Jangan
sekali-kali membenci atau mencintai seseorang dengan keterlaluan…ora ilok (bahasa Jawa), kata ibuku kala
itu.Ora ilok itu apato,Bu? Tanyaku suatu kali ada ibuku.Ya. Pokoknya tidak baik.titik, tanpa
penjelasan apapun.Dan aku tidak mengejar untuk terus bertanya.Berbeda dengan
anak-anak zaman sekarang yang kritis jika bertanya danakan terus bertanya jika
jawabannya belum memuaskan. Setelah dewasa ini, aku baru tahu kalau ora ilok itu dari ora elok, ora = tidak,
elok= baik, indah, cantik.Jadi ora ilok
itu ya tidak baik.
Karma
pertama?Ya, aku menyebutnya begitu. Karma pertama adalah suamiku.Kuingat betul saat
bertemu dengan mantan pacar inilima belas tahun yang lalu di Yogyakarta.Kami
adalah tetangga kos, ya kira-kira 300 meter jarak rumah kos kami.Saat itu aku
kuliah semester 7 sedang praktik kerja di sebuah sekolah.Perjumpaan pertama
tidak menyisakan kesan apapun,yang kuingat saat kenalan itu saja saat ada
pertemuan anak-anak muda dalam bidang kerohanian.Malam minggu kami isi dengan
latihan paduan suara.
“Boleh kenalan?”
tanyanya dengan pede abis
“Laksmi…….kuulurkan tangankuogah-ogahan
Ya,
ampun kayaknya gak ada deh yang model kenalan kayak gitu.Ya, semua berjalan
alamiah aja.Ih, orang ini..pikirku waktu itu.Yang kulihat waktu itu, rambutnya
yang kaku kayak ijuk seperti menantang langit (mungkin karena potong rambutnya
kependekan).Pokoknya, enggak banget deh…..
“Kamu sekolah di mana, dik?” (ge-er, aku..dikiranya aku masih SMA,
berarti aku masih kelihatan
imut..he..he..he….padahal
waktu itu aku semester 7 sedang praktik mengajar)
“aku sudah kuliah kok..” kataku
“o, tak kira masih SMA” katanya
(Akhirnya
ku tahu, Sandy namanya, mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik di salah satu
universitas swasta di Jogja)
Cuman itu yang kuingat dari pertemuan
pertama itu.Tak ada something special,
mungkin karena aku tidak sedang mencari pacar karena saat itu aku masih punya
gandengan yang kebetulan juga aktif dalam komunitas muda-mudi tersebut,Awan
namanya. (katanya selain mencari ilmu juga mencari jodoh juga he..he…asal
semuanya bisa berjalan beriringan ya gak papa).Awan, yang kebetulan lebih muda dariku adalah mahasiswa pintar alias teksbook..Dia
asli pribumi alias jogja asli dan tinggal di jogja tentu saja.Jadian dengannya
hanya gara-gara dikompori teman-teman saja.Cinta? Gak tahu….(lho..?).Gara-gara dia anak pintar
(pintar kok gara-gara?) maka malam minggu diisi dengan belajar bersama alias
buat tugas tugas kuliah bersama…ha..ha..ha..gak romantis blas..tapi karena itu
pula indeks prestasi jadi meningkat signifikan…Hi…hi..ini contoh kalau punya
pacar itu menjadi penambah semangat belajar.
Kebetulan rumah kosku adalah markas
alias basecamp yang digunakan untuk rapat ataupun ngobrol ngalor ngidul
teman-teman grup paduan suara tersebut.Hingga akhirnya Sandy ikut aktif dalam
grup ini.Kami pun akrab, tentu sebagai teman.Ternyata dia lagi jomblo, gak punya pacar.Kebetulan
nih…sahabatku, Tita, juga sedang jomblo
minta dicarikan gebetan alias pacar.Tanpa
ba,bi,bu alias berpikir panjang, Tita dan Sandy akhirnya ku pertemukan untuk
perkenalan.Pikirku, jomblo dengan jomblo.Cocok nih….Pokoknya aku sudah kenalkan
, urusan suka atau tidak aku tidak bertanggungjawab.Waktu aku kenalkan sih,
Tita diem aja, tanpa komentar, begitu juga dengan Sandy.Yang jelas kalau Tita
berkirim salam untuk Sandy ya aku sampaikan sambil memprovokasi Sandy untuk
memperjelas status dengan Tita (maksa….)
