4
         
         Setelah kita memahami apa itu hidroponik pada bahasan sebelumnya, dan ulasan tentang hidroponik paling sederhana yaitu sistem sumbu menggunakan botol bekas, dikesempatan ini kita ulas lagi salah satu jenis sistem hidroponik yaitu Rakit Apung / Water Culture / Floating Raft. Pada sistem ini tanaman sayur kita apungkan diatas genangan air menggunakan media yang mudah mengapung di permukaan air. Media yang biasa dipakai biasanya adalah stereofoam  dan busa. Ketebalan stereofoam untuk media pengapung juga harus dipertimbangkan, hal ini bertujuan untuk menggantungkan tanaman dan harus mampu menahan berat tanaman saat dewasa.
           Disebut rakit apung karena tanaman mengapung diatas genangan larutan nutrisi yang ditampung pada sebuah wadah. Wadah disini bisa disesuaikan sesuai dengan kapasitas kebun, bisa hanya sekedar bak plastik, kotak boks stereofoam, atau apapun yang bisa menampung larutan nutrisi. Kapasitas tanaman yang lebih banyak membutuhkan juga tempat penampung lebih besar, bahkan di negara maju, bak penampung bisa berhektar-hektar. 
          Prinsipnya tanaman diletakkan dimana saja dengan memperhitungkan paparan sinar matahari, dan juga harus mempertimbangkan musim penghujan agar tidak terpapar air hujan, oleh karenanya diperlukan naungan. Apabila terkena air hujan maka harus dilakukan pengukuran ulang ppm (tingkat kerapatan) dan ph (tingkat keasaman air). 
          Secara garis besar daftar kebutuhan untuk merealisasikan bercocok tanam sistem ini adalah :
          1. Bak penampung nutrisi
          2. Media pengapung (Stereofoam tebal 3 cm)
          3. Netpot
          4. Benih / seeds
          5. Nutrisi
          6. Media tanam ( Rockwool)
          7. Aerator
Langkah-langkahnya :
1. Persemaian
    Didalam persemaian sudah dibahas pada bahasan sebelumnya, yaitu menyemai menggunakan Rockwoll.   Secara garis besar rockwool dipotong dadu 2x2x2 cm. Dibasahi air dan dilubangi menggunakan pelubang (tusuk gigi), dan dimasukkan biji sayurannya. Tutup dengan plastik berwarna gelap diamkan 1x24 jam baru dibuka tutup plastiknya, apabila sudah sprout/pecah biji, bisa dikenalkan dengan sinar matahari, untuk persemaian lebih baik kenalkan dengan sinar matahari pada pukul 08.00-11.00. Tunggu 7-10 hari sampai semaian mengeluarkan daun sejati (biasanya daun keempat) atau akar sudah mencapai 2 cm, potongan semaian di atas rockwool tadi masukkan ke dalam netpot dan siap pindah tanak ke media pengapung (stereofoam yang sudah dilubangi).


2. Pindah tanam
           Tanaman sayur yang sudah pindah semai diletakkan diatas media pengapung dalam hal ini adalah stereofoam yang telah dilubangi. Jarak tanam lubang idealnya untuk sayuran rakit apung ini adalah berkisar 15 - 20 cm untuk sayran yang tumbuh kesamping seperti selada, pakchoy dan lainnya. Untuk tanaman yang tumbuhnya keatas jarak tanamnya 10 cm, seperti kangkung dan bayam.


3. Bak penampung
              Tidak ada aturan khusus mengenai dimensi bak penampung larutan nutrisi, semua tergantung berapa luasan kita akan menanam sayuran. Paling sederhana yang sering dipakai untuk pemula sebagai bak penampung adalah bak plastik, ada juga yang menggunakan boks stereofoam. Skala menengah bisa dibuat dengan menggunakan papan yang di rangkai sedemikan berbentuk persegi dan dilapisi dengan plastik mulsa sebagai media penampung agar bisa menampung larutan nutrisi. Tebal/ kedalaman larutan nutrisi sebaiknya dipakai 80% dari tinggi bak keseluruhan. Jika tinggi bak 50 cm maka kedalaman larutan nutrisi sekita 40 cm. 

4. Aerator
        Fungsi aerator pada sistem ini adalah untuk meningkatkan kadar oksigen pada genangan nutrisi. Karena kekurangan dari sistem rakit apung ini adalah kadar oksigen terlarut dalam larutan nutrisi rendah. padahal tanaman memerlukan oksigen untuk fotosintesis. Bila larutan oksigen minim, akibatnya akar akan rentan busuk. 

5. Perawatan
          Masa tumbuh kembang tanaman bergantung dari berbagai unsur antara lain sinar matahari, konsentrasi oksigen, keasaman air, kepadatan larutan nutrisi, dan lainnya. Untuk merawa maka unsur tersebut harus diperhatikan.


       







Posting Komentar

  1. Di bukukan saja Bung Ali...biar ilmunya menyebar dan bermanfaat...

    BalasHapus
  2. Di bukukan saja Bung Ali...biar ilmunya menyebar dan bermanfaat...

    BalasHapus
  3. nah itu dia bu.. ajari buat bukune :D

    BalasHapus

 
Top