu istrinya dibilang gila?Suamiku udah pernah ketemu dengan Bagas meski hanya sekali.
“Terserah lho,Ma..Papa sudah ingetin.Papa tidak mau kejadian kayak Papa dulu terulang..”
“Kejadian apa,to?” tanyaku penasaran
“Apa Mama lupa, Dulu khan Mama nyomblangin Papa sama Tita khan?Kok sekarang Mama jadi istrinya Papa..khan harusnya Tita?....kata suamiku ingetin kejadian 9 tahun lalu
“Jadi, Papa sebenarnya tidak cinta sama Mama tapi sama Tita?” kataku setengah sewot
“Lho kok marah….jelek lho…..” Ucap suamiku sambil mencolek daguku
“Biarin…..udah jelek kok ya mau…” ucapku sambil manyunin bibir 5 sentimeter
“Jadi, sebenarnya Papa tidak suka sama aku ya….?” Aku masih mencecar
“Ha..ha..ha…kenapa sih, Mama…ini…..Ya, jelas to….Jawaban yang menggantung
“Jelas apanya, jelas kalau emang tidak suka?”
“Ma,wajahmu lucu sekali kalau begitu…….Apanya yang kurang jelas?Sejak pertama kali bertemu, Papa khan sudah menyukai cewek imut-imut itu……
“Cewek imut-imut siapa?....sahutku semakin penasaran
“Ah,Mama..masak gak tahu…cewek imut-imut yang waktu itu sudah semester tujuh tapi tak kira masih SMA”
“Maksudnya, Mama?”
“ Lha, ya, siapa lagi to, Ma…..Sebenarnya sejak ketemu pertama itu, Papa emang suka sama Mama, maka Papa khan minta kenalan sama Mama….Ucap suamiku membuat pengakuan.Kalau yang ini, aku belum pernah dengar.Selama sembilan tahun aku menikah dengannya, ya baru sekarang mendengar pengakuannya.
“Ah, Papa pasti bohong…
“Buat apa bohong, Ma..Lalu untuk apa Papa bilang sama Awan waktu itu.Buktinya Papa menikah dengan Mama.
Papa tidak mau kehilangan Mama..”ucapnya sambil memelukku erat.Kaget aku, tumben-tumbenan.Suamiku khan sangat tidak romantis, Aneh aja…
“Papa ini kenapa, to…?”
“Ya, tidak apa-apa, khan sama istrinya..emang nggak boleh?
Dengan suami, aku tidak ada masalah apapun.Semuanya berjalan normal seperti biasa.Mengurus dua anak yang cukup aktif,apalagi laki-laki semua.Meski tidak romantis tetapi suamiku adalah family man adalah orang yang cinta keluarga.Karena tidak bekerja pada instansi maka waktu lebih longgar.Semenjak menikah, suamilah yang memasak untuk kami, masakannya enak,aku aja kalah.Dan itu tidak menjadi masalah buatnya karena dia sudah terbiasa memasak sejak menjadi mahasiswa di Yogyakarta.Ya, sebagai keluarga memang harus saling mendukung.

………………………………………….***…………………………………………

Cewek pertama yang mau kukenalkan sama Bagas sudah ditolak, tapi aku tidak menyerah.Aku merasa punya diberi mandat sama ibunya.So, cari cara agar Bagas mau.Cewek kedua yang mau kukenalin sama Bagas adalah salah seorang pengajar anakku.Dia masih muda, umurnya 25 tahun, cantik,  dan lembut, Bu Safitri namanya. Aku mengenalnya saat mengambil laporan hasil belajar  anakku semester lalu.Bu Safitri sih tidak bilang apa-apa, hanya kebetulan teman sekantornya, Reta, yang notabene teman kuliahku dulu bilang kalau Bu Safitri mau dikenalin.Aku udah ditagih beberapa kali lewat sms, aku bisa menghindar dengan katakan bahwa Bagas sedang ada pelatihan di Jakarta.Namun saat mengambil hasil belajar anakku itu, aku sengaja dihadang Reta untuk tanyakan itu.
            “Nyah, mana kandidatnya yang mau dikenalin sama Bu Fitri?” tanya Reta bersemangat
            “Lho, aku khan udah bilang kalau dia sedang di Jakarta dua minggu?” jawabku asal-asalan
            “Lama banget..kamu tadi udah tahu khan yang namanya Bu Safitri..Cantik khan?
            “Iya, tadi aku tahu waktu ambil laporan hasil belajar anakku…cantik dan lembut”
            “ Benar khan, apa kataku….aku tidak bohong….Kalau orangnya dah pulang segera hubungi aku ya..Jangan lupa lho…” Reta tak kalah semangatnya sama aku menjadi mak comblang.
            “ Yes, boss…..” kataku penuh kepastian
Sebenarnya Bagas sih sudah pulang dari kemarin dan aku sudah ketemu dengannya.Tentang Bu Safitri, aku juga udah bilang dengannya.Namun jawaban Bagas tidak berubah..
            “Mas, sebenarnya kamu masih punya keinginan untuk menikah atau tidak?”
            “ Ya, tergantung situasi…” jawabnya sekenanya
            “Aku serius….”
            “Aku lebih dari serius…”tak mau kalah
            “Aku sebenarnya mau kenalin kamu sama seseorang.Dia cantik dan lembut, guru anakku.Ya, lebih baik aku terus terang aja daripada aku bohong, malah kamu marah.Yang penting khan ketemu dulu, masalah suka atau tidak khan terserah…”
            “Tidak, aku bisa cari sendiri,tidak perlu dikenal-dikenalin…”jawabnya agak sewot
            “Mana buktinya?Sampai sekarang pun kamu belum menikah juga..Please, mau ya…Cuma kenalan aja kok” ucapku merajuk.Aku ingat janjiku pada Reta untuk mengenalkan dengan Bu Safitri.Kalau tidak berhasil, bisa-bisa aku dimarahin abis sama Reta.
            “Sekali tidak tetap tidak” jawabnya tegas
            “Iya, iya…tapi gak usah galak-galak gitu dong..”
            “Lha kamu maksa terus….”
Pembicaraan tentang perkenalan terpaksa kuhentikan.Jangan-jangan Bagas gak normal (hus, ngawur…).Apa maksudnya gak normal?Apa dia tidak suka sama cewek?Itu yangperlu kuselidiki lebih lanjut…(jadi detektif nih…seperti di serial Lima Sekawan yang ku baca waktu SD).Ya..ya..Bagas sebenarnya memang agak misterius.Dia tidak ingin kehidupan pribadinya diusik.Aku aja yang terjebak dalam situasi seperti ini.Aku sebenarnya pengin menghindar darinya namun kok ya tidak bisa.Ibu Bagas aja bingung kenapa kalau Bagas bicara sama aku bisa lama padahal kalau di rumah bicara seperlunya aja.Apalagi kalau ditanya masalah pernikahan pasti diam seribu bahasa.Maka ibu minta tolong sama aku karena tahu aku yang dekat dengan Bagas saat ini.
Aku sampai curhat dengan temanku yang ternyata punya adik yang punya sifat kayak Bagas.Adik temanku yang tidak mau menikah ini akhirnya meninggal karena penyakit leukemia (Oh, tragis…).Temanku bilang kalau orang seperti harus diberi tantangan tidak usah dikenal-kenalin, dia merasa tersinggung.Kalau dia tidak mau ya udah berarti itu pilihannya.Ya, ya…tentu ada hal yang tidak kuberitahukan padanya kenapa aku ngotot jadi mak comblang.Karena makin lama aku terpikat pada Bagas. Entah kenapa, aku pun bingung.Padahal, waktu pertama kali ketemu, sungguh, tak ada pikiran apapun.
Pertemuan terakhir dengannya sebenarnya membuktikan sesuatu yang samar itu…..tiga puluh menit rasanya berjam-jam.Kenapa? Perjalanan pulang bersama di bis sebulan lalu menyisakan keruwetan di hati dan pikiranku.Duduk berdua dengan tangan bersilang di dada semua..ha..ha..aneh..aneh….trus diem-dieman.Padahal kalau telepon bisa satu jam,tapi hari itu, menjadi hari yang aneh bagiku…Kenapa aku harus pulang bersamanya? Ha…ha..aku ingin lihat sorot matanya.Kayak apa sih..aku penasaran aja…tapi ternyata kok begini…
            “Kok diem aja kenapa?” tanyaku karena udah tidak tahan diem terus
            “Lha mau bicara apa?”
Pertanyaan yang aneh.Khan ya banyak topik.Kenapa hari ini jadi kehabisan topik pembicaraan?
            “Kamu marah sama aku ya?”
            “Marah?Kenapa marah?Emang kita ada masalah?’ jawabnya datar tak mau melihatku
Diem lagi…Bagaimana mau lihat sorot matanya.Dia aja tidak melihatku bahkan trus pura-pura tidur lagi..Ya, ampun kok orang ini aneh banget.Perjalanan setengah jam terasa lama.Ya terpaksa akulihat ke luar jendela.AC bis yang dingin tidak bisa mendinginkan  hatiku yang bergejolak tak karuan, entah kenapa.Sementara Bagas bungkam bahkan aku sampai tujuan pun minim kata.Ada apa sih…hari ini Bagasdan aku lucu sekali.Tapi ya udahlah, buat apa dipikirkan.Apa dia grodi sama aku ya atau aku yang grogi sama dia? Grogi ? Lebih aneh lagi….Tak tahulah…….Tapi aku jadi susah tidur mikirin kejadian hari itu.

………………………………………….***…………………………………………

Haruskah ini menjadi karma keduaku?Menikah lagi?Oh, tidak….Cukup sekali aku menikah…..Hanya kematian yang memisahkan pernikahan kita…Ku ingat janji kami waktu itu akan tetap setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang sampai maut memisahkan…….
Apa kata dunia jika hal ini sampai terjadi?Tapi,Bagas….kenapa bayangmu tak bisa lepas dari pelupuk mataku?Sungguh, aku jadi kayak orang gila….jangan sampai aku masuk rumah sakit jiwa gara-gara hal ini.Kasihan suami dan anak-anakku.I love my husband, I love my family…..Bagas..Bagas, what you have done to me?
Apa memang ada ya karma seperti ini?Mengapa  kutebar rasa benci padanya waktu itu?Samar-samar kudengar suara manja Vina Panduwinata dari lagu lawas Di Dadaku Ada Kamu yang akhir-akhir ini jadi tembang kesukaanku.
            Di dadaku ada senyummu, ada cintamu, ada hasratmu, ada kumismu,ada kupingmu

              Di dalam dadaku ada kamu…Semakin menggebu, ingin ku miliki semua yang ada di dirimu”

Posting Komentar

 
Top