Waktu berjalan, entah kenapa,
hubunganku dengan Awan tidak stabil atau bisa dibilang memburuk, namun dengan
Sandy ya akrab, jadi sering ngobrol.Sandy khan gampang akrab dengan
siapapun.Orangtua Awan inginkan anaknya fokus belajar, tidak boleh disambi
pacaran.Ya, udah, akhirnya kami putus.Mungkin kalau masalah putus nyambung adalah
hal biasa.tapi ada yang tidak biasa dalam hal ini.Ternyata Awan sering curhat
sama Sandy masalah aku (ini, yang aku tak tahu).Dari seringnya curhat tersebut
ternyata ada bargaining antara Sandy
dan Awan (ini kutahu sekarang). Berkali-kali curhat tentang putus nyambungnya
aku dan Awan, Eh, kok Sandy nyelutuk sama Awan..
“ Kamu beneran mau putus sama Laksmi?’
tanya Sandy
“Iya, kenapa?, aku diminta Ibuku
untuk konsentrasi sekolah dulu, daripada aku ribut sama dia terus malah gak
baik buat kita” kata Awan
“ Kamu serius mau putus sama dia?
Tanya Sandy
“Iya, lha gimana lagi?Memang harus
seperti ini” kata Awan lemas.
“Kalau kamu emang mau putus, jangan
marah atau menyesal kalau Ami tak pek (kumiliki)
lho..” seloroh Sandhy tanpa beban dan tanpa tedeng aling-aling.
“ Ya silakan, kalau Laksmi mau” kata
Awan pasrah
Ternyata
di belakangku mereka ada deal-deal
politik (he..he) karena pada akhirnya aku memang putus sama Awan dan
akhirnya jadian sama Sandhy (ketemu pirang perkara, kok bisa seperti
ini?).Orang yang paling marah tentunya Tita.Lha katanya mau nyomblangin, kok
malah dipacarin sendiri.Aku aja tidak punya rencana seperti ini,toh sebenarnya dari
awal aku khan juga tidak suka sama Sandhy.
Setelah
aku putus sama Awan, para muda mudi mengadakan
kegiatan dengan berjualan roti valentine
mungkin inilah pemicunya atau mungkin sudah diskenario sama Sandy aku juga gak
tahu. Kebersamaan pesan roti kemudian berkeliling memberikan kepada pemesannya
membuatku lebih jelas melihat siapa dan bagaimana Sandy lebih dekat meski
sebenarnya sebelumnya benar-benar tidak terpikir sama sekali.Dia bukan tipe
yang kuinginkan waktu itu karena cowok yang kusukai adalah cowok model-model
rocker,berambut gondrong, cowok-cowok petualang sementara model Sandy waktu itu
adalah bapak-bapak banget tapi orangnya kaku tidak romantis sama sekali.Kalau
dilihat waktu itu sih nggak matchdenganku
yang cuek bebek,suka pake celana jins sobek-sobek, aliran metal pokoknya namun
romantis (he..he).Mungkin bias valentine-lah memberi warna dan rasa beda pada
kami.
Akhirnya orang yang tidak kuminati berpacaran denganku selama 6 tahun (nggak
nyangka banget….) dankami menikah.Sudah 9 tahun aku bersamanya dan diberi
amanah 2 momongan.Karma pertamaku karena membenci orang dan harus menerima
kemarahan Tita karena sampai saat ini tidak ada khabar berita tentangnya
padahal dulu kami sangat akrab.
……………………………………..***…………………………………………..
Setelah aku menikah, kenapa aku harus
mengalami hal yang mirip dengan kisahku dulu.Ketemu dengan Bagas dalam
kompetesi profesiku sebagai seorang pengajar 4 tahun yang lalu. Melihat Bagas
pertama kali, jelas aku tidak berpikir apapun,konsentrasi pada kompetisi
itu.Cuma, aku berpikir aneh aja,dia nanya-nanya
tapi mimiknya kaku banget.Ih, orang ini kenapa sih?pikirku waktu itu.Aku jawab
ogah-ogahan kayak dulu waktu kenal dengan suamiku.Lagian aku juga tidak mikir
apapun, aku sudah bersuami, punya 2 anak.Apalagi yang dicari?Dalam kompetisi
itu akhirnya aku menjadi pemenang.Mungkin karena penasaran denganku, dia ingin
tahu sebenarnya kemampuanku itu apa kok bisa jadi pemenang.Kalau kulihat sih
dia emang cowok pinter dan serius apalagi ditambah dengan kacamata minusnya,
semakin memperjelas kecerdasannya.
Aku lupa siapa meminta nomor telepon
siapa, kok akhirnya aku punya nomor teleponnya.Yah, pokoknya aku dan Bagas
bertukar nomor telepon dan semakin intensif berkomunikasi meski yang
dibicarakan hal yang umum saja.Akhirnya kutahu kalau dia masih single, belum berkeluarga.Pacar? aku tak tahu.Akhirnya timbul niatku
untuk mencomblangi Bagas apalagi diperkuat dengan ibunya yang minta tolong aku
supaya Bagas dikenalkan dengan temanku kalau ada yang masih single.Bagas lebih tua 3 tahun dariku.Cewek
pertama yang mau kukenalkan adalah keponakan teman yang sudah di semester
akhir, sedang menyusun skripsi.Karena kami akhirnya akrab maka aku panggil dia
dengan sebutan mas singkatan dari kangmas (Jawa
: kakak).Suatu hari aku ada acara di kotanya yang berjarak 30 kilometer
dari tempat tinggalku. Aku mampir ke rumahnya.Iseng-iseng aja ku sms kalau aku
akan mampir, ternyata dia ada di rumah.Masih pukul 14.00 WIB waktu itu.
“ Mas, antar aku ke tempat temanku
yuk!” kataku saat itu
“Ngapain? ‘tanyanya penuh selidik
“Ya, main aja,” jawabku menutupi
keadaan sesungguhnya
“Pasti kamu mau kenal-kenalin aku, khan?”
katanya curiga
“Kenalin-kenalin apa maksudnya?”
jawabku pura-pura tidak tahu
“Waktu itu aku dengar pembicaraanmu
sama ibuku kalau ada temanku yang masih single
supaya dikenalin sama aku”
“Enggak……enggak salah….”
“Pokoknya,
jangan macem-macem lho…aku tidak mau dikenal- kenalin….”jawabnya dengan sorot
mata tajam
Dari
informasi yang ku peroleh dari ibunya sih,
dia bukan tidak laku (emang jualan).Tapi Bagas aja yang susah dimengerti.Yang
jelas, dia tidak mau diatur, orangnya semau gue.Paling tidak sudah ada tiga
orang cewek yang naksir berat sama dia dan satu yang agak depresi karena
ditolak cinta sama Bagas.Ini yang Ibu Bagas ceritakan sama aku.
“Mau ya…… khan cuman dikenalin
aja..”ujarku penuh harap
“Kamu gak usah aneh-aneh ya..aku gak
mau..pokoknya aku marah kalau kamu kayak gitu” ucapnya setengah mengancam.
“ Dia, anak baik…pinter, pendiam, ini
baru susun skripsi.Pasti cocok sama kamu yang aneh.Gak bakal dia atur-atur
kamu, tak jamin (he..he..bergaransi..)..Dia pasti gak maem-macem”ucapku
berpromosi.
“ Sekali tidak, ya tidak..lagian aku
lebih suka dengan orang yang ngeyel
dan cerewet…” katanya beralasan
Lho,
selama ini khan gak suka diatur, mau semau gue.Dikenalin cewek penurut malah
gak mau.Benernya gimana sih…..Bingung aku.
“ Ya deh..ya,deh…Cuma dikenalin aja
gak mau.Dasar, nyebelin…”ucapku gusar
Aku
gak enak sama temanku karena udah bilang mau ke rumahnya dan keponakan yang mau
dikenalin udah diberitahu.Ya, dengan segala alasan, aku minta maaf sama temanku
karena tak berhasil mengajak Bagas ke rumahnya.
Ampun deh….Sebenarnya ada apa, Cuma
dikenalin aja gak mau…Kenapa aku jadi yang gusar ya?Mungkin aku juga termasuk
aneh ya…yang dikenalin aja tidak mau kok ya maksa….Maksudku, aku pengin dia
juga segera merasakan hidup berumahtangga.Pernah suatu kali ku tanya apakah dia
punya keinginan berumah tangga atau tidak.Jawabnya aja
ogah-ogahan..,”Entahlah…”…Duh..duh ..serba tidak jelas..Aku kok yang kelimpungan, padahal yang menjalani aja
santai.Ngapain coba kok repot?
Sebenarnya, jujur saja.Aku bingung
status kedekatanku sama Bagas.Teman atau apa?Ya, sebenarnya ya teman tapi tanpa
kusadari kok muncul rasa sayang yang menurutku lebih dari seorang teman.Apa
mungkin gara-gara aku berusaha jadi mak comblang itu ya?Jadi khan komunikasi
malah intensif dan aku tak punya beban apapun karena aku sudah berkeluarga.Pernah
suatu kali aku tiba-tiba nangis, ada rasa yang
menghentak-hentak.Kenapa?Tiba-tiba aku merasakan rindu yang sangat pada Bagas.Aneh,
padahal kita khan cuman sms-an aja, itu pun isinya ya normal-normal aja, yang
berkaitan dengan profesi.Lalu kenapa menangis?yang jelas aku bingung, mengapa
menjadi aneh begini?Aku tidak ingin berkhianat pada komitmen pernikahanku, tapi
aku juga tidak minta seperti orang aneh begini.Karena kita emang dekat maka aku
telepon Bagas sambil nangis-nangis.Bukannya dihibur gimana, aku malah dimarahin
abis.Dia bilang aku kayak orang gila pake nangis-nangis segala, ..sakit hati
dikatakan begitu.Kata-katanya masih terngiang di telingaku,”Mbok ya ingat sama anak dan suami,
ngapain kamu nangis-nangis gitu, kayak orang gila aja”
Aku juga tidak minta seperti ini.Apa aku
ini lagi puber?Entahlah…Biasanya khan puber tuh umur 50-an, lha aku aja belum
ada 40 tahun kok udah puber.Puber prematur kalee…Ya,
aku marah samaBagas karena ngatain aku gila dan kuputuskan tidak menghubungi
dia.Tapi itu cuma bertahan satu minggu.Saat dia sms lagi,
Lagi
ngapain, dinda?
Panggil aku dinda?Biasanya kalau panggil
seenak udelnya.
Tak balas.
Ngapain
sms segala, aku khan orang gila?
Balas lagi
jangan
marah ya, hariku sepi tanpa suaramu
Aku
lumer…dan berlanjut lagi.Alasan lain aku jadi mak comblang, biar aku juga tidak
kayak orang gila mikirin dia.Kalau dia menikah khan sibuk sama isterinya.
Suamiku pun tahu kalau aku sedang
menjadi mak comblang, Sebenarnya suami tidak komplain apapun sama aku tentang hubungan pertemananku sama Bagas.Tapi
suatu kali bilang begini..
“Ma…Bagas tuh suka sama kamu lho….” Ucap
suamiku sok tahu
“ Jangan sembarangan, Pa…Dia khan
temanku..” Jawabku pasti
“ Ma, aku ini laki-laki…jadi aku tahu
bagaimana sorot laki-laki yang menyukai wanita…”kata suamiku sok jadi ahli..
“ Emang kayak apa sorotnya, kayak mata
kucing?” jawabku seenaknya.
Mana
mungkin dia suka sama aku?,lha wong
aku aja pernah dikatakan gila karena aku nangis-nangis.Yang ini jelas tidak
kukatakan pada suamiku.Masak istrinya dikatakan gila, apa dia tidak malu
istrinya dibilang gila?Suamiku udah pernah ketemu dengan Bagas meski hanya
sekali.
“Terserah lho,Ma..Papa sudah ingetin.Papa tidak mau kejadian kayak Papa dulu
terulang..”
“Kejadian apa,to?” tanyaku penasaran
“Apa Mama lupa, Dulu khan Mama
nyomblangin Papa sama Tita khan?Kok sekarang Mama jadi istrinya Papa..khan
harusnya Tita?....kata suamiku ingetin kejadian 9 tahun lalu
“Jadi, Papa sebenarnya tidak cinta sama
Mama tapi sama Tita?” kataku setengah sewot
“Lho kok marah….jelek lho…..” Ucap
suamiku sambil mencolek daguku
“Biarin…..udah jelek kok ya mau…” ucapku
sambil manyunin bibir 5 sentimeter
“Jadi, sebenarnya Papa tidak suka sama
aku ya….?” Aku masih mencecar
“Ha..ha..ha…kenapa sih, Mama…ini…..Ya,
jelas to….Jawaban yang menggantung
“Jelas apanya, jelas kalau emang tidak
suka?”
“Ma,wajahmu lucu sekali kalau
begitu…….Apanya yang kurang jelas?Sejak pertama kali bertemu, Papa khan sudah
menyukai cewek imut-imut itu……
“Cewek imut-imut siapa?....sahutku
semakin penasaran
“Ah,Mama..masak gak tahu…cewek imut-imut
yang waktu itu sudah semester tujuh tapi tak kira masih SMA”
“Maksudnya, Mama?”
“ Lha, ya, siapa lagi to,
Ma…..Sebenarnya sejak ketemu pertama itu, Papa emang suka sama Mama, maka Papa
khan minta kenalan sama Mama….Ucap suamiku membuat pengakuan.Kalau yang ini,
aku belum pernah dengar.Selama sembilan tahun aku menikah dengannya, ya baru
sekarang mendengar pengakuannya.
“Ah, Papa pasti bohong…
“Buat apa bohong, Ma..Lalu untuk apa
Papa bilang sama Awan waktu itu.Buktinya Papa menikah dengan Mama.
“Papa tidak mau
kehilangan Mama..”ucapnya sambil memelukku erat.Kaget aku,
tumben-tumbenan.Suamiku khan sangat tidak romantis, Aneh aja…
“Papa ini kenapa, to…?”
“Ya, tidak apa-apa, khan sama istrinya..emang nggak boleh?”
Dengan
suami, aku tidak ada masalah apapun.Semuanya berjalan normal seperti
biasa.Mengurus dua anak yang cukup aktif,apalagi laki-laki semua.Meski tidak
romantis tetapi suamiku adalah family man
adalah orang yang cinta keluarga.Karena tidak bekerja pada instansi maka waktu
lebih longgar.Semenjak menikah, suamilah yang memasak untuk kami, masakannya
enak,aku aja kalah.Dan itu tidak menjadi masalah buatnya karena dia sudah
terbiasa memasak sejak menjadi mahasiswa di Yogyakarta.Ya, sebagai keluarga
memang harus saling mendukung.
………………………………………….***…………………………………………
Cewek pertama yang mau kukenalkan sama Bagas
sudah ditolak, tapi aku tidak menyerah.Aku merasa punya diberi mandat sama
ibunya.So, cari cara agar Bagas mau.Cewek kedua yang mau kukenalin sama Bagas
adalah salah seorang pengajar anakku.Dia masih muda, umurnya 25 tahun, cantik, dan lembut, Bu Safitri namanya. Aku
mengenalnya saat mengambil laporan hasil belajar anakku semester lalu.Bu Safitri sih tidak bilang apa-apa, hanya
kebetulan teman sekantornya, Reta, yang notabene teman kuliahku dulu bilang
kalau Bu Safitri mau dikenalin.Aku udah ditagih beberapa kali lewat sms, aku
bisa menghindar dengan katakan bahwa Bagas sedang ada pelatihan di
Jakarta.Namun saat mengambil hasil belajar anakku itu, aku sengaja dihadang
Reta untuk tanyakan itu.
“Nyah,
mana kandidatnya yang mau dikenalin sama Bu Fitri?” tanya Reta bersemangat
“Lho, aku khan udah bilang kalau dia
sedang di Jakarta dua minggu?” jawabku asal-asalan
“Lama banget..kamu tadi udah tahu
khan yang namanya Bu Safitri..Cantik khan?
“Iya, tadi aku tahu waktu ambil
laporan hasil belajar anakku…cantik dan lembut”
“ Benar khan, apa kataku….aku tidak
bohong….Kalau orangnya dah pulang segera hubungi aku ya..Jangan lupa lho…” Reta
tak kalah semangatnya sama aku menjadi mak comblang.
“ Yes, boss…..” kataku penuh kepastian
Sebenarnya
Bagas sih sudah pulang dari kemarin dan aku sudah ketemu dengannya.Tentang Bu
Safitri, aku juga udah bilang dengannya.Namun jawaban Bagas tidak berubah..
“Mas, sebenarnya kamu masih punya
keinginan untuk menikah atau tidak?”
“ Ya, tergantung situasi…” jawabnya
sekenanya
“Aku serius….”
“Aku lebih dari serius…”tak mau
kalah
“Aku sebenarnya mau kenalin kamu
sama seseorang.Dia cantik dan lembut, guru anakku.Ya, lebih baik aku terus
terang aja daripada aku bohong, malah kamu marah.Yang penting khan ketemu dulu,
masalah suka atau tidak khan terserah…”
“Tidak, aku bisa cari sendiri,tidak
perlu dikenal-dikenalin…”jawabnya agak sewot
“Mana buktinya?Sampai sekarang pun
kamu belum menikah juga..Please, mau ya…Cuma kenalan aja kok” ucapku
merajuk.Aku ingat janjiku pada Reta untuk mengenalkan dengan Bu Safitri.Kalau
tidak berhasil, bisa-bisa aku dimarahin abis sama Reta.
“Sekali tidak tetap tidak” jawabnya
tegas
“Iya, iya…tapi gak usah galak-galak gitu dong..”
“Lha kamu maksa terus….”
Pembicaraan
tentang perkenalan terpaksa kuhentikan.Jangan-jangan Bagas gak normal (hus,
ngawur…).Apa maksudnya gak normal?Apa dia tidak suka sama cewek?Itu yangperlu
kuselidiki lebih lanjut…(jadi detektif nih…seperti di serial Lima Sekawan yang
ku baca waktu SD).Ya..ya..Bagas sebenarnya memang agak misterius.Dia tidak
ingin kehidupan pribadinya diusik.Aku aja yang terjebak dalam situasi seperti
ini.Aku sebenarnya pengin menghindar darinya namun kok ya tidak bisa.Ibu Bagas
aja bingung kenapa kalau Bagas bicara sama aku bisa lama padahal kalau di rumah
bicara seperlunya aja.Apalagi kalau ditanya masalah pernikahan pasti diam
seribu bahasa.Maka ibu minta tolong sama aku karena tahu aku yang dekat dengan Bagas
saat ini.
Aku sampai curhat dengan temanku yang
ternyata punya adik yang punya sifat kayak Bagas.Adik temanku yang tidak mau
menikah ini akhirnya meninggal karena penyakit leukemia (Oh, tragis…).Temanku
bilang kalau orang seperti harus diberi tantangan tidak usah dikenal-kenalin,
dia merasa tersinggung.Kalau dia tidak mau ya udah berarti itu pilihannya.Ya,
ya…tentu ada hal yang tidak kuberitahukan padanya kenapa aku ngotot jadi mak
comblang.Karena makin lama aku terpikat pada Bagas. Entah kenapa, aku pun
bingung.Padahal, waktu pertama kali ketemu, sungguh, tak ada pikiran apapun.
Pertemuan terakhir dengannya sebenarnya
membuktikan sesuatu yang samar itu…..tiga puluh menit rasanya
berjam-jam.Kenapa? Perjalanan pulang bersama di bis sebulan lalu menyisakan
keruwetan di hati dan pikiranku.Duduk berdua dengan tangan bersilang di dada
semua..ha..ha..aneh..aneh….trus diem-dieman.Padahal kalau telepon bisa satu
jam,tapi hari itu, menjadi hari yang aneh bagiku…Kenapa aku harus pulang
bersamanya? Ha…ha..aku ingin lihat sorot matanya.Kayak apa sih..aku penasaran
aja…tapi ternyata kok begini…
“Kok diem aja kenapa?” tanyaku
karena udah tidak tahan diem terus
“Lha mau bicara apa?”
Pertanyaan
yang aneh.Khan ya banyak topik.Kenapa hari ini jadi kehabisan topik
pembicaraan?
“Kamu marah sama aku ya?”
“Marah?Kenapa marah?Emang kita ada
masalah?’ jawabnya datar tak mau melihatku
Diem
lagi…Bagaimana mau lihat sorot matanya.Dia aja tidak melihatku bahkan trus
pura-pura tidur lagi..Ya, ampun kok orang ini aneh banget.Perjalanan setengah
jam terasa lama.Ya terpaksa akulihat ke luar jendela.AC bis yang dingin tidak
bisa mendinginkan hatiku yang bergejolak
tak karuan, entah kenapa.Sementara Bagas bungkam bahkan aku sampai tujuan pun
minim kata.Ada apa sih…hari ini Bagasdan aku lucu sekali.Tapi ya udahlah, buat
apa dipikirkan.Apa dia grodi sama aku ya atau aku yang grogi sama dia? Grogi ?
Lebih aneh lagi….Tak tahulah…….Tapi aku jadi susah tidur mikirin kejadian hari
itu.
………………………………………….***…………………………………………
Haruskah
ini menjadi karma keduaku?Menikah lagi?Oh, tidak….Cukup sekali aku
menikah…..Hanya kematian yang memisahkan pernikahan kita…Ku ingat janji kami
waktu itu akan tetap setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang sampai
maut memisahkan…….
Apa kata dunia jika hal ini sampai
terjadi?Tapi,Bagas….kenapa bayangmu tak bisa lepas dari pelupuk mataku?Sungguh,
aku jadi kayak orang gila….jangan sampai aku masuk rumah sakit jiwa gara-gara
hal ini.Kasihan suami dan anak-anakku.I
love my husband, I love my family…..Bagas..Bagas, what you have done to me?
Apa memang ada ya karma seperti
ini?Mengapa kutebar rasa benci padanya
waktu itu?Samar-samar kudengar suara manja Vina Panduwinata dari lagu lawas Di Dadaku Ada Kamu yang akhir-akhir ini jadi
tembang kesukaanku.
“Di dadaku ada
senyummu, ada cintamu, ada hasratmu, ada kumismu,ada kupingmu
Di dalam
dadaku ada kamu…Semakin menggebu, ingin ku miliki semua yang ada di dirimu”