tag:blogger.com,1999:blog-69191938186273772312024-02-02T21:34:40.300+07:00IGI Kabupaten SemarangSitus Resmi Ikatan Guru Indonesia Kab. SemarangAdminhttp://www.blogger.com/profile/15688906491889220526noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-63132219128855379542021-07-06T17:16:00.001+07:002021-07-06T17:16:43.087+07:00SUDAHKAH MERDEKA BELAJAR ?<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidRzUsfovRNL995BlxsSqonjuu0r3wshE5LWwdsKan7FxPm9Ch87vYLjv3tc0HXvpAuEtSF4uhmLYGr46BLruIpBmg7F5DUAwPF7nXVgjAunDK28VqHTFU4ylmMnD50PHjcE0sRq8ASEdO/s564/1d006a9f60a11456b5650bc77a8d06dd.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="564" data-original-width="564" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidRzUsfovRNL995BlxsSqonjuu0r3wshE5LWwdsKan7FxPm9Ch87vYLjv3tc0HXvpAuEtSF4uhmLYGr46BLruIpBmg7F5DUAwPF7nXVgjAunDK28VqHTFU4ylmMnD50PHjcE0sRq8ASEdO/s320/1d006a9f60a11456b5650bc77a8d06dd.jpg" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Kebijakan MERDEKA BELAJAR yang
dicanangkan oleh Mas Menteri Nadiem pada tahun 2020 diteruskan pada periode
2021. Pada episode pertama ditetapkan empat pokok program kebijakan Merdeka
Belajar, diantaranya menghapus UN (Ujian Nasional), USBN (Ujian Sekolah
Bertandar Nasional), Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Episode kedua Merdeka Belajar yaitu
Kampus Merdeka. Pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan
tinggi, perguruan tinggi berbadan hukum, dan hak belajar 3 semester di luar
program studi. Sedangkan untuk episode ketiga, kementerian mengubah mekanisme
dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk tahun anggaran 2020. Sementara
epsidoe merdeka belajar yang ke empat yaitu Program Organisasi Penggerak (POP)
yang memberdayakan kelompok masyarakat dalam membangun sekolah penggerak. Guru
Penggerak adalah program merdeka belajar episode kelima, arah kebijakannya
berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada peserta didik secara holistik,
pelatihan yang mengembangkan kepemimpinan instruksional dengan pendekatan on
the job coaching oleh pelatih guru penggerak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Sedangkan untuk tahun 2021, Mas
Menteri menyampaikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Merdeka Belajar pada
delapan prioritas diantaranya : KIP Kuliah dan KIP Sekolah, Digitalisasi
sekolah, Prestasi dan penguatan karakter, Guru penggerak, Kurikulum baru,
Revitalisasi pendidikan vokasi, Kampus merdeka, dan Pemajuan kebudayaan dan
bahasa. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Sebagai pendidik, semua program yang
telah dicanangkan tentunya disikapi dengan positif dan mempercayai akan memberi
dampak yang baik bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dalam sebuah diskusi
disela memberi materi sosialsaisi tentang Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
terlontar kalimat; <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sudahkah kita sebagai
pendidik merdeka belajar? Sudahkah anak didik kita merdeka belajar ?</i>
Pertanyaan sederhana yang dapat kita pahami daripada memahami program-program
Kementerian tentang Merdeka Belajar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Ada tanggapan dari seorang peserta
sosialisasi di sebuah sekolah bahwa menjadi pendidik yang paling penting adalah
bagaimana yang dilakukannya itu berdampak positif bagi anak didiknya. Guru
lainnya menambahkan, yang paling penting gurunya dulu harus merdeka sebelum
memberi kemerdekaan belajar bagi anak didik. Bagaimana bisa memberikan
kemerdekaan belajar bagi anak didik kalau gurunya masih merasa terbelenggu
dengan hal-hal yang tidak substansi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Salah satu guru di sekolah lain,
dalam kegiatan yang sama juga menceritakan, bahwa selama ini beliau mengajar bahkan
dihari pertama masuk sudah langsung menyampaikan materi-materi yang telah
disusun dalam program semester. Saya menimpali, “jika demikian betapa stressnya
anak-anak ya, dihari pertama sudah menerima beban kejut.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Ketika saya, berada di grup-grup
online guru, salah satunya adalah grup mata pelajaran, yang saya lihat disana
selalu menanyakan sudah adakah modulnya, yang punya RPP dishare dong, yang
punya silabus ini itu, atau bahkan sampai ke minta soal-soal ulangannya. Saya
merasakan seakan tidak bisa mengajar jika tidak ada modul, tak akan bisa
mengajar jika tak ada RPP, bukannya RPP dibuat oleh guru itu sendiri karena pelaksananya bukan orang lain. Apalagi tentang meng<i style="mso-bidi-font-style: normal;">-copy</i> soal-soal ulangan, kalo itu hanya dijadikan rujukan sih tak
masalah, tetapi yang menjadi masalah kalo soal hasil <i style="mso-bidi-font-style: normal;">copy</i> itu diujikan kepada anak didiknya, yang tentunya memiliki
karakter dan kemampuan yang berbeda dengan anak didik yang membuat soal. Belum lagi kalo mau ujian harus membagikan kisi-kisi ujian, yang fatalnya lagi, mau ujian soalnya ya dibagikan sekalian agar nilai anak-anaknya bagus semua (dilihat oleh guru lain).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sebagian pendidik masih menganggap
akhir dari pendidikan di ruang-ruang kelas adalah sebuah <b>nilai berupa angka</b>,
yang menandakaan kualitas dan keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut.
Hal ini adalah miskonsepsi yang harus dipecahkan agar kita dan anak didik kita
tidak menganggap mereka belajar adalah untuk tujuan nilai tersebut. Pendidik
harus mampu meyakinkan bahwa sejatinya belajar adalah proses yang panjang dan
tak akan pernah berhenti hanya pada titik pemberian nilai saja. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Narasi Merdeka Belajar dengan
komponen program-program yang spektakuler yang telah diluncurkan, jika belum
mampu merubah miskonsepsi mendasar tentang arti kemerdekaan itu sendiri,
alhasil belum memberikan dampak secara kuat pada pondasi pendidikan di
Indonesia. Kajadian yang akan terus berulang dengan program-program pemerintah
dengan mata anggaran dari APBN yang tidak sedikit, hanya mampu menyentuh
permukaan dari filosofis pendidikaan yang diletakkan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara, belum sampai kepada inti kemerdekaan itu sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Jika pendidik belum mampu
memerdekakan diri sendiri, selalu mengalami proses menunggu perubahan tanpa mau
merubah diri sendiri, jika masih takut berubah karena tidak tahu kondisi masa
depan, jika masih orientasi keberhasilan belajar adalah berupa angka-angka
nilai, jika masih sibuk mengurusi adminstrasi pembelajaran yang lengkap dan
bagus tanpa memberikan layanan terbaik untuk anak didiknya, jika masih mendidik
agar menyenagkan orang tua dan kepala sekolah saja, jika masih terjerat beban
administrasi, jika masih beranggapan belajar untuk mencari pekerjaan, jika guru masih
berperan sentral dalam proses belajar anak, apalagi pendidik hanya memaknai profesinya sebagai sebuah pekerjaan dengan menjalankan pekerjaanya dan menunggu hasil gaji. Maka program Merdeka Belajar yang
spektakuler tadi hanya akan berlalu saja tanpa membekas secara substansial. Karena
kemerdekaan belajar itu terjadi dan diukur dalam ruang-ruang kelas ketika
proses interaksi antara pendidik dan anak didik melakukan kegiatan belajar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Kenyataan dunia disegala lini yang
semakin kapitalistik, termasuk dalam dunia pendidikan, akan menjadi ancaman
jika proses pendidikan hanya menyiapkan generasi penerus bangsa untuk
diproduksi menjadi tenaga kerja siap pakai, ibarat robot yang sedang diprogram
untuk menjalankan perintah-perintah algoritma.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Bagaimana pendidikan tidak ikut terjebak pada kapitalisasi, agar peserta
didik mampu beradaptasi, tidak melulu pada persoalan keterampilan siap kerja,
tetapi juga yang memiliki pengetahuan logis dan analitis untuk menghadapi dunia
yang ambiguitis dan kompleks.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Maka, peran pendidik sangatlah
sentral dalam memaknai kemerdekaan belajar,<b> mengubah pola pikir </b>adalah hal
pertama yang harus dilakukan. Pola pikir bahwa pendidik menjadi satu-satunya dalam
mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan sudah tidak relevan lagi, tetapi peran
pendidik tetaplah penting dalam proses belajar mengajar di sekolah sebagai fasilitator dan motivator. Agar anak
didik kita merasa merdeka dalam belajar, maka para pendidik harus merdeka
dahulu sebelum dan saat mengajar. Pendidikan yang memerdekakan pendidik agar setiap anak didiknya memilih menjadi apa saja sesuai potensi, bakat, dan talenta terbaiknya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">bahan bacaan : <a href="https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/06/065358771/mendikbud-nadiem-8-program-prioritas-merdeka-belajar-di-tahun-2021?page=all" style="text-align: left; text-indent: 36pt;"><span lang="IN">https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/06/065358771/mendikbud-nadiem-8-program-prioritas-merdeka-belajar-di-tahun-2021?page=all</span></a></p><p class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;"> <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;"><br /></p>Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-66609816320469013822021-07-05T07:26:00.001+07:002021-07-05T07:26:15.647+07:00PENCIPTAAN LINGKUNGAN BELAJAR POSITIF ETIS<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLqAyjM5fihL5G-wohg8xfolAv4AcYEDHU7BnyGfxvQnCTOCA7XP_F7w-thqUAgEXJD9bViqAVyB2OQazMQd0mjrSJoIHGDq0yISbmzMA56bsAYmlkjyXGR3BKZW1e3vjdgMu4P3p881XQ/s360/01afaf5cfb0ab97f0be7540359d9a34d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="360" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLqAyjM5fihL5G-wohg8xfolAv4AcYEDHU7BnyGfxvQnCTOCA7XP_F7w-thqUAgEXJD9bViqAVyB2OQazMQd0mjrSJoIHGDq0yISbmzMA56bsAYmlkjyXGR3BKZW1e3vjdgMu4P3p881XQ/s320/01afaf5cfb0ab97f0be7540359d9a34d.jpg" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Arti
kata sekolah<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pernah
tidak terpikirkan oleh kita tentang asal usul kata sekolah didapat dari mana? </span><span lang="EN-US">Secara etimologi, istilah sekolah dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa latin, yaitu <i>schola</i> yang secara harfiah bermakna
“waktu lapang” atau “waktu senggang”. Bahasa Inggris mengadopsi <i>schola </i>menjadi
school.</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="mso-ansi-language: IN;">D</span><span lang="EN-US">ahulu, orang Yunani dalam
mengisi waktu luang mereka dengan cara mengunjungi sesuatu tempat atau
seseorang yang bijaksana untuk bertanya atau mempelajari hal-hal
maupun perkara yang mereka rasa perlu diketahui. Mereka menyebut kegiatan
itu dengan istilah <i>scola, skhole, scolae</i> atau <i>schola</i>. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="mso-ansi-language: IN;">Ditempat itulah anak-anak mengisi waktu luang
mereka, anak-anak boleh bermain, belajar atau berlatih melakukan sesuatu apa
saja yang mereka senangi untuk dipelajari sampai saatnya mereka kembali ke
rumah menjalankan kehidupan pada lazimnya. Dari sini kita bisa memahami bahwa
sekolah adalah tempat mengisi waktu luang anak-anak setelah menjalankan
kehidupan lazim di rumahnya. Ditempat<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> scola</i>
anak-anak bermain, berlajar dan berlatih sebagai hiburan jeda kegiatan rutin di
rumah. Sekolah adalah tempat mengembangkan bakat, minat, rasa “ceria” untuk
belajar, menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan berasa
bebas untuk menjadi manusia yang diinginkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Menilik
sekolah saat ini, terdapat jawaban dari seorang anak bahwa apa yang dipikirkan
saat mendengar kata sekolah, tak disangka anak tersebut menjawab sekolah adalah
penjara. Hal ini bukan berarti kita dapat menggeneralisasi jawaban anak
tersebut, tetapi menjadi pijakan berpikir kita, jangan-jangan kita telah
berperan menciptakan image sekolah menjadi sebuah tempat yang menakutkan,
tempat yang memenjara keinginan anak-anak, tempat mengurung bakat dan minat
mereka, sehingga tidak muncul dan berkembang potensi dan talentanya. Sekolah menjadi
tempat pemaksaan untuk mengikuti kurikulum tertentu secara rigid, yang akhirnya
bisa menimbulkan “kebencian” dan kebosanan untuk belajar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Mengadopsi prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="mso-ansi-language: IN;">Kita mengenal sistem pendidikan terbaik di dunia
seperti negara Finlandia. Uniknya Finlandia tidak mengenal tokoh pendidikan Indonesia
Ki Hajar Dewantara, tetapi nilai-nilai ajarannya sangatlah mirip seperti apa
yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Salah satu contoh ajaran beliau yaitu “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">J<span style="mso-bidi-font-style: italic;">angan
menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan
bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus
menjadi perhatian dan diakomodasi.</span></i>”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Ki Hadjar
Dewantara berpendapat dalam bukunya “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Anak-anak
tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik
‘mengubah padi menjadi jagung’, atau sebaliknya.</i>” Sebuah konsep yang sama,
diterapkan di Finlandia maupun negara maju lainnya, menganggap standarisasi kaku
dan berlebihan merupakan musuh kreativitas. Bahwa pendidikan seharusnya
menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar selamat, bahagia, dan bermanfaat
bagi sesama. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Ajaran beliau
yang lain yaitu “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bermain adalah tuntutan
jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani.”</i> Maka saya
mengartikan pendidikan selalu menekankan bahwa anak-anak harus bermain. Contoh kecil
saja sebuah praktik sederhana di Finlandia, anak-anak tidak pernah diberi PR,
mereka harus menjadi anak, menjadi remaja, untuk menikmati hidup. Kodrat anak
adalah bermain, maka pendidikan harus menyenangkan. Kegiatan bermain akan
memantik abstract thinking, problem solving, juga mengajarkan kepada anak-anak
untuk mencari strategi dan akhirnya pembelajaran aktif (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">active learning</i>) dengan sendirinya berjalan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Menurut Ki Hajar
Dewantara pandangan filosofis pendidikan seperti filosofis padi, bahwa padi
merupakan hasil dari bagian suatu kebudayaan, baik secara adab maupun barang
yang dihasilkannya. Menurut beliau pertumbuhan padi ditentukan oleh perlakuan
petani yang mengolah lahan dan menjaga tumbuhnya padi sampai dapat dipanen. Petani
memiliki usaha, berinovasi, daya dan upaya, untuk menjaga kelansgungan padi
tumbuh dan menghasilkan. Layaknya sebuah sistem pendidikan, guru yang
menyebarkan benih padi, tidak bisa memaksakan tanaman padi menjadi tanaman
lainnya. Juga tidak boleh membedakan dari mana asal benih padi, pupuk, dan hal
lainnya. Semua memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang, demikian
dengan anak-anak tumbuh berkembang menjadi anak yang cerdas atas kemauannya
sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Pendidikan adalah
persemaian benih-benih talenta dan kebudayaan melalui penciptaan ekosistem yang
menyenangkan, aman, dan kondusif. Mengajarkan sesuatu sesuai kebutuhan anak, rekognisi
passion dan bakat yang beragam dari anak. Hal- inilah yang hilang dari sistem
pendidikan kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span lang="EN-US">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bebas dari segala ikatan,
dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta sesuatu hak,
melainkan untuk berhamba pada sang anak</i>.”</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Student centered</span></i><span style="mso-ansi-language: IN;"> yang menjadi point</span> <span style="mso-ansi-language: IN;">kurikulum
dalam pendidikan sekarang ternyata sudah disampaikan oleh </span><span lang="EN-US">Ki Hajar</span><span style="mso-ansi-language: IN;"> puluhan tahun
lalu</span><span lang="EN-US">. Istilah yang </span><span style="mso-ansi-language: IN;">B</span><span lang="EN-US">eliau pergunakan adalah "berhamba pada sang
anak," <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Metode Among, tercermin di
semboyan Tut Wuri Handayani, adalah metode yang berhamba pada sang anak. Bapak
Pendidikan kita sejak tahun 1922 sudah mengenalkan dan mengajarkan kita</span><span style="mso-ansi-language: IN;"> bangsa Indonesia tentang</span><span lang="EN-US">
filosofi pendidikan yang berpusat pada </span><span style="mso-ansi-language: IN;">peserta didik</span><span lang="EN-US">. Hal seharusnya tidak asing bagi
semua pemangku kepentingan pendidikan </span><span style="mso-ansi-language: IN;">di </span><span lang="EN-US">Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Sebagai seorang pendidik harus mampu
meberi tuntunan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak secara budi melalui
rasa, cipta, karsa, dan pekertinya, sesuai dengan kodrat anak. Beliau menghantarkan
anak tidak hanya bertumpu pada ketajaman pikiran, kehalusan rasa, dan kekuatan
kemauan, tetapi juga pada kebijaksanaan. Hal ini mengandung arti bawah
pendidikan tidak hanya penekanan pikiran saja tanpa melihat lingkungan sosial
anak. Pendidikan yang mengeksplorasi DNA genetik manusia, yakni kemampuan
beradaptasi, berimajinasi, dan berkolaborasi secara luas. Hal inilah yang
harusnya dikembangkan dalam pendidikan, agar anak mampu tumbuh kembang sesuai
dengan perkembangan usia dan mentalnya, menuju kepada talenta dan versi terbaik
menurut anak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Ekosistem belajar yang berpusat pada manusia<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US">Manusia itu beragam, sehingga lingkungan belajar perlu diciptakan
untuk mewadahi keberagaman itu.</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US">Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (<a href="https://www.suara.com/tag/kemendikbud"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-weight: bold; text-decoration: none; text-underline: none;">Kemendikbud</span></a>)
menyatakan </span><span style="mso-ansi-language: IN;">telah </span><span lang="EN-US">komitmennya untuk memajukan <a href="https://www.suara.com/tag/ekosistem-pendidikan"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-weight: bold; text-decoration: none; text-underline: none;">ekosistem
pendidikan</span></a> di Indonesia dengan melahirkan agen-agen perubahan
yang berpusat kepada </span><span style="mso-ansi-language: IN;">peserta didik. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ekosistem
sekolah merepresentasikan kehidupan nyata dimana siswa dapat mempelajari
keterampilan hidup yang relevan. Sementara teknologi virtual digunakan untuk
mendukung pembelajaran di dunia nyata, sehingga siswa mampu menemukan referensi
yang lebih banyak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">`Bisa jadi
sekolah itu ibarat hutan, sebuah ruang terbuka dengan segala kondisi dan sisi
didalamnya. Anak berinteraksi langsung dengan alam, merasakan kondisi alam
dengan seluruh indera mereka. </span><span lang="EN-US">Hutan dapat mengasah
indera. Saat keluar, coba rasakan, dengarkan, dan cium baunya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Sekolah seperti
bengkel, tempat dimana peserta didik dapat menemukan insting penemuan, membuat,
membangun, dan menciptakan sesuatu. Sebuah sekolah seharunya menjadi t</span><span lang="EN-US">empat dimana </span><span style="mso-ansi-language: IN;">peserta didik</span><span lang="EN-US"> dapat menemukan insting penemuan, membuat, membangun, dan
menciptakan sesuatu dengan senang</span><span style="mso-ansi-language: IN;"> dan
gembira. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Sekolah juga
bisa seperti dapur, dimana para peserta didik dapat mencoba berbagai resep, melakukan
eksperimen, tidak takut gagal, menjalani proses belajar dengan antusias dengan proses
berulang aksi-antisipasi-refleksi. Peserta didik tertantang untuk bereksperimen
tidak takut gagal, dan ingin melakukan lagi dan lagi dengan kondisi yang
fleksibel.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Bahkan sekolah
laksana studi musik, yang didalamnya terdapat harmoni indah, alunan yang yang
merdu dari berbagai sumber alat musik yang berkolaborasi, terdapat usaha, ketekunan,
daya juang dengan passion untuk meraih masa depan yang lebih baik. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">Penciptaan ekosistem
belajar baik fisik maupun non fisik yang mampu memberi layanan sesuai kebutuhan
peserta didik, sehingga mampu memantik talenta terbaiknya dengan segala potensi
yang mendukung didalam sekolah. Sekolah laksana taman, peserta didik merasa
nyaman, merasa betah, merasa sedang berada di rumahnya, merasa sedang berada di
dunianya, bukan tempat yang membosankan, mengerikan, bahkan dianggap sebagai
penjara.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="mso-ansi-language: IN;">bahan bacaan :</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><a href="https://www.aswajadewata.com/konsep-merdeka-belajar-ki-hajar-dewantara/2019/" target="_blank">https://www.aswajadewata.com/konsep-merdeka-belajar-ki-hajar-dewantara/2019/</a>,.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-size: 11pt; text-align: left;">https://www.kompasiana.com/iwansyahril/5ae9d72816835f7afb296792/menuju-sistem-pendidikan-yang-berhamba-pada-sang-anak </span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">paparan materi workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan, Novi Poespita Chandra, PhD </span></p>Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-69829431643091512512019-08-28T22:37:00.002+07:002019-08-28T22:37:28.888+07:00HAI SENJA...<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">...................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lihat bidadari kecilku
yang sudah mulai bersahabat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walau terkadang masih
muram dikala sepi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah warnamu bisa
menghias ceria gadis kecilku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah semburatmu bisa
merengkuh sedih laranya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jikalau jinggamu melebur
sendu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Biarkan bahagia untuk
putri jelitaku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">................................<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terkadang aku harus lupa
sejenak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk tak mengenal
sifatmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terkadang aku harus
kecewa sejenak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk yang sudah
kurasakan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terkadang aku harus marah
sejenak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk meluapkan isi
hatiku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sapamu selalu kunanti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walau tak kunjung jua,
aku pun mengerti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semua ada pastinya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sedangkan kau dan aku
.... karena kau pun ada kalanya <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika ku berlari
menjauh, apakah kau akan berlari mendekat?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak .... Karena
semburatmu akan pudar oleh hembusan angin malam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika dada terasa
sempit, kepala terasa terhimpit <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah sendumu akan
membuatku semakin terjepit?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setiap hembusan nafas
yang berat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah pesonamu mampu
membuyarkan yang berkarat?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sinarmu yang sendu seakan
membawa rindu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sayang .... sebentar lagi
terselimuti gelapnya malam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lihatlah disana, celupan
biasmu mewarnai semesta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang seakan memintaku
untuk selalu bersyukur pada-Nya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terkadang lelah
menghampiri, dikala redupmu mulai menguncup<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seharusnya saat itu
segera ambil wudhu untuk segera bersujud<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hai senja <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kenapa juga aku menulis
tentangmu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bukankah kau adalah
ciptaan-Nya yang menandakan setiap insan untuk bersegera tunduk pada-Nya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">......................................<o:p></o:p></span></div>
Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-56193037298869046652019-08-28T22:36:00.003+07:002019-08-28T22:36:45.970+07:00Senjanya Ibu <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>.......</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berlari terengah-engah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari sudut kampung senja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bermain hilangkan lelah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bersama kawan beranjak
remaja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengejar suara azan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Langkah sandal saling
mengejar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menuju tempat ternyaman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Disanalah wajah Ibu
berbinar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ibu didepan pintu menanti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Senyum ikhlas
menyambut buah hati<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tanpa kata terus berlari<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ambil sarung, kalungkan
sajadah, menghadap Illahi<o:p></o:p></span></div>
Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-26229256023202191492017-11-05T07:59:00.002+07:002017-11-05T07:59:22.499+07:00MENGAPA PILIH SAGUSAKU IGI??? 1. Coach Sagusaku gratis tidak perlu dibayar<br />
<br />
2. Coach siap bantu dari melatih hingga membimbing sampai jadi buku<br />
<br />
3. Setelah naskah buku selesai, segera kirim ke IGMP, kami lakukan pracetak (desain cover, lay out,ISBN, dan editing..GRATIS)<br />
<br />
4. Setelah buku terbit, IGMP siap memasarkan buku dalam bentuk buku dan digital book/ e-book (jadi bagi yang tidak sempat beli buku, bisa baca via digital).<br />
<br />
5. Buku dibantu pemasaran melalui roadshow sagusaku seluruh Indonesia, event nasional dan internasional, bedah buku antarpeserta sagusaku seluruh Indonesia.<br />
<br />
6. Temu penulis nasional (alumni sagusaku)<br />
<br />
7. Penulis best seller akan gratis cetak 100 eks.<br />
<br />
8. Alumni sagusaku berkesempatan menjadi coach ke seluruh Indonesia.<br />
<br />
9. Guru Alumni Sagusaku, tak kan pernah berhenti berkarya, tak kan pernah merengek minta tunjangan, karena saku sudah terisi dari keuntungan jual buku.<br />
<br />
10. Sagusaku tak perlu menunggu dipinang penerbit mayor, karena kita sudah punya pasar sendiri.<br />
<br />
Tidak ada yang tidak mungkin. Hayoo manfaatkan sisa umur kita untuk berkarya dan membuat harum keluarga.<br />
<br />
Salam Literasi<br />
#Tingkatkan Kompetensi, Raih Berjuta Prestasi#<br />
<br />
Noerbad<br />
Ketum IGMP B.Indonesia PusatAdminhttp://www.blogger.com/profile/15688906491889220526noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-41559595225038891122016-09-16T20:54:00.000+07:002016-09-16T22:59:03.503+07:00SANG JUARA DARI KABUPATEN SEMARANG<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Aris Kukuh Prasetyo, S.Pd.</b> seorang guru muda kelahiran Blora, 19 April 1984 ini sehari-hari bertugas sebagai seorang pendidik di SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebelumnya, ia pernah ditugaskan di SDN Penawangan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, yang merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten Semarang. Tapi dengan kegigihannya dia menjadi pribadi yang kuat dan kreatif dengan segala keterbatasannya. Sosoknya yang sederhana begitu menginspirasi bagi guru-guru yang lain. Dia aktif mengikuti lomba-lomba guru baik di tingkat provinsi maupun nasional. Hebatnya, setiap mengikuti lomba dia selalu memborong predikat juara. Memang benar kalau Pak Anies pernah mengatakan "Guru Mulia karena Karya". Pada tahun 2015 kemarin dia berhasil menyabet Juara II Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional yang diadakan tiap tahun oleh Kemendikbud.Dia berhasil berjabat tangan dengan orang nomor 1 di negeri ini yaitu Pak Presiden Jokowi dan Pak Menteri Kemdikbud Anies Baswedan untuk menerima penghargaan dan hadiah.</div>
</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLLyHBc0mQ7A92HNSdN0PZkQOHjnzPh6RURCriVU4YWu3Su7soLM5mi4-wg9Y9cNCzYkIlcyRplaGWoS-J-t3jlG2-KSJJmNvN_m2YwjbGkQvdjbBTiAxKpSI8ARAlwmefipwupamiSjQ/s1600/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLLyHBc0mQ7A92HNSdN0PZkQOHjnzPh6RURCriVU4YWu3Su7soLM5mi4-wg9Y9cNCzYkIlcyRplaGWoS-J-t3jlG2-KSJJmNvN_m2YwjbGkQvdjbBTiAxKpSI8ARAlwmefipwupamiSjQ/s320/Untitled-1.jpg" width="320" /></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kreatifitas guru muda ini seakan tak pernah ada habisnya. Tahun 2016 ini dia masuk nominasi lomba Ki Hajar Dewantara Award Tingkat Asia Tenggara. Selain itu, dia juga meraih juara I Lomba Karya Ilmiah (LKI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhju2CCrXHbUPCv9F9lpj8_IY8powCQYtlQtQgWs2YkJ3Ua8nse0vyL516srYD6ZzFAePYse7z9TfB1QH7BwQ4Z-F0_4wEM-ucaHAsz1f3hOn1m0jtgrlS8_oz3u7qi38aj6E3LweLAm3U/s1600/14117746_10206903821584193_9079931231286477823_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhju2CCrXHbUPCv9F9lpj8_IY8powCQYtlQtQgWs2YkJ3Ua8nse0vyL516srYD6ZzFAePYse7z9TfB1QH7BwQ4Z-F0_4wEM-ucaHAsz1f3hOn1m0jtgrlS8_oz3u7qi38aj6E3LweLAm3U/s320/14117746_10206903821584193_9079931231286477823_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang prestasi yang membanggakan bagi insan pendidikan manakala bisa berkarya dan meraih Juara dalam setiap perlombaan. Ternyata, perjuangan guru muda ini untuk menambah trophi tak berhenti disini saja. Dia meraih Juara I Anugrah Konstitusi Tingkat Nasional mewakili Provinsi Jawa Tengah. </div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwMt8DLau0S4kOtEmJsoMaoR_QROK75esr0UvTiiZyw5i_AjSAlnTmFMA56Ah_LTZiK8kZPkZZPewRiXNiZIwHcrPVlvovg5-x-Dc5UMf6lgi7dp3K8pWZOfDtD0SoCpa9IkrLg7hmbds/s1600/14344894_1454763161217440_5192211912302995293_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwMt8DLau0S4kOtEmJsoMaoR_QROK75esr0UvTiiZyw5i_AjSAlnTmFMA56Ah_LTZiK8kZPkZZPewRiXNiZIwHcrPVlvovg5-x-Dc5UMf6lgi7dp3K8pWZOfDtD0SoCpa9IkrLg7hmbds/s320/14344894_1454763161217440_5192211912302995293_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sela-sela kesibukannya menjalankan tugas sebagai seorang guru, dia juga aktif dalam organisasi profesi guru. Dia salah satu pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Semarang. Harapannya melalui IGI dia bisa mengajak guru-guru yang lain untuk meningkatkan kompetensinya dengan <i><b>"Sharing and Growing Together". </b></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2M_oa_UcD27mCcKSdKG7jVg3V-Uhwlnn2RSf4812kmmVM1YJPhDcpanQqMzwel0Cl4cCEDAsihRigyfZ_5-M2-LChZZ1mJlS5NjuQPJtrtT1sWLQM4N3iwTMCXCF76j642GFD1lYkKmo/s1600/13240058_10206284662825611_6069419136333557635_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
<br />EKA YUDHA ARDIYANTOhttp://www.blogger.com/profile/05767706337547320817noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-60118523921280285462016-07-19T13:06:00.002+07:002016-12-27T20:17:37.814+07:00SENJA DI MUSEUM KERETA API<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs8CWvRKoulGwCU5ofD6yLFSqMXhcR5ij_vtSfHRdv5RYDhxjKrx5wIlG_HkVrDWcqco_G85_T_CCQERL74q9bPTydw7E3Gp49u_q08ZindfbFre6DKoY4AtH-PZ3yNQMqguiWBHT-gHV0/s1600/KA.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs8CWvRKoulGwCU5ofD6yLFSqMXhcR5ij_vtSfHRdv5RYDhxjKrx5wIlG_HkVrDWcqco_G85_T_CCQERL74q9bPTydw7E3Gp49u_q08ZindfbFre6DKoY4AtH-PZ3yNQMqguiWBHT-gHV0/s200/KA.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-size: 13.5pt;">Semburat
merah terlihat di langit nan indah. Angin sore berhembus begitu lembut
menyentuh tulang-tulang rusuk. Sayup-sayup terdengar celoteh bocah-cocah mungil
nan lucu yang berlarian ke sana ke mari dengan riangnya. Tak
habis-habisnya senyum manis mengembang di bibir penuh keceriaan. <o:p></o:p></span><o:p></o:p><br />
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> Seperti biasanya, Jihan berkumpul dengan teman sebayanya
untuk bermain bersama. Kadangkala main loncatan, petak umpet, bekelan,
jamuran dan nyanyi dolanan. Ada si Rokhayah yang gemuk tapi lucu abis, Tini
yang centil namun perasa, Erna yang sok pinter dan pedenya kelewatan, ada juga
Ipah yang cerewet abis. Mereka memang unik. Namun, justru perbedaan dan
keunikan yang ada tadi menambah aroma persahabatan terasa begitu kental.
Sekental susu kental manis kali ya? Mereka bagaikan satu keluarga yang utuh.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Main jamuran, yuuk?” suara Jihan memecah kesunyian. Kontan semua
teman sebayanya yang sudah ngumpul di halaman Mbah Parmi nan luas dan asri
menganggukkan kepala tanda setuju. Permainan dan lagu jamuran kali ini
berlangsung sangat meriah. Bersahut-sahutan sambil berjalan melingkar. Tak
pernah lepas senyuman di sepanjang permainan nan menyenangkan.
Namun, ada lagi kejadian asyik yaitu<span class="apple-converted-space"> </span><i>nembang</i><span class="apple-converted-space"> </span>bersama selepas bermain. Seakan baru<span class="apple-converted-space"> </span><i>show</i><span class="apple-converted-space"> </span>di arena konser anak-anak, mereka
menyuguhkan kebolehannya bernyanyi dengan tampilan yang super prima. Wow,
keren, tidak kalah dengan ajang Indonesia Mencari Bakat ( IMB) versi Trans TV,
sedangkan lagu yang mereka pilih adalah Sepuran</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">“ Sinten numpak sepur lunga nyang Kediri</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Wong niki sepur dhur bayare setali</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Sapa trima nggonceng konangan kondektur</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Yen didhendha kenceng napa boten kojur</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Sinten numpak sepur lunga dhateng Nganjuk</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">Sinten pingin dhuwur aja seneng umuk”</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Tembang dolanan tersebut sangat popular di masa kecil Jihan.
Hampir semua anak sangat menikmati dan menyukainya. Di jalan, di sawah, di
sekolah dan di mana-mana enak untuk didendangkan oleh berbagai kalangan
masyarakat. Lagu yang sederhana banyak disukai oleh masyarakat Jawa. Walau
berbau jenaka nan sederhana, sesungguhnya ada pesan moral yang baik. Pas sekali
dengan teori perkembangan untuk anak-anak, agar pesannya nyambung,<span class="apple-converted-space"> </span><i>inhern in the heart.</i></span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Tidak terasa semua berjalan begitu cepat, waktupun beranjak senja,
akhirnya, saat maghrib pun tiba juga, suara adzan berkumandang nan merdu,
memanggil jamaah untuk sejenak menghadap Rabb, Sang Khaliq, Penguasa jagad
raya. Hingga akhirnya mereka berhamburan dan pulang ke rumah masing-masing.
Masa kecil di desa memang penuh kenangan. Selain menghabiskan waktu dengan
bermain, Jihan juga belajar mengaji dan hafalan Al-Qur-an di desanya yang kuat
keagamaannya. Kadangkala, belajar hafalan diselingi lagu-lagu macapat. Dari
pamannyalah, Jihan akhirnya dapat menghafalkan semua jenis tembang macapat dan
pernah mendapatkan beberapa kejuaraan nyanyi Jawa. Masa kecil memang penuh
kenangan yang indah, lucu, bahagia, kesal menjadi satu, yang semuanya tidak
mungkin dapat dilupakan selamanya. Kenangan masa kecil telah terukir di hati
sanubarinya sampai kapanpun.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Hai…ngapain kamu bengong di sini! nunggu siapa, cowokmu ya?”
Sipah tiba-tiba muncul di depan Jihan yang sedang duduk terpaku di terminal
Ambarawa. Lamunannya di masa kecil buyar seketika.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Kau Pah, mengapa kau juga di sini?</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Iya, aku sudah dari tadi kok di terminal ini.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Aku lagi nunggu teman kita dulu, Si Tini, masih ingat kan? dia
mau ke rumahku, tapi kutunggu dari tadi kok belum nongol juga,” kata Jihan
sambil memencet-mencet telepon genggamnya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Terik mentari pas di atas kepala, Jihan manyun ditemani Ipah,
teman masa kecilnya, sambil terus memandangi lalu
lalang kota Ambarawa di siang itu nan ramai dan semrawut. Entah sudah berapa
banyak bus, truk, sepeda motor yang melintas di jalan utama Ambarawa tersebut.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Berjam-jam mereka menghabiskan waktunya untuk menunggu
temannya, tapi sia-sia. Harapan Jihan sirna untuk bisa bertemu Tini,
sahabat karibnya. Ia ingin sekadar melepas kangen setelah bertahun-tahun tak
bertemu. Selain itu ia ingin menghilangkan penat dan rasa bosan yang menderanya
akhir-akhir ini. Banyak masalah yang berkecamuk di dalam dadanya. Ingin sekali
dia menumpahkan semua uneg-unegnya saat itu. Namun, sahabatnya tak
jua datang. Jihan jadi resah dan gelisah. Kegelisahannya sudah sampai
pada titik kulminasi atau klimak.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Kepada siapa lagi aku berkeluh? Rumput yang bergoyangkah? Awan
yang berarak di langitkah? Ataukah pada bebatuan hitam yang membisu?” guman
lirih Jihan. Semua itu membuat hatinya terasa makin remuk redam.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Aduuh, Han, kok masih bengong kan sudah ada aku di sisimu,” suara
Ipah sambil menggelitiki pinggang Jihan.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Ah, kamu itu bikin aku geli, Nih rasain, balasan
untuk orang yang suka goda orang lain,” Jihan mencubit pipi Ipah.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Sudah
terbiasa dengan perilaku sahabatnya itu, keduanya kemudian tertawa lepas.
Melepaskan beban-beban berat yang dirasakannya selama ini. Rasanya senang
sekali, dadanya yang sesak kini terasa plong,</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Ipah, kamu memangnya dari mana?” pertanyaan Jihan meluncur dari
bibir tipisnya. Yang ditanya hanya cengar cengir menimbulkan rasa penasaran.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Hayo tebak kawan, aku dari mana?”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “Lho,
gimana ini ditanya malah ganti nanya, memang jeruk makan jeruk apa?“
“Oke, aku akan menjawabnya kawan, tapi bagaimana kalau kita ke Museum
Kereta Api Ambarawa saja sekalian mengusir gundahmu dan mencari udara segar?”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Tapi kalau
Tini datang bagaimana?”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Ah,
gampang, kan dia pasti telepon kamu,” kata Ipah sambil menggadeng Jihan.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Keduanya
setuju dan segera meluncur ke lokasi yang terletak tidak jauh dari pusat kota
Ambarawa.Tiba di lokasi, tepat di pintu masuk mereka menikmati pemandangan yang
ada. Di sana terlihat koleksi utama museum berupa 21 loko uap yang diletakkan
di tempat terbuka, menyebar di bawah rimbunnya pepohonan yang menghijau. Sejuk
dan segar memancar dari rimbunnya pepohonan yang tertata rapi.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Ayo, Jihan jalan sini, malah bengong di situ, memang
ada masalah apa dari tadi wajahmu kok muram</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Di mana keceriaan yang menjadi<span class="apple-converted-space"> </span><i>trade
markmu</i><span class="apple-converted-space"> </span>kau simpan, di Rawa
pening atau di Gunung Telomoyo?”Lagi-lagi Jihan mencubit lengan sahabatnya itu
sambil berjalan menikmati rumput-rumput hijau yang seakan mengucapkan selamat
datang pada mereka berdua.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Tidak bengong kawan, aku baru memikirkan tentang keperkasaan
kereta api itu di masa lalu, saat itu kereta api memegang peranan penting dalam
perhubungan dan peperangan. Lihat dan perhatikan si hitam legam itu! Sudah
berumur ratusan tahun yang lalu, tapi masih perkasa, kuat dan luar biasa, “
kata Jihan sambil mengambil kamera untuk berpose bersama.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Hebat, hebat, sahabatku tetap hebat seperti dulu, cocoknya kamu
itu jadi ahli sejarah, kau masih seperti yang dulu ya, cerdas dan tak mau diam
diri, otakmu selalu encer seperti profesor saja.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Bukan profesor, tapi penyanyi ,“ jawab Jihan sekenanya saja.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Keduanya kembali bersendau gurau dan tertawa sambil terus berjalan
menyusuri seluruh sudut museum. Orang-orang yang ada di sekeliling museum
sampai heran dan bengong sendiri dengan tingkah polah ini. Keakraban yang lama
hilang, kini kembali lagi. Sahabat lamanya mampu mengharubirukan suasana
batinnya dengan candaan dan kata-kata menggelitik yang keluar dari bibirnya.
Indahnya sore di museum kereta api Ambarawa, seindah persahabatan yang telah
terjalin dan terpatri di hati sanubari.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">‘’ Ipah,
kita lanjut ke sini saja ya, di tempat ini kita dapat melihat bangunan tua
seperti lokomotif dan gerbong kereta berfungsi sebagai kantor stasiun. Di
sinilah, tamu akan disambut oleh petugas. Fungsinya adalah sebagai ruang pamer
berbagai kekayaan museum yang ada, tempat menyimpan beberapa koleksi museum.
Koleksi yang dimaksud adalah berupa pesawat telepon kuno, mesin ketik, mesin
hitung, mesin telegram, stempel, karcis hingga beragam topi masinis pada masa
lalu tentunya. Indah semua kan? Wow menarik sekali barang-barang disini ,lihat
! disana juga ada foto-foto yang bagus juga.” Jihan tak henti bicara kaya guide
saja.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “Hem,
ternyata Indonesia kaya segalanya ya?’’tiba-tiba Ipah ngomong sendiri.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Ya, tetapi
kurang perawatannya, dan ini menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk
merawat, melestarikan dan menyebarkan informasi pada masyarakat untuk mencintai
budaya sendiri.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Mereka terus
berjalan dan bergandeng tangan menikmati indahnya Museum Kereta Api Ambarawa.
Sesekali mereka menikmati camilan yang dibelinya di warung sebelah museum, roti
better dan gorengan kesukaannya. Mereka menikmati persahabatan yang telah
terbina di sore itu.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Di sisi kiri kanan bangunan berjajar kursi tua yang nyaman untuk
menikmati segarnya angin sore.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Lihat Pah, lihat itu! mereka asyik ya?”. Sekelompok anak
lelaki sedang asyik bermain bola di antara rel lokomotif tua dan lori wisata.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">‘’ Kita ikutan yuk?”. Ajakan Ipah, dijawab spontan oleh
Jihan, “ Kau ini ada-ada saja tow, saya kan paling tidak bisa olah raga,
bisanya olah vocal.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Oh… ya, ya, aku sampai lupa. Kau itu kan sebenarnya mau jadi
Yati Pesek II tapi tidak dapat restu ortu, sekarang malah jadi
pesinden Sunyahni.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Ha… ha… ha… ha,“ Keduanya kembali menebar tawa untuk yang
kesekian kalinya. Lucu, sungguh indah pertemuan di sore itu.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “ Sayang ya, kita tidak bisa menikmati kereta wisata kali
ini,” Ipah mulai bicara lagi. “Nggak apa-apa suatu saat kita bisa ke sini lagi,
kapan-kapan ya?’’sahut Jihan.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Saat liburan tiba liburan, akhir pekan atau kunjungan wisatawan,
kereta lori wisata dengan kapasitas 15 – 20 penumpang akan dijalankan menyusuri
rel Ambarawa – Tuntang, dengan tarif Rp 10.000,- Mata pengunjung akan
dimanjakan keindahnya lengkap dengan pemandangan alam, sawah, ladang nan luas
menghampar di sepanjang perjalanan dengan latar belakang gunung Ungaran, gunung
Merbabu dan Rawa Pening. Hanya sekitar 7 km saja, tetapi begitu berkesan bagi
para penikmat alam raya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Indah tanah airku</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Indonesia Raya pujaan bangsaku</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Tanah airku yang kaya raya</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Dengan pemandangan alamnya”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Suara Jihan memecah kesunyian yang ada. Kegalauan yang ia rasakan
terlupakan sejenak. Sebuah nyanyian keroncong yang memuja keindahan dan
kekayaan Indonesia meluncur dari bibirnya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Wah, suaramu keren abis kawan, kok nggak ikutan lomba di Jakarta
saja to?”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “Menghina kau ya, nggak apa-apa, tapi sesama kawan dilarang
saling menghina,” gurau Jihan dengan tersenyum mesra.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Diantara keheningan suasana museum, tiba-tiba ponsel yang berada
di tas mungilnya berbunyi agak keras, segera Jihan mengambil dan membaca
siapa yang<span class="apple-converted-space"> </span><i>calling</i><span class="apple-converted-space"> </span>di sore ini.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “ Assalamualaikum, “ suara laki- laki agak parau terdengar
di HP nya</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Waalaikum salam, ada apa kok kamu tumben nelpon aku?” ganti Jihan
balik bertanya dengan gemetar karena yang telepon ternyata kakaknya Tini, yang
pernah dikenalnya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “ Ada
berita yang harus saya sampaikan,” lanjut Gito, kakak Tini bergetar</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Ada apa
cepat katakan!” hati Jihan deg- degan.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Ehm… anu,
Han…,” Lanjut Gito terputus-putus</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Aduuh
kenapa sih… pakai anu-anu segala, kamu ini suka bercanda!”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: 13.5pt;">“</span></i><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Tabahkan hatimu, Han bahwa si Tini tadi siang
terserempet mobil saat mau menyebarang dan….,” suara Gito terputus-putus</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Gak
apa-apa kan, terus sekarang dirawat di rumah sakit mana?” Jihan penasaran</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Dia… dia…
tak tertolong lagi, ia telah menghadap Allah, Swt.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Apa…..?!”
Jihan menjerit.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Segera
Jihan melafalkan kalimat<span class="apple-converted-space"> </span><i>tarjik</i><span class="apple-converted-space"> </span>dengan lembut, “<i>Inna lillahi wainna
ilaihi rojiun,</i><span class="apple-converted-space"> </span>semua adalah
milik Allah dan akan kembali kepadaNya.” Air mata Jihan menganak sungai,
mengalir dan membasahi kedua belah pipinya yang bulat. Ia lunglai
badannya seolah tak bertulang lagi. Jihan pingsan. Senja pun berganti malam,
mendung bergelayut di langit..</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<br />
<div style="line-height: 14.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.5pt;">( Cerpen
bisa dibaca di Buku Antologi Ambarawa di Ujung Pena Tahun 2013)</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-87343960940294524742016-06-15T15:08:00.000+07:002016-06-15T15:08:00.839+07:00PENGALAMAN PERTAMA YANG TIDAK TERLUPA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrOjO_GR9Ue8cVUb5O3W5VdLOVjpYRZIyvwU84f1vn2xIe-GBWq8MYad5UkwFhmSkWM4M8fU97oHZVLNh3hD5TX91_rqrvuD3Fn8Z-Fc34lA8hcHw5n40VSKQ2awnVFA8n_C25afMC8IPP/s1600/perubahan-baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrOjO_GR9Ue8cVUb5O3W5VdLOVjpYRZIyvwU84f1vn2xIe-GBWq8MYad5UkwFhmSkWM4M8fU97oHZVLNh3hD5TX91_rqrvuD3Fn8Z-Fc34lA8hcHw5n40VSKQ2awnVFA8n_C25afMC8IPP/s200/perubahan-baru.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menulis sebuah
penelitian adalah hal yang masih asing bagiku dan sulit bagiku. Entah terbawa
arus teman-teman yang berada pada zona nyaman, atau rasa malas yang
menggerogoti jiwa. Hingga pada suatu ketika, aku dipertemukan dengan teman yang
klik dalam tulis menulis. Dia sudah beberapa kali menulis baik pada jenis
puisi, cerita pendek, artikel, penelitian tindakan kelas ( PTK), maupun jurnal
penelitian. Dia selalu memotifasiku
untuk belajar menorehkan kata-kata pada selembar kertas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hayo berkarya, sebagai
wujud syukur pada Yang Maha Kuasa. Kau bisa kalau mau berusaha, Bu!” itu sebuah
kata-kata sederhana dari temanku Bu Maria yang mampu membuatku malu pada diriku
sendiri sekaligus mampu melejitkan semangat untuk belajar memulai menulis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku tidak tahu majas,
tata bahasa, diksi…” kataku saat itu. Tapi tidak kusangka, pagi harinya telah
ada buku majas di meja kerjaku. Ini sebuah perhatian dan motivasi yang luar
biasa. Lalu, dari mana aku harus memulai? Begitu banyak ide bertebaran di
kepala, namun begitu sulitnya aku untuk memulai dan menuangkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ikutan buat PTK yuk… !
” itulah ajakan Bu Maria, sahabatku yang memiliki semangat luar biasa dalam
berkarya. Aku tidak punya alasan untuk menolaknya. Biarlah aku mencoba belajar
bersama teman-teman untuk memulai hal yang baru, sesuatu yang belum pernah aku
lakukan. Singkat cerita, setelah melalui proses panjang dan berliku, akhirnya
penelitianku berakhir sudah. Aku yakin, tanpa sentuhan teman baikku yang sudah
menjuarai berbagai lomba, yaitu Pak Eko, mustahil aku dapat merampungkan tepat
waktu. Dia begitu sabar membimbing semua teman-temanku yang berjumlah 21 orang
untuk dapat menyelesaikan tahap akhir yaitu pembuatan laporan penelitian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Belajar merubah dari
PTK menjadi artikel ya, Bu. Terus nanti dikirim ke surat kabar. Lumayan, 1,5
lho pointnya. O ya, jangan lupa, coba mengikuti lomba yang diadakan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. <i>Feeling</i>
saya mengatakan, milik <i>njenengan </i>bisa
masuk!” Aku biarkan kata-kata Pak Eko mengalir deras, tutorku yang begitu
antusias membimbing dan mengarahkanku. Mimiknya nampak <i>cool</i>, tapi analisanya seringkali tepat sasaran. Kacamata minusnya lebih menguatkan bahwa dia
adalah seorang kutu buku sejati. Wajahnya <i>innocent,</i>
dengan mata sipit seperti <i>Chinese</i>. Dia
memang seorang sarjana, tapi otaknya menurutku setara Profesor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mungkinkah
kata-kata Pak Eko tadi akan menjadi suatu kenyataan? <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku berusaha untuk
mencari jawab. Hatiku gusar dan tertantang juga. Aku mulai merubahnya menjadi
sebuah artikel popular lalu mengirimnya ke Radar. Dua kali aku melakukannya.
Aku menanti hari Sabtu tiba. Mungkin tulisanku akan keluar. Setelah sedikit aku
kemas dengan judul yang menarik, akhirnya pada tanggal 4 Oktober 2015 artikelku
keluar. Hatiku bersorak sorai dan tengah senang bukan kepalang. Segera ku sms
tutorku, agar beliau ikut merasakan kebahagiaan yang tengah kurasakan saat itu.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bu, ini ada brosur
lomba Kreativitas untuk Guru SD, SMP dan SLB di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah. Silahkan mencoba untuk merubahnya sesuai dengan permintaan panitia.” Bu Maria menyodorkan sebuah brosur, lengkap
sekali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan lomba. Dan kini, aku tengah
menanti pengumuman itu. Mungkinkah aku dapat menjadi salah satu finalis?
Mengingat hal ini adalah hal pertama kali yang kulakukan seumur hidupku
sekaligus hal yang masih sangat asing bagiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebuah
SMS dari Pak Eko masuk…<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Selamat Mbak <i>Brow, njenengan</i> masuk finalis PTK di
tingkat Provinsi Jawa Tengah, menduduki posisi 14. Ini adalah awal yang baik.” Pembimbimbingku begitu perhatian. Rupanya,
beliau ikut bangga juga, orang yang dibimbingnya bisa masuk walau masih tahap
finalis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Jangan karena K 13,
terus tidak membuat PTk lho ya…?” kata-kata darinya beberapa bulan yang lalu
kembali terngiang-ngiang di telinga batinku. Aku merasa senang bukan kepalang.
Namun, aku merasa ilmuku masih begitu dangkal. Sehingga harus belajar lebih
semangat dan semangat lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak terasa, akhirnya
aku bisa merasakan mengikuti upacara pembukaan para peserta Lomba Kreatifitas Guru SD, SMP, dan SLB tingkat Jawa Tengah. Dari
wajahnya memancar kelelahan yang luar biasa. Namun, semangat berkarya
mengalahkannya. Mereka adalah utusan-utusan terbaik dari masing-masing
kebupaten yang ada di wilayah Jawa Tengah. Cuaca di sore itu juga begitu panas,
ditambah lagi dengan suara para peserta yang bergemuruh bak pasar pagi. Begitu
lagu Indonesia berkumandang, suasana berubah begitu hikmat. Mereka ingin
menjadi yang terbaik bagi nusa bangsanya tercinta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">. Masing-masing
tingkatan diambil 30 besar. Aku bisa bertemu dengan para guru berbagai Mata
Pelajaran se-Provinsi Jawa Tengah. Pun, Aku bisa bertemu dengan para jawara PTK
Tingkat Jawa Tengah yaitu Pak Wahyudi, Guru Matematika dari Rakit Banjarnegara
yang menjadi juara 1, Pak Bunyamin, Guru
bahasa Inggris sebagai juara 2 dan Pak Budiyono, seorang guru IPA sebagai juara
III. Walaupun aku baru pada tahap finalis, namun setidaknya hal ini merupakan
sejarah tersendiri dalam hidupku yang tidak mungkin kulupakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kenangan yang paling
mengesankan adalah ketika presentasi di nilai oleh 3 Profesor. Bibirku menjadi
kelu dan <i>nervous</i> luar biasa. Mereka,
para juri berpakaian rapi dan formal. Keren lengkap dengan dasi yang <i>maching </i>dengan warna kemejanya,
memancarkan kewibawaan yang luar biasa.
Percaya diriku hilang entah ke mana. Padahal kata teman-teman, aku
termasuk kriteria orang yang percaya dirinya luar biasa. Kata-kata yang sudah
kupersiapkan hilang dalam sekejap. Mendadak<i>
pointer</i> yang kubeli dua hari yang lalu, gagal kupergunakan. Dan yang paling parah adalah para juri
mematahkan argumenku. Aku harus lebih belajar lagi dalam hal ini.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku membawa berbagai
oleh-oleh yang luar biasa banyak, pengalaman, saudara dan ilmu dari berbagai
teman yang ikut lomba, baik yang menjadi juara maupun dari para finalis PTK. <i>Where there is a will, there is a way. Man
jadda wa jadda. </i>Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. <i>Fainna maál usri yusra, inna ma’al usri yusra</i>.
Bersama kesulitan ada kemudahan. Yakinlah bahwa pasti ada jalan keluar dalam
berbuat baik. Dan, setidaknya, aku telah berani untuk memulai dalam kebaikan. Bukankah termasuk orang yang
merugi orang yang sama dengan kemarin? <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-29383528684945689042016-05-14T08:01:00.001+07:002016-05-16T07:10:12.863+07:00Senja di Lembah Sepakung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6m7p3DcMTOfEA_hi71gNCugKswiFmkdjvMWHvpPUjZuvapMbJFMw9Tti-rNQRUWwJ7oe4mhb0jJTAKyPBpgbMUGqReJYj4d2XkTxjaPgeNAg-EQQArmx9phPKvy8cSDJYp8jA6V8gtY7N/s1600/IMG_20160513_163713.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6m7p3DcMTOfEA_hi71gNCugKswiFmkdjvMWHvpPUjZuvapMbJFMw9Tti-rNQRUWwJ7oe4mhb0jJTAKyPBpgbMUGqReJYj4d2XkTxjaPgeNAg-EQQArmx9phPKvy8cSDJYp8jA6V8gtY7N/s320/IMG_20160513_163713.jpg" width="180" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Angin
sepoi berhembus pelan, menerpa rerumputan bergoyang seirama. Sore beranjak menjelang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sehabis ashar, ku panggil anak-anak
yang berlarian dipadang rerumputan halaman rumah. Entah sedang mengejar apa,
tidak begitu jelas, cerianya mereka ceria masa kanak-kanak saat sore hari, yang
paginya sudah dihabiskan didunia sekolahnya. “Kak Abid... Mbak Amel... Dhek
Uqi... sini.. mau ikut Abi nggak?”, dengan nada agak keras memanggil mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Bertiga mereka meninggalkan apa yang
dikejarnya, menuju sumber suara, dihalaman rumah mungil kami. “Mau kemana
bi?”, tanya sulungku. “Jalan-jalan yuk”, sahutku. “Ikut..” serentak bersama
seakan dipandu aba-aba antara Mbak Amel (anak keduaku) dan Dhek Uqi (bungsuku).
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Selang waktu kemudian, kami berempat
sudah dalam perjalanan menyusuri jalan alternatif ke sebuah kota. Memang
awalnya belum ada ide untuk tujuan kami sore itu. Sesampainya disebuah daerah,
aku teringat beberapa tahun lalu akan sebuah desa dengan topografi yang lumayan
tinggi, di lembah kaki gunung Telomoyo dan gunung Kendil. Sebuah desa dengan
penuh pesona khas pegunungan. Jalan menanjak menuju hamparan hijau di lembah
kedua gunung tersebut. Sepakung... pesonanya membuat kita yang telah
mengunjungi tidak akan pernah lupa. Iya akhirnya aku sampaikan kepada
anak-anakku untuk mengunjungi desa itu. Sebuah desa yang masuk Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">---------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Ada sebuah dangau indah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Di tengah padang hijau
rerumputan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Tak lapuk karena hujan,
tak goyah karena topan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Atau terik mentari
gurun membakar siang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">---------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sebait
lagu dari Suara Persaudaraan mengalun dari daftar putar telepon genggamku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Kubelokkan mobil
memasuki jalan sempit yang memulai menanjak menuju awan. Kanan kiri warna hijau
dominan, sesekali terdengar suara gemericik air turun di sela-sela bebatuan di
pinggir jalan, jernih mengalir dari atas menuju kebawah, bermuara didanau alam
Rawa Pening yang menawan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sesekali
kuputar memoriku 5 tahunan yang lalu menyusuri jalanan ini yang sekarang
berubah dengan beberapa bagian di beton. Beberapa penduduk yang pulang dari
ladang atau kebun membawa gendongan, ada rumput ada pula yang membawa hasil
kebun. Kelihatan peluh di raut mukanya-pun tetap tersenyum saat kami
melewatinya, dan kusapa “monggo bu.. monggo pak...” . Beberapa kampung telah
kulewati dan kutanjakkan terus mobil kami menuju samar tertutup kabut sebuah
gerombolan rumah diatas sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">-------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sejuknya alam
pengunungan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Berhiaskan pepohonan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Jurang dalam tepi nan
terjal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Menambah kharisma
pesona ciptaan Tuhan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Hijau rerumputan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Selaksa permadani<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Terhampar luas
membentang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Cermin indah diciptakan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Panorama langit biru<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Semburat awan berarak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sengat mentari nan
teduh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Gegap gembita
menggelora<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Semesta membahana<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sekali lagi alunan
nasyid dari Suara Persaudaraan membawa suasana semakin membekas mengiringi kami
menanjaki lukisan alam ciptaan Illahi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Betapa kecil manusia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Ditengah hamparan dunia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Kerugianlah bagi mereka<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Yang tiada bersyukur
mentafakurinya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">------<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Subhanallah wal
hamdulillah ...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sungguh
sebuah lukisan alam terpampang dalam perjalanan sore ini. Lukisan alam yang
begitu indah nan mempesona. Sampailah kami dijalanan yang agak mendatar dan
kami tolehkan pandangan kami kesamping belakang, terhampar luas air
membentang, pemandangan Rawa Pening dari atas awan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Wajah anak-anakku
terhenyak menikmati hamparan di hadapan. Sambil kuceritakan apa yang dilihat
apa yang dirasa. Sebuah kisah asal usul terjadinya Rawa Pening menurut legenda,
yang tersebar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBLe8zUnK252Zy37sNHwsNbe30ZngDjr_weu4nvbYNz3AKvGUqsFmzcNfADJsJsu2MOLRge8Z3FVN06cOYY51j87XxU4FwNGe2YCzqiCcNCDSRRSawsc1tzV9aWm-uAHbwbqzqFmDM8pJ/s1600/143389759211038029122.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBLe8zUnK252Zy37sNHwsNbe30ZngDjr_weu4nvbYNz3AKvGUqsFmzcNfADJsJsu2MOLRge8Z3FVN06cOYY51j87XxU4FwNGe2YCzqiCcNCDSRRSawsc1tzV9aWm-uAHbwbqzqFmDM8pJ/s320/143389759211038029122.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12px; line-height: 13.8000001907349px; text-indent: 48px;">Hamparan Rawa Pening (erma novia sari :2015)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kulanjutkan
perjalananku, memasuki perkampungan yang mulai ku ingat akan tata letak
bangunannya. Ada sebuah sekolah dasar di tepi jalan, dan masjid yang sejuk
kupandang. Kupinggirkan kendaraan ketepi jalan, kumatikan nyala mesinnya.
Kuajak turun anak-anakku dari kendaraan. Langkah pertama, ku arahkan pada
gapura yang bertuliskan “KAWASAN SENDANG ARI WULAN” . Seakan ada magnet yang
manarik kami memasuki gang tersebut yang mengarah kelihatan dari jauh hamparan
warna hijau dari daun padi yang tumbuh di lembah kaki gunung Telomoyo.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1027" style="height: 203.25pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 362.25pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="IMG_20160513_163025" src="file:///C:\Users\User_01\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4rcALBYYY6LFiil7NkOe0drgxT7hWuVRj_vMgcpLUsuoYmgjS31QE-2QRuh7SSiqIAuQso8MLPXQTHiL5L-aqdKAyeGov-caeKEeWat8-GSnkVp6LQU46oPBj8ofnOUkmCsanZgEJEQO3/s1600/IMG_20160513_163025.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4rcALBYYY6LFiil7NkOe0drgxT7hWuVRj_vMgcpLUsuoYmgjS31QE-2QRuh7SSiqIAuQso8MLPXQTHiL5L-aqdKAyeGov-caeKEeWat8-GSnkVp6LQU46oPBj8ofnOUkmCsanZgEJEQO3/s320/IMG_20160513_163025.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">Gapura masuk sendang Ari Wulan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Di
pinggir kampung, diujung gang yang kususuri sebuah pohon beringin dengan
bangunan dibawahnya mengalirkan air jernih tak terhenti. Anak-anak kampung
dengan riuh bercanda di dalamnya bermain air, bermandikan kemilau bening
sendang tersebut. Kutanyakan pada Bapak yang lewat tentang nama sendang
tersebut, untuk meyakinkanku kembali apakah ini yang dinamakan sendang ari
wulan. Memang benar itulah sendang ARI WULAN, belum sempat mengorek lebih jauh
knapa dinamakan demikian, anak-anaku sudah berlarian menyusuri sebuah jalan
kecil yang kanan kirinya hijau daun padi yang bergoyang oleh terpaan angin
lembah menyejukkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFLYPcY74PWsJigGmFsjYUz1x7fNeVANZGf9l-RopqCjc0dXOe0nokJOPz-Ur42ariaoe7BNOjJvSSNeL_aRgIlLwb1QQPvaDDRzQWbeCHJOlxJ5mhpanaKf844fYk4WYGvVVln3KIUGIP/s1600/kendil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center; text-indent: 0px;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFLYPcY74PWsJigGmFsjYUz1x7fNeVANZGf9l-RopqCjc0dXOe0nokJOPz-Ur42ariaoe7BNOjJvSSNeL_aRgIlLwb1QQPvaDDRzQWbeCHJOlxJ5mhpanaKf844fYk4WYGvVVln3KIUGIP/s320/kendil.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12px; line-height: 13.8000001907349px; text-align: center;"> Gunung kendil dan pemadani sawah dibawahnya (dhave.net)</span><br />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12px; line-height: 13.8000001907349px; text-align: center;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Puas
meresapi, memandangi, menikmati indahnya lukisan yang dihamparkan di hadapan,
kami bergegas memutar balik haluan kembali ke jalanan dimana kendaraan kami
parkir, sesekali berhenti masih menengok layar hidup nan jauh dibarat gunung
kendil yang perkasa seakan mengajak kami mengunjunginya suatu saat. Dipinggir
jalan kecil itu mengalir air gunung yang mengaliri sawah, jernih bening dan tak
kuasa anak-anakku tuhk menyapanya. Bermain air di alirannya, bercanda
basah-basahan kecil dengan saudaranya. Dan seru leraiku pada mereka untuk tidak
basah-basahan hanya bumbu ditengah gembiranya mereka menikmati keindahan
suasana persawahan di lembah dengan air jernih mengalirinya. Masih banyak
tempat di desa ini yang menawan untuk dikunjungi, tetapi waktu yang sebentar
tidak cukup untuk menjelajahi, semoga lain waktu bisa menikmati tempa menawan lainya
dari pesona desa Sepakung ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><v:shape id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_i1026" style="height: 343.5pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 193.5pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="IMG_20160513_163943" src="file:///C:\Users\User_01\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSVLH2TQVMTt3OdGtQ-MTugTO3I1iNAWhT83jEvuuMkrPXp19fkFOusYJ1qjXc1HVM2vjd8v2U3xWfJBdFAoB28EUwM1-nwJWcESQYEaADh4icIbGx13CW1VAVjquU793tWMLozSky-ngY/s1600/IMG_20160513_163750.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSVLH2TQVMTt3OdGtQ-MTugTO3I1iNAWhT83jEvuuMkrPXp19fkFOusYJ1qjXc1HVM2vjd8v2U3xWfJBdFAoB28EUwM1-nwJWcESQYEaADh4icIbGx13CW1VAVjquU793tWMLozSky-ngY/s320/IMG_20160513_163750.jpg" width="180" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">Suasana persawahan di lembah Sepakung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Siswa
“Badung” itu sudah Sarjana.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Setelah
keluar gapura gang menuju kendaraan yang terparkir di tepian jalan, anganku
kembali pada memori 5 tahunan yang lalu, saat aku masih bertugas disebuah
sekolah kejuruan di kota Salatiga. Merupakan kewajiban sebagai wali kelas,
mengunjungi anak didiknya yang sudah beberapa hari tidak masuk. Rudi nama anak
didikku, iya aku ingat di pojok jalan sebelah sekolah dasar itu ada gang masuk,
seingatku rumahnya melewati gang tersebut. Kuajak anak-anakku menuju gang
sebelah sekolah itu, berjalan santai, sesekali menyapa penduduk senyum ketika
berpapasan dengan kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Gang
kami susuri masuk kedalam dan ingatan ketika dahulu aku melewatinya kembali
terkembang. Nampaklah sebuah rumah yang letaknya agak diketinggian tanah.
Terpampang papan nama kepala dusun didepan rumahnya. Iya inilah rumah anak
didikku waktu itu, Rudi yang hampir ingin keluar dari sekolah, tidak mau
melanjutkan sekolahnya, entah alasan apa yang mendasari niatnya itu. Jika
dilihat dari jarak rumah ke sekolah memang terhitung cukup jauh, 45 menit untuk
sampai kesekolahan, belum lagi perjalanan naik turun jalan dari rumahnya menuju
ke jalan raya akses angkutan umum cukup jauh dan sepi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Memang...
keseharian Rudi disekolah tidak begitu menonjol di bidang prestasi, bahkan
beberapa kali jadi bahan pembicaraan kami akan pelanggaran-pelanggaran tata
tertib yang dia lakukan. Setelah aku berkunjung kerumahnya, memberikan
pandangan akan masa depannya, mengajaknya berpikir ulang akan niatnya untuk
berhenti sekolah. Mengajaknya berpikir dan berpikir ulang kembali, akhirnya ke
esokan harinya, si Rudi menampakkan diri ke sekolah dengan diantar orang
tuanya. Alhamdulillah dia kembali bersekolah yang tinggal beberapa bulan lagi
akan dia tinggalkan dengan predikat LULUS.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Disini
aku belajar salah satu seni berbicara kepada anak, adalah mau memahami dan
mengerti pendapatnya, membesarkan hatinya, kemudian mengingatkan akibat-akibat
buruk yang bisa terjadi. Akhirnya kata-kata pamungkas layaknya orang tuanya
adalah memotivasi dengan hal-hal yang sekiranya lebih menarik perhatiannya.
Memberi gambaran akan hal menantang yang bisa dan mampu ia takhlukkan,
Alhamdulillah akhirnya Dia mau menerima masukanku untuk kembali bersekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">----<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sore
tadi setelah aku diterima, di bukakan pintu oleh Ibunya dan dipersilahkan masuk.
Kaget memang si Ibu kedatangan kami, setelah beberapa saat diingat, tanpa aku
memperkenalkan diri, Ibu sudah menyapa dan menyebut namaku yang menandakan
ingatan Ibu masih begitu kuat. Dimana kami hanya bertemu sesekali dan sudah 5
tahunan yang lalu, yang mengesankan adalah saat kelulusan putranya, Bapak dan
Ibunya Rudi berkunjung kerumah dengan membawa sekeranjang sayuran, ada beras,
ada gula jawa, dan cemilan ala kampung yang sudah jarang ditemui. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Setelah
duduk dan saling menyapa, mengabarkan keadaan, layaknya tuan rumah apabila ada
tamu adalah menyuguhkan apa-apa yang dipunyainya di rumah. Waktu bergulir,
bincang-bincang mengalir, dan Bapaknya Rudi pulang dari acara dikampungnya.
Sayangnya sore tadi tidak bertemu langsung dengan Rudi. Dari cerita orang
tuanyalah, diketahui kalau Rudi setelah lulusan sekolah SMK dahulu melanjutkan
kuliah di Universitas ternama di kota Salatiga. Yang mengagetkan lagi gelar
sarjana dengan jurusan Bimbingan Konseling telah dia kantongi. Heran memang..
dulu waktu SMK dia sering berhubungan dengan guru BK, sekarang dia menyandang
lulusan Pendidikan Bimbingan Konseling. Perlu mengetahui langsung dan bertanya
kepadanya tentang alasan dibalik itu semua. Apapun itu... sebuah rasa bangga
menyelinap pada diri ini melihat anak didiknya bisa berhasil melewati sapuan
angin dan kembali bertahan dan berhasil membuktikan bahwa dia mampu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Waktu
mendekati senja, setelah berbincang penuh keakraban dan kekeluargaan, kami
mohon pamit pulang. Hawa dingin mulai menyergap turun dari bebukitan ke lembah
ngarai, kabut berarak telah menutupi sebagian puncak Telomoyo. Nyala lampu jalan
pun ikut beraksi menerangi jalanan kampung. Kami berempat memasuki kendaraan
dan bergegas pelan, menyusuri jalan kampung yang menurun. Sayup-sayup sudah
terdengar suara adzan dari surau-surau. Sekali lagi ketepikan kendaraan, di
dekat masjid pinggir jalan di desa jalur turun ke jalan raya. Setelah
menunaikan ibadah sholat maghrib, kulihat anak-anak kampung berjajar rapi di
meja dengan membawa kitab sucinya berderet antri untuk menunggu mangaji. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 178.5pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 316.5pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="IMG_20160513_174806" src="file:///C:\Users\User_01\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqcSuyIyeuabwMJzeY4Gov5q5bed-XRmdiupOwoTIh2XUtqOGR2pM2sdmR8W9u_Ly2d9mg7vBsRtk8Hxv-jEsG_zH_nawkFvp0i8GLCweyqlKXL2LigfM_4XOROqcOwLlNwfMTw8OhUHim/s1600/IMG_20160513_173855.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqcSuyIyeuabwMJzeY4Gov5q5bed-XRmdiupOwoTIh2XUtqOGR2pM2sdmR8W9u_Ly2d9mg7vBsRtk8Hxv-jEsG_zH_nawkFvp0i8GLCweyqlKXL2LigfM_4XOROqcOwLlNwfMTw8OhUHim/s320/IMG_20160513_173855.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">Semburat senja diatas bukit<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"> Kami lanjutkan menuruni jalanan yang sore tadi kami
lewati. Semburat jingga dilangit masih tersisa, seakan-akan menunggu kami dan
ingin menyampaikan pamit pada kami dengan menampakkan keindahaanya sebelum
tertutup gulitanya malam. Lampu gemerlap nun jauh disana di kota Ambarawa pun
berarak berkelipan. Pantulan cahaya jingga ditengah hamparan air Rawa Pening
pun ikut tampil diepisode pergantian waktu. Jalanan yang mulai tidak terlihat
kami sinari dengan lampu kendaraan yang menyorot kedepan. Suara hewan malam
mulai sayup terdengar. Dan sampailah dijalan raya jalur angkutan umum. Melaju
lebih kencang kendaraan kami menuju istana impian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Begitulah
sepenggal waktu mengisi sore hari bersama ketiga anakku. Jalan-jalan sore ke
sebuah desa nun jauh dilembah yang diapit dua puncak gunung. Bertafakur mentadaburi
alam, ciptaan Illahi. Pesona lembah Sepakung, yang lain waktu kami ingin
kembali mengunjunginya. Dan pelajaran lain yang kami dapat dari jalinan
silaturahim, dan hikmah disebaliknya semoga membekas pada diri kami dan
anak-anak kami. Kali ini peranku sebagai seorang ayah. Membawa anak jalan-jalan, meski hanya menyusuri jalan menuju ke sebuah desa yang menawan.
Sambil membicarakan apa saja yang dilihat, dengan membiarkan anak-anak bebas
bermain, berlarian, bercanda dengan saudaranya. Masih banyak ide kegiatan yang
bisa kita lakukan bersama anak kita dalam memberi makna kehidupan kepada
mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Semoga dapat diambil
ibrohnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">-----<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Nuansa malam jingga
temaram<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Bertanda senja beraksi
malam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Desahkan tilawah,
hilang letih lelah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Menyalalah lampu
tahajud tak beruang pilar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Rabbi
hablii minash shoolihiin<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Ya Rabb ku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang temasuk orang-orang sholeh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">-----<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Ambarawa, awal hari 14/05/2016<o:p></o:p></span></div>
Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-41881948844206007372016-05-10T21:06:00.001+07:002016-05-10T21:06:43.910+07:00TRAGEDI SANG BINTANG KAMPUS<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPHiSvYawjvwmdl7rBTZT2s2IJtJSvpJxcnelAIMB5leHGR7p9EdIy6nfBjvluz49SvpzHQ1kUO6MNPyvDrWe5Ngl9Fj4NVesVJHYvFp5o0wiSgnCUwG3xUxg5JCbzSVFpptY-gi2YrNZd/s1600/01102011173507bk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPHiSvYawjvwmdl7rBTZT2s2IJtJSvpJxcnelAIMB5leHGR7p9EdIy6nfBjvluz49SvpzHQ1kUO6MNPyvDrWe5Ngl9Fj4NVesVJHYvFp5o0wiSgnCUwG3xUxg5JCbzSVFpptY-gi2YrNZd/s200/01102011173507bk.jpg" width="200" /></a></div>
”Lihat!
Ada berita panas! Seorang dosen tersengat listrik sampai tewas!” Bu Endah,
seorang Kepala Sekolah yang terkenal cantik dan ramah mengulurkan koran pada
beberapa guru yang tengah menikmati waktu istirahat di ruang guru dengan
berapi-api. Mereka, para guru berebutan ingin membaca yang pertama kali.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sementara
itu, Bu Nadia<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">baru<span class="apple-converted-space"> </span></span>saja selesai <span lang="IN">menunaika</span>n<span lang="IN"> shalat </span>Dhuha
<span lang="IN">di Musholla. Bu </span>Nadia me<span lang="IN">langkahkan kaki</span> <span lang="IN">menuju
ruang kerja</span>nya<span lang="IN">. Bu </span>Nadia melihat<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">beberapa teman</span><span class="apple-converted-space"> </span>yang<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">sedang
asik berbincang tentang berbagai<span class="apple-converted-space"> </span></span>hal serta beberapa yang lain
bergiliran membaca koran.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Bu Nadia, kau kenal dengan Bapak Hafidz,
yang seorang dosen</span><span class="apple-converted-space"> </span>di Salatiga<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">?” <span class="apple-converted-space"> </span></span>Bu Endah menepuk bahu kirinya dengan lembut, namun ucapan
dan tepukannya barusan sempat mengagetkanya. Bu Nadia tahu, pasti Bu Kepala
Sekolah ini sedang tidak main-main. Wajahnya serius, hidung bangir dan kulit
putihnya sungguh aduhai. Namun tegas bila bertutur kata. beliau juga
terkenal pemurah, senang memberi pada sesama. Seketika itu juga, Nadia jadi<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">teringat<span class="apple-converted-space"> </span></span>salah satu<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">sahabat baik</span>nya<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">saat
masih kuliah dul</span>u.
Hafidz. Kenangan indah masa kuliah tahun 1900-an silam menari-menari di pelupuk
matanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Ya</span>, B<span lang="IN">u, saya kenal</span><span class="apple-converted-space"> </span>baik<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">dengan beliau, memangnya ada apa Bu</span>?<span lang="IN">”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“</span>B<span lang="IN">aca sendiri berita di koran hari ini</span>!” dengan langkah
seribu, Bu Endahpun berlalu dari pandangan untuk melakukan agenda kerja
lainnya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Ya</span>,<span class="apple-converted-space"> </span>I<span lang="IN">bu, terimakasih banyak</span><span class="apple-converted-space"> </span>informasinya<span lang="IN">,</span>”<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">jawab Bu
Nadia. Bu </span>Nadia
jadi penasaran. Sebenarnya ada apa yang terjadi dengan Hafidz. Dia memang
sahabat baiknya. Namun sudah puluhan tahun berlalu tidak pernah bertemu.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Segera
koran diraihnya, dicarinya<span class="apple-converted-space"> </span><i>head
news</i><span class="apple-converted-space"> </span>agar cepat pada sasaran
bacanya. Nadia sungguh<span class="apple-converted-space"> </span>kaget.
Rasanya baru kemarin dia duduk berdampingan di acara wisuda. Senyuman
sahabatnya mengembang manis, senyuman khas seorang Hafidz yang cuek,
ganteng,<span class="apple-converted-space"> </span><i>cool</i><span class="apple-converted-space"> </span>dan pintar. Dia adalah wisudawan
terbaik seangkatannya dulu, 15 April 1995 silam.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> “<i>Ya Allah... Inna lillahi wa innaa
ilaihi roojiuun</i></span><i>.</i><span lang="IN">” Bu </span>Nadia<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">masih<span class="apple-converted-space"> </span></span>terus<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">memegangi koran tersebut,
ada butiran-butiran lembut yang keluar dari kelopak matanya.</span><span class="apple-converted-space"> </span>Butiran lembut yang mengalir tanpa diberi aba. Reflek… apa adanya…<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
”<span lang="IN">Siapa yang meninggal</span>,<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Bu</span>?<span lang="IN">”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> “<span class="apple-converted-space"> </span></span>D<span lang="IN">ia</span>… dia…<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">sahabat</span><span class="apple-converted-space"> </span>baikku!<span lang="IN">”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Sahabat
atau pacar? Mosok sahabat saja sampai menangis gitu?” gurauan
teman-temannya masih jelas terngiang di gendang telinganya. Gurauan
teman-temannya di tahun 2006 silam. Mereka terus aja meledeknya dan bicara
lepas tanpa beban.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Nadia menjawab dengan sedikit<span class="apple-converted-space"> </span></span>nada<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">sumbang.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Dia
itu benar sahabatku, sahabat karibku dulu. Sahabat istimewa yang luar biasa
talentanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Otak
Bu Nadia berputar-putar seperti gangsingan tanpa kendali, mengapa hal ini bisa
terjadi di saat karirnya menanjak? Bayangan Hafidz masih terlintas jelas di
memorinya. Senyumannya, tatapan matanya,
gaya penampilannya dan gaya bicaranya. Semua begitu jelas di pelupuk
matanya. <i>Incredible but fact. </i>Aneh
tapi nyata.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i> Ahh...
mengapa saya melamunkannya</i>, gumamnya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> “Benarkah ini sahabatku, sahabat
baikku? Sahabat tempat aku berbagi ilmu?” Bu Nadia berbicara sendiri. Beberapa
pertanyaan bergejolak di dada Bu Nadia. Rasanya tidak percaya, tapi nyata
adanya. Untuk meyakinkan kebenaran.<span class="apple-converted-space"> </span> Bu
Nadia berulang kali membaca koran tersebut dan ternyata benar, dia memang
sahabatnya, sahabat karibnya. Judulnya jelas sekali, “Hafidz Meninggal Dunia
Karena Aliran Listrik</span>.<span lang="IN">”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Hati Nadia bergetar, teriris-iris, sakit</span>,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">ada rasa kehilangan yang
mendalam. Maklumlah sahabatnya tadi adalah teman sekelas, teman belajar, teman
organisasi, teman dalam suka dan duka.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dia
teringat seorang sosok teman yang begitu popular seangkatannya kuliah dulu.
Seorang sosok yang terkesan cuek bebek namun memiliki talenta Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris yang luar biasa. Itulah stempel yang melekat
padanya. Walau sebenarnya dia mau berbagi dan memberi apa yang dia punya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Kenangan pada sahabatnya puluhan tahun silam sempat muncul di memorinya.
Mereka memang tidak pernah berkomunikasi sejak wisuda sampai dengan siang
itu. Hanya sekali bertemu di kampus, ketika Bu Nadia legalisir Ijazah di
kampusnya untuk kepentingan Penerimaan Calon Pegawai Negeri ( CPNS). Mereka
memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Bu Nadia langsung berumah tangga dan sibuk
dengan urusan rumah tangganya. <span class="apple-converted-space"> </span></span>S<span lang="IN">edangkan
Hafidz diberi kesempatan untuk mengajar di almameternya karena prestasi yang
diraihnya dan studi lanjut, yang tentunya sudah sibuk luar biasa.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Siapa yang tidak kenal dengan Hafidz?</span><span class="apple-converted-space"> </span>Semua mahasiswa seangkatannya pasti mengenalnya.<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Jarang
mahasiswa yang memiliki talenta di bidang bahasa. Siapapun pasti salut
dan kagum padanya. Secepat itukah dia meninggalkan dunia yang fana ini?<span class="apple-converted-space"> </span><i>Dus</i>, sungguh tragis sekali!
Siapa yang menyangka seorang bintang kampus meninggal dunia dengan cara yang
mengejutkan, tersengat aliran listrik. Saat kejadian, tidak seorangpun berani
memberikan pertolongan sebab takut tersengat juga, hingga akhirnya
tubuhnya terbakar dan jiwanya melayang. Gosong</span><span class="apple-converted-space"> </span>dan hitam!<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> Semua memang misteri. Tidak seorangpun
yang tahu kapan maut akan menjemput. Sekali lagi Bu Nadia mengucapkan kalimat
tarji’<span class="apple-converted-space"> </span><i>Inna lillaahi wa innaa
ilaihi roojiuun.</i><span class="apple-converted-space"> </span>Sesungguhnya
semuanya adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Bahkan yang lebih
tragis, di akhir hayatnya, dia belum sempat menikah dengan kekasihnya yang
telah dirajutnya bertahun-tahun. Entah apa yang dicarinya selama ini.
Banyak orang terbengong-bengong dengan pilihan hidupnya. Semuanya dia punya, wajah
yang tampan, otak yang brilian, kekasih yang cantik, karir yang menanjak. </span> Tak terasa k<span lang="IN">oran digenggam
Bu Nadia terjatuh ke lantai. Dia baru tersadar, bahwa dirinya terlalu jauh
mengenal Hafidz. </span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN">Hafidz oh Hafidz, Kau sungguh malang</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tahun
1990-an. Bu <span lang="IN">Nadia jadi teringat masa-masa indah di kampus
tercinta</span>.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN">Hari itu nampak begitu cerah. Sang surya bersinar terang. Awan putih</span><span class="apple-converted-space"> </span>berarak<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">berkejar-kejaran di langit biru, tanpa adanya kabut hitam yang
menyelimutinya. Harum bunga nan asri berbaris rapi di
sepanjang kampus menambah indahnya panorama siang itu. Makrus, salah satu teman
yang terkenal sebagai mahasiswa vokal dan berkulit hitam kerempeng
berbicara dengan nada<span class="apple-converted-space"> </span></span>lantang.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“ Horee</span>! Horee.... Saudara saudara sekalian, karena Pak Dosen ada tugas
mendadak, <span lang="IN">Acara perkuliahan hari ini kosong</span>!<span lang="IN">” </span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> Sontak kata-katanya menimbulkan
komentar yang bervariasi dari mahasiswa yang sejak sejam lalu menunggu
perpindahan jadwal kuliah. Ada yang menggerutu dengan nada-nada kecewa, namun
ada juga yang senang sebab, hari itu terbebas dari mata kuliah Bahasa
Inggris</span>.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Walau di mata mahasiswa,
sang dosen bukan kriteria seorang dosen yang killer, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa sebagian mahasiswa kurang menyukai mata kuliah yang diampunya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> Para mahasiswa yang sedang menunggu
kehadiran</span><span class="apple-converted-space"> </span>sang dosen<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">segera
bergegas menghamburkan diri. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada
yang asyik mengobrol kesana kemari dengan topik yang beraneka ragam. Ada yang
menuju ruang perpustakaan untuk mencari referensi, membaca dan meminjam buku
serta mengembalikan buku. Ada yang mengerjakan tugas kelompok dan ada pula yang</span> mengadakan kajian bersama.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Nadia, salah satu mahasiswi di kampus itu,
segera bergegas mencari sahabat karibnya yang klik tentang mata kuliah yang
kosong tersebut. Kecewa juga sih</span>,<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">walau<span class="apple-converted-space"> </span></span>kurang<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">menguasai
dengan baik, ternyata rasa suka menimbulkan minat untuk mempelajarinya lebih
jauh. Tidak heran ia berkumpul dengan teman-teman yang memiliki<span class="apple-converted-space"> </span><i>interest</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang sama di bidang tersebut di sebuah
organisasi.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Disanalah dia menimba banyak ilmu yang tidak
didapatinya dari para dosen. Sahabatnya yang berpenampilan parlente itu</span><span class="apple-converted-space"> </span>adalah<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Hafihz. Dia alumni dari Pondok Pesantren Gontor Ponorogo</span>. S<span lang="IN">ebuah
pesantren modern yang sangat terkenal untuk level Asia Tenggara. Tidak heran
jika banyak teman yang menyukainya untuk berteman dan bersahabat dengannya.
Enak memang, walau cuek dan acuh tak acuh kesan darinya, namun apabila
bisa mengambil hatinya, dia akan senang membantu dan berbagi berbagai.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN"> “Hai Hafihz</span>,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">kita belajar menyanyi aja
yook</span>!<span lang="IN">” Hafihz yang selalu cuek bebek itu hanya terdiam. Hafidz yang<span class="apple-converted-space"> </span></span>saat<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">itu<span class="apple-converted-space"> </span></span>mem<span lang="IN">bawa
gitar hanya terdiam terpaku. Tatapannya kosong.<span class="apple-converted-space"> </span></span>Mungkin baru ada<span class="apple-converted-space"> </span><i>something
wrong</i><span class="apple-converted-space"> </span>dengan kekasih
hatinya.Wajahnya bersungut-sungut. Tatanan rambutnya awut-awutan dan kepulan
rokok berjalan liar ke atas meliuk-liuk seperti ular naga.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Oke</span>,<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">diam itu berarti setuju lho</span>!<span lang="IN">” Nadia berbicara sendiri. Hafidzpun tidak
bisa menolak ajakannya. Karena memang baru memiliki waktu luang, merekapun
belajar bersama dengan beberapa temannya yang memiliki hobby sama, menyanyi.
Sebuah lagu barat untuk melatih<span class="apple-converted-space"> </span><i>pronounciation</i></span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN">dipelajari di siang itu, lagunya berjudul “<i>Boulevard</i></span><i>.</i><span lang="IN">” Segera
Nadia membuka sebuah buku dan menuliskan kata-kata ataupun syair lagu tersebut.
Hafidz yang mengucapkan, sedang Nadia menuliskannya di buku agar tidak lupa.</span><span lang="IN"> </span>Kala itu belum ada hape
ataupun youtube yang bisa dibuka dimanapun dan kapanpun. Masih jadul.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Sesekali Hafidz menengok tulisan di buku
Nadia, walau suka Bahasa Inggris tapi sekali lagi Nadia belum lincah berbahasa
Inggris. Rumusnya hanya suka dan suka. Syair lagu meluncur cepat dari bibir
Hafidz...</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span lang="IN">I don’t know w</span></i><i>hy</i><i><span lang="IN">. You said goodbye.</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span lang="IN">Just let me know you didn’t go forever my
love</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span lang="IN">Please tell me why, you make me cry</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span lang="IN">I beg you please all memory, if that what you
want me too...</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Semuanya memang sudah berlalu</span>,<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">seiring
perjalanan waktu. Kenangan di siang itu tidak mungkin terlupakan.<span class="apple-converted-space"> </span></span>Hafidz<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN"> benar-benar telah mengucapkan kata berpisah untuk selamanya,
meninggalkan<span class="apple-converted-space"> </span></span>Nadia,<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">sahabat</span>nya<span lang="IN">, teman,
handai taulan, sanak saudara dan semuanya</span><span class="apple-converted-space"> </span>yang ada di dunia ini<span lang="IN">.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Terimakasih banyak sahabat, telah banyak
membantu belajar dan belajar tentang berbagai hal. Akhirnya</span>,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Selamat tinggal sahabat bai</span>k<span lang="IN">. Semoga
mendapat tempat yang layak disisi-Nya, Allah SWT. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wa'fuanhu.</span><o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-13846104971475468852016-05-06T15:43:00.001+07:002016-05-07T07:19:02.364+07:00Wirausaha Cilik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cCAlqWMx7rc0mRQfSY3257rA6VjCVLITk6p-w39geStzibunnooQp3Bzn24rz0y803olE-kgDim0bJjQSK24kqLowKPx-1JFhDC3Yy9huG13UVABKDUKh8ZGUxIC5cNcG-Cbt7pbRFA_/s1600/IMG_20160505_173909.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cCAlqWMx7rc0mRQfSY3257rA6VjCVLITk6p-w39geStzibunnooQp3Bzn24rz0y803olE-kgDim0bJjQSK24kqLowKPx-1JFhDC3Yy9huG13UVABKDUKh8ZGUxIC5cNcG-Cbt7pbRFA_/s320/IMG_20160505_173909.jpg" width="180" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sore itu ku berjalan menyusuri jalan Cibaduyut, keluar dari toko sepatu ternama dengan hiruk pikuk pengunjung didalamnya. Suatu hal yang kurang aku suka dikeramaian mall-mall dengan segala macam aktifitasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan Cibaduyut memang sudah terkenal ke seantero Indonesia bahkan Dunia. Letaknya di kota Bandung bagian selatan, memang daerah ini terkenal dengan kerajinan sepatunya. Banyaknya kios dan toko sepatu sudah merupakan pandangan yang lazim disini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan.. iya bukan itu yang akan aku ceritakan disini, bukan kelebihan dari Jalan Cibaduyut. Nun jauh diujung jalan ini setelah berjalan cukup jauh dari titik awal aku turun di jalan ini ku bertemu dengan seorang bocah cilik. Apa yang istimewa? iya ... anak ini istimewa karena telah mengajarkan dan menginspirasi aku akan profesi wirausaha. Apa itu wirausaha... orang yang mampu melihat peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang diperlukan, atau berani berusaha. Menjadi kata kuncinya adalah berani berusaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
Anak kecil usia 9 tahun-nan, tubuhnya berpawakan tambun, agak gelap kulitnya dengan polos menaiki sepeda mininya, sembari membawa tempat buat menaruh bungkusan plastik kecil yang berisikan biji-biji berwarna hijau, kata orang namanya "mlanding" atau petai cina. Berpapasan dengan ku, aku tergelitik untuk menyapanya karena ada sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan anak kecil seusianya. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Lagi apa dhek?" tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Jualan om, mau beli ndak? " dengan logat sundanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Jualan apa ?", " ini.." sambil mengambi sebungkus plastik berisi biji berwarna hijau tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini apa?" tanyaku memburu.</div>
<div style="text-align: justify;">
" Nggak tahu Om." sambil tersenyum , dalam batinku lho jualan kok nggak tahu nama apa yang dijual.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak berhenti ingin rasa aku lebih dekat lagi, aku bertanya lagi " Lha gunanya buat apa?","Buat dimasak Om". Ternyata anak ini tahu kegunaan apa yang dijualnya. "mmmmmm dapat dari mana ini jualannya? " buruku penuh penasaran. "di deket rumah Om, aku sendiri yang manjat", jawabnya dengan siratan bangga.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Siapa yang menyuruh kamu jualan?" , "nggak ada om..aku sendiri", ckckck semakin aku ingin lebih dalam menanyainya lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Uangnya buat apa?", "buat uang saku Om", jawabnya mungkin sambil membatin Om ini gak beli-beli kok nanya terus :) ...</div>
<div style="text-align: justify;">
"harganya berapa? " tanyaku sebagai tanda untuk mengakhiri pertemuan ini. "Seribu dua Om, beli Om.."</div>
<div style="text-align: justify;">
jawabnya sembari masih membujuk agar aku membeli. </div>
<div style="text-align: justify;">
trus aku sodorkan uang 5 ribuan aku beli 4 aja ya... , nggak ada kembalian Om, ..udah ambil aja...</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah saat inilah yang menjadikan pemandangan luar biasa, wajah polosnya dibalik gembul pipinya, merekah senyum bahagia luar biasa dengan mendapatkan uang 5 ribu. Pemandangan yangg...ahh. gak kebayang bahagianya. Mungkin itu adalah penghasilan pertamanya dari jualan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Anak kecil ini bergegas mau mengayuh sepedanya setelah menerima uang dariku dan aku menerima barang jualannya. Tapi aku tahan, "Sebentar... namamu siapa?".. "Fadhil Om" jawabnya dengan masih menampakkan aura gembiranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pegang pundaknya... "Semoga jadi pengusaha ya nantinya"... "makasih Om' bergegas fadhil mengayuh sepedanya masuk gang di jalan Cibaduyut, selang sebentar adzan maghrib berkumandang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masya Allah.... pelajaran berharga di ujung jalan Cibaduyut sore itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam agama ku Islam, sangat menghargai pekerjaan, bahkan seandainya kiamat sudah dekatpun dan kita yakin tidak akan pernah menikmati hasil dari pekerjaan kita, kita tetap diperintahkan untuk bekerja, sebagai wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sebuah hadist :" bekerjalah seakan-akan engkau akan hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok engkau akan mati" (Al Hadist).</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga cerita selingan ini bisa diambil pelajaran bagi kita semua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fadhil wirausaha cilik @jalan cibaduyut, kamis sore 05/05/2016</div>
<div style="text-align: justify;">
Ali Abine Abid</div>
Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-64740910881535712242016-05-03T17:04:00.001+07:002017-01-18T16:56:21.488+07:00PANDUAN PENULISAN PADA JURNAL ILMIAH WIDYATAMA LPMP JATENG<br />
<br />
Published: Thursday, 28 April 2016 05:57 Written by Super User<br />
<br />
1. PEDOMAN UMUM<br />
<br />
a. Naskah jurnal merupakan ringkasan hasil penelitian atau telaah pustaka dalam bidang pendidikan dasar dan menengah;<br />
<br />
b. Naskah jurnal adalah karya sendiri, bukan jiplakan dan tidak mengandung unsur plagiarisme;<br />
<br />
c. Penulis adalah praktisi pendidikan (guru, kepala sekolah, pengawas, dosen dan praktisi pendidikan lainnya);<br />
<br />
d. Naskah yang pernah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah boleh diberi catatan pernah dipresentasikan pada pertemuan ilmiah tersebut.<br />
<br />
e. Tidak diperkenankan mengirimkan satu naskah kepada lebih dari satu penerbit jurnal, kecuali jika sudah dinyatakan tidak dapat dipublikasikan oleh salah satu penerbit.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
2. SISTEMATIKA PENULISAN<br />
<br />
a. Sistematika artikel hasil penelitianadalah:<br />
<br />
1) Judul: dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah (center), dengan font size sebesar 14, maksimal berisi 20 kata;<br />
<br />
2) Nama penulis: Ditulis tanpa gelar akademik;<br />
<br />
3) Abstrak: Maksimum 200 kata,berisi judul, nama penulis/peneliti, alamat email penulis utama, tujuan, metode, hasil penelitian serta kata kunci;<br />
<br />
4) Pendahuluan (tanpa judul):Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian;<br />
<br />
5) Landasan Teori yang berisi tinjauan pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis (jika diperlukan);<br />
<br />
6) Metode Penelitian: Berisisetting, teknik dan alat pengumpulan data, prosedur dan analisis data;<br />
<br />
7) Hasil dan PembahasanPenelitian;<br />
<br />
8) Kesimpulan dan Saran;<br />
<br />
9) Daftar Pustaka: Berisi sumber-sumber sahih yang dirujuk.<br />
<br />
b. Sistematika artikel hasil telaahadalah:<br />
<br />
1) Judul; dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah (center), dengan font size: 14, maksimalberisi 20 kata.<br />
<br />
2) Nama penulis: Ditulis tanpa gelar akademik;<br />
<br />
3) Abstrak: Maksimum 200 kata,berisi judul, nama penulis/peneliti, tujuan, metode, dan hasil penelitian serta kata kunci;<br />
<br />
4) Pendahuluan (tanpa judul):Berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan;<br />
<br />
5) Bahasan Utama: Dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian;<br />
<br />
6) Penutup atau kesimpulan;<br />
<br />
7) Daftar pustaka: Berisi sumber-sumber sahih yang dirujuk.<br />
<br />
<br />
<br />
3. ATURAN UMUM PENULISAN<br />
<br />
a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12, dengan spasi At least 12 pts (Untuk judul huruf Times New Roman ukuran 14). Dicetak pada kertas A4 sepanjang maksimum 10 halaman.<br />
<br />
b. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel.<br />
<br />
c. Jika penulis terdiri dari 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama; nama penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama naskah. Pihak Widyatama hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya tercantum pada urutan pertama, sehingga wajib mencantumkan alamat e-mail untuk memudahkan komunikasi.<br />
<br />
d. Abstrak wajib ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.<br />
<br />
e. Artikeldapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.<br />
<br />
f. Peringkat judul bagian dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda(semua judul bagian dan sub-bagian dicetak tebal atau tebal dan miring),dan tidak menggunakan angka/nomor pada judul bagian.<br />
<br />
Peringkat 1 (HURUF BESAR SEMUA. TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2 (Hurur Besar Kecil,Tebal, Rata Tepi Kiri)<br />
<br />
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)<br />
<br />
<br />
<br />
4. RUJUKAN<br />
<br />
a. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir;<br />
<br />
b. Rujukan dapat sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi), buku, artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah;<br />
<br />
c. Penulis wajib menjantumkan sekurang-kurangnya 5 (lima) rujukan jurnal ilmiah internasional;<br />
<br />
d. Perujukan dan pengutipan tidak langsung yang berupa hasil kesimpulan atau parafrase menggunakan teknik rujukan berkurung (Contoh: Davis, 2013). Pencantuman sumber berupakutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: (Davis, 2013; 47);<br />
<br />
e. Tata cara penyajian kutipan, rujukan, label, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Karya llmiah atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel yang telah dimuat. Artikel bcrbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Untum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud. 1987) Artikel berbahasa Inggris menggunakan ragam baku;<br />
<br />
f. Daftar pustaka disusun dengan tata cara seperti contoh berikut,diurutkan sccara alfabetis dan kronologis<br />
<br />
<br />
<br />
Buku:<br />
<br />
Anderson, D W., Vault, V.D. &Dickson, C.E. 1999. Problem and Prospects for the Decades Ahead: Competency Based Teacher Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.<br />
<br />
<br />
<br />
Buku kumpulan artikel:<br />
<br />
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (edisi ke-4. cetakan ke-1). Malang: UM Press.<br />
<br />
<br />
<br />
Artikel dalam buku kumpulan artikel:<br />
<br />
Russel, T. 1998. An Alternative Conception: Representing Representation. Dalam P.J. Black&A. Lucas (Eds), Children’s Informal Ideas in Science (hlm 62-84) London: Routledge.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Artikel dalam jurnal atau majalah:<br />
<br />
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pcndidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhun Dunia Industri. Transpor, XX (4): 57-61.<br />
<br />
<br />
<br />
Artikel dalam koran:<br />
<br />
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 &11.<br />
<br />
<br />
<br />
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):<br />
<br />
Jawa Pos. 22 April. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri,hlm.3.<br />
<br />
<br />
<br />
Dokumen resmi:<br />
<br />
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Peneliiian. JakartaDepdikbud.<br />
<br />
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sisiem Pcndidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.<br />
<br />
<br />
<br />
Buku terjemahan:<br />
<br />
Ary, D., Jacobs, L.C. &Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.<br />
<br />
<br />
<br />
Skripsi, Tesis. Disertasi. Laporan Penelilian:<br />
<br />
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Malang JurusanBangunan, Program Studi Bangunan Gedung: SuatuStudi: Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha JasaKonstruksi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.<br />
<br />
<br />
<br />
Makalah seminar, lokakarya, pcnalaran:<br />
<br />
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan Pcngelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Internet (karya individual):<br />
<br />
Hitchcock, S., Carr. L. & Hall. W.1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey/html, diakses 12 Juni 1996).<br />
<br />
<br />
<br />
Internet (artikel dalam jurnal online):<br />
<br />
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan.(Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).<br />
<br />
<br />
<br />
Internet (bahan diskusi):<br />
<br />
Wilson. D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List,(Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November 1995).<br />
<br />
<br />
<br />
5. KETENTUAN LAIN<br />
<br />
a. Semua ketentuan (Pedoman Umum, Sistematika Penulisan, Aturan Umum Penulisan, Rujukan, dan Ketentuan Lain) merupakan dasar bagi tim penilai dalam menyeleksi naskah jurnal.<br />
<br />
b. Semua naskah direviu secara anonim oleh mitra bestari (peer reviewers) yang sesuai bidang kepakarannya.<br />
<br />
c. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis.<br />
<br />
d. Dalam kondisi masih diperlukan perbaikan, bagi naskah yang lolos penilaian diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting dalam jangka waktu tertentu.<br />
<br />
e. Naskah yang sudah dinyatakan lolosdapat dibatalkan pemuatannya oleh tim jika diketahui bermasalah.<br />
<br />
f. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan pengutipan atau penggunaan software komputer untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HAKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggungjawab penuh penulis artikel tersebut.<br />
<br />
g. Artikel disertai lampiran Curriculum Vitae CV penulis yang wajib memuat nama lengkap (beserta gelar), jenis kelamin, jabatan di sekolah (pengawas, kepala sekolah, guru kelas, guru mapel, dll), nomor telepon dan email, serta alamat lengkap kantor/rumah. Diperbolehkan mencantumkan data lain yang dianggap penting oleh penulis.<br />
<br />
h. Penulis akan mendapatkan 3eksemplar jurnal yang memuat artikelnya.<br />
<br />
<br />
<br />
6. ALAMAT PENGIRIMAN<br />
<br />
<br />
<br />
Kirimkan artikel jurnal ke alamat email:jurnal.ilmiah@lpmpjateng.go.id<br />
<br />
Sumber: lpmpjateng.go.idEKA YUDHA ARDIYANTOhttp://www.blogger.com/profile/05767706337547320817noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-54427219961842093442016-04-26T10:12:00.001+07:002016-04-26T13:56:51.719+07:00Hidroponik Rakit Apung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdyuVmvQYAD0Xdb2sG_LTAI-XEqwLTjjhemVyzMhb4-e4n-Du-iiIjefBMGQNRmZxo4vn3jSMEIk43PUOoZYCAQE0Y04y-JQb_URdD8Pre9w1B48qd-DH4jKr1dNt0p2T9g04J-jSgKeE/s1600/rakit-apung-step-by-step.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdyuVmvQYAD0Xdb2sG_LTAI-XEqwLTjjhemVyzMhb4-e4n-Du-iiIjefBMGQNRmZxo4vn3jSMEIk43PUOoZYCAQE0Y04y-JQb_URdD8Pre9w1B48qd-DH4jKr1dNt0p2T9g04J-jSgKeE/s320/rakit-apung-step-by-step.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Setelah kita memahami apa itu hidroponik pada bahasan sebelumnya, dan ulasan tentang hidroponik paling sederhana yaitu sistem sumbu menggunakan botol bekas, dikesempatan ini kita ulas lagi salah satu jenis sistem hidroponik yaitu Rakit Apung / Water Culture / Floating Raft. Pada sistem ini tanaman sayur kita apungkan diatas genangan air menggunakan media yang mudah mengapung di permukaan air. Media yang biasa dipakai biasanya adalah stereofoam dan busa. Ketebalan stereofoam untuk media pengapung juga harus dipertimbangkan, hal ini bertujuan untuk menggantungkan tanaman dan harus mampu menahan berat tanaman saat dewasa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Disebut rakit apung karena tanaman mengapung diatas genangan larutan nutrisi yang ditampung pada sebuah wadah. Wadah disini bisa disesuaikan sesuai dengan kapasitas kebun, bisa hanya sekedar bak plastik, kotak boks stereofoam, atau apapun yang bisa menampung larutan nutrisi. Kapasitas tanaman yang lebih banyak membutuhkan juga tempat penampung lebih besar, bahkan di negara maju, bak penampung bisa berhektar-hektar. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Prinsipnya tanaman diletakkan dimana saja dengan memperhitungkan paparan sinar matahari, dan juga harus mempertimbangkan musim penghujan agar tidak terpapar air hujan, oleh karenanya diperlukan naungan. Apabila terkena air hujan maka harus dilakukan pengukuran ulang ppm (tingkat kerapatan) dan ph (tingkat keasaman air). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Secara garis besar daftar kebutuhan untuk merealisasikan bercocok tanam sistem ini adalah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 1. Bak penampung nutrisi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 2. Media pengapung (Stereofoam tebal 3 cm)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 3. Netpot</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 4. Benih / seeds</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 5. Nutrisi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 6. Media tanam ( Rockwool)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> 7. Aerator</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Langkah-langkahnya :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Persemaian</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Didalam persemaian sudah dibahas pada bahasan sebelumnya, yaitu menyemai menggunakan Rockwoll. Secara garis besar rockwool dipotong dadu 2x2x2 cm. Dibasahi air dan dilubangi menggunakan pelubang (tusuk gigi), dan dimasukkan biji sayurannya. Tutup dengan plastik berwarna gelap diamkan 1x24 jam baru dibuka tutup plastiknya, apabila sudah sprout/pecah biji, bisa dikenalkan dengan sinar matahari, untuk persemaian lebih baik kenalkan dengan sinar matahari pada pukul 08.00-11.00. Tunggu 7-10 hari sampai semaian mengeluarkan daun sejati (biasanya daun keempat) atau akar sudah mencapai 2 cm, potongan semaian di atas rockwool tadi masukkan ke dalam netpot dan siap pindah tanak ke media pengapung (stereofoam yang sudah dilubangi).</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwmY9XiOMrflTo3_pEhkc6aQaG7PPdLPhwobRtoxfvdVD9NkM4wi2cdrdEWezFa-f5M1wVzXoll38F7y5Zw7qQO5uW-JroNDRG_zy7WhhL5k6UbczgbELcBTPiF52q4Ea8s97xRUlp0LSP/s1600/20150108_055810.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwmY9XiOMrflTo3_pEhkc6aQaG7PPdLPhwobRtoxfvdVD9NkM4wi2cdrdEWezFa-f5M1wVzXoll38F7y5Zw7qQO5uW-JroNDRG_zy7WhhL5k6UbczgbELcBTPiF52q4Ea8s97xRUlp0LSP/s320/20150108_055810.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Pindah tanam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Tanaman sayur yang sudah pindah semai diletakkan diatas media pengapung dalam hal ini adalah stereofoam yang telah dilubangi. Jarak tanam lubang idealnya untuk sayuran rakit apung ini adalah berkisar 15 - 20 cm untuk sayran yang tumbuh kesamping seperti selada, pakchoy dan lainnya. Untuk tanaman yang tumbuhnya keatas jarak tanamnya 10 cm, seperti kangkung dan bayam.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3l8RJOC84lmKr-WJseHvQnf7WhchQ3IrdiBCbTiY0JD_LRg4h0trWIVzY8JYdn_ZGNWCrhViSYX5tyvfuyKKQh7G2wM5DjjiPn8y5Vpg_Q3ip0etVlEAwgGuqRhrYsauKAYrIxXzdxFFZ/s1600/rakit+apung+mini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3l8RJOC84lmKr-WJseHvQnf7WhchQ3IrdiBCbTiY0JD_LRg4h0trWIVzY8JYdn_ZGNWCrhViSYX5tyvfuyKKQh7G2wM5DjjiPn8y5Vpg_Q3ip0etVlEAwgGuqRhrYsauKAYrIxXzdxFFZ/s320/rakit+apung+mini.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Bak penampung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Tidak ada aturan khusus mengenai dimensi bak penampung larutan nutrisi, semua tergantung berapa luasan kita akan menanam sayuran. Paling sederhana yang sering dipakai untuk pemula sebagai bak penampung adalah bak plastik, ada juga yang menggunakan boks stereofoam. Skala menengah bisa dibuat dengan menggunakan papan yang di rangkai sedemikan berbentuk persegi dan dilapisi dengan plastik mulsa sebagai media penampung agar bisa menampung larutan nutrisi. Tebal/ kedalaman larutan nutrisi sebaiknya dipakai 80% dari tinggi bak keseluruhan. Jika tinggi bak 50 cm maka kedalaman larutan nutrisi sekita 40 cm. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Aerator</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Fungsi aerator pada sistem ini adalah untuk meningkatkan kadar oksigen pada genangan nutrisi. Karena kekurangan dari sistem rakit apung ini adalah kadar oksigen terlarut dalam larutan nutrisi rendah. padahal tanaman memerlukan oksigen untuk fotosintesis. Bila larutan oksigen minim, akibatnya akar akan rentan busuk. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><img src="http://bibitbunga.com/wp-content/uploads/2015/02/Cara-Menanam-Hidroponik-Sederhana-Bagi-Pemula.jpg" height="108" width="320" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5. Perawatan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> Masa tumbuh kembang tanaman bergantung dari berbagai unsur antara lain sinar matahari, konsentrasi oksigen, keasaman air, kepadatan larutan nutrisi, dan lainnya. Untuk merawa maka unsur tersebut harus diperhatikan.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyysDQCzXutB5CoeLyrLzhWbKS6uUV2os8Dt2scZsZ_y6uY0oqSY5P5Hato9fuEHXuy8xauv3Cdu3I4EVmZ5o3XV3gck3dK2Keu-eumkMAffWGZDq_VjgqcbatFIcrMwU0LTV53hWRExIb/s1600/12801633_155434581517290_1979369769418454543_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyysDQCzXutB5CoeLyrLzhWbKS6uUV2os8Dt2scZsZ_y6uY0oqSY5P5Hato9fuEHXuy8xauv3Cdu3I4EVmZ5o3XV3gck3dK2Keu-eumkMAffWGZDq_VjgqcbatFIcrMwU0LTV53hWRExIb/s320/12801633_155434581517290_1979369769418454543_n.jpg" width="320" /></a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px;"></span>Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-87699160143618084472016-04-24T19:53:00.002+07:002016-04-29T20:40:36.315+07:00Asal Mula Kota Salatiga <div style="text-align: justify;">
Pada zaman dahulu ketika Kesultanan Demak menguasai Pulau Jawa, Kota Semarang telah menjadi kota pelabuhan yang sangat ramai di bawah kepemimpinan Adipati Ki Ageng Pandanaran. Sang Adipati terkenal sebagai pemimpin yang berwibawa tetapi memiliki tabiat buruk yaitu suka menumpuk harta benda dari rakyatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran tak segan untuk menagih pajak kepada rakyat miskin bahkan dengan cara kekerasan seperti yang terjadi pada sore itu ketika dia menagih pajak kepada rakyatnya yang telah menunggak selama beberapa bulan</div>
<div style="text-align: justify;">
’’Tunggakan pajakmu sudah bertumpuk, kerbaumu ini terpaksa kami sita,’’ kata Ki Ageng Pandanaran sambil dikawal pengawal yang selalu membawa tombak.</div>
<div style="text-align: justify;">
‘‘Jangan Gusti, tolonglah saya kerbau ini satu-satunya milik saya!’’ jawab seorang rakyat jelata dengan rasa takut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pengawal cepat seret kerbaunya” Perintah adipati kepada pengawal</div>
<div style="text-align: justify;">
“Siap adipati” jawab pengawal. Dengan cepat dua orang pengawal menarik kerbau meskipun petani miskin itu terus meminta agar kerbaunya tidak dibawa.<br />
<br />
<span style="text-align: center;"> *** </span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Meskipun hartanya sudah berlimpah namun Ki Pandanaran masih suka keluar masuk pasar untuk berdagang dia membeli barang dengan harga yang murah dan menjualnya kembali dengan harga yang mahal. Dengan demikian semakin bertambah pula harta kekayaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari Ki ageng Pandanaran berjalan sendiri ke pasar, di sudut pasar dia melihat orang tua yang menggunakan baju kusam dan ikat kepala berwarna hitam sedang menjual Rumput , pria tersebut duduk diatas 2 ikat besar rumput hijau Ki Ageng Pandanaran teringat akan Kuda Kudanya yang belum diberi makan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXdyGWwgO-tQCuYUmqWpagdYn51B94o2gHMi1qzonXgg50reuspf0KapoHvkKrLYOQhAjd_5df9M48ZTeYWJyDzscLRiWKFcwL2o8JU9REF8F-HCuc-8f7kmFBBm9Z55JGF3zqO89LPKk/s1600/asal+mula+salatiga2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXdyGWwgO-tQCuYUmqWpagdYn51B94o2gHMi1qzonXgg50reuspf0KapoHvkKrLYOQhAjd_5df9M48ZTeYWJyDzscLRiWKFcwL2o8JU9REF8F-HCuc-8f7kmFBBm9Z55JGF3zqO89LPKk/s1600/asal+mula+salatiga2.jpg" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
“Berapa Ini pak?” Tanya Ki Ageng Pandanaran sambil memegang 2 ikat rumput yang diduduki pak tua tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ Dua puluh lima sen Tuan,” Jawab Pak Tua.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah tidak bisa kurang, Pak?” tanya Ki Ageng Pandanaran meskipun dia tahu harga tersebut sudah sangat murah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf Tuan harganya sudah murah dibandingkan penjual yang lain,” Jawab Pak Tua penjual rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah aku ambil semua ya Pak tapi tolong sekalian dibawa ke rumahku!” kata Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baik Tuan,” balas Pak Tua sambil segera mengangkat kedua rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah membayar penjual rumput tersebut Ki Ageng Pandanaran segera melangkahkan kaki menuju rumahnya diikuti penjual rumput dari belakang, jarak rumah adipati dengan pasar tidak terlalu jauh. Setelah sampai di rumah Ki Ageng Pandanaran merasa 2 ikat rumput saja tidak cukup jadi dia memesan lagi 2 ikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak besok tolong 2 ikat lagi diantar ke rumah ya pak!” perintah Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baik Tuan,” Jawab Pak Tua.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah berpamitan Pak Tua penjual rumput itu pun pergi. Ki Ageng Pandanaran segera menyuruh pengawalnya agar membuka ikatan rumput dan memberi makan pada kuda kuda miliknya. Namun, betapa kaget para pengawal ketika ikatan rumput dibuka ditemukan uang dua puluh lima sen di dalam tumpukan rumput tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tuan saya menemukan uang dua puluh lima sen di dalam rumputnya” lapor pengawal kepada Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bawa ke sini uangnya pengawal, mungkin dia lupa menaruh” kata Ki Ageng Pandanaran. Pengawal Ki Ageng Pandanaran memberikan uang yang ditemukan dalam rumput tersebut kepada tuannya. Meskipun Ki Ageng Pandanaran sudah mengetahui uang tersebut milik Pak Tua penjual rumput namun karena sifat serakah dan cinta uang sehingga dia menyimpan uang yang di temukan</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hari ini keberuntunganku, aku membeli rumput tapi tak perlu membayar,” katanya dalam hati.</div>
<br />
***<br />
<div style="text-align: justify;">
Hari berikutnya Ki Ageng Pandanaran bangun lebih pagi, setelah sarapan dia duduk di pelataran rumah sambil mendengarkan burung yang berkicau di sekitar rumahnya. Sungguh kaget sekali sang adipati saat penjual rumput telah datang pagi itu. Dengan memikul dua ikat besar rumput pak tua tersebut memasuki pelataran rumah Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Selamat pagi Tuan,” sapa penjual rumput tersebut sambil meletakkan rumput yang di panggulnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Selamat pagi juga Pak,” jawab Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena merasa penasaran maka Ki ageng Pandanaran mengajak penjual rumput tersebut untuk bercakap cakap dengannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mari Bapak duduk di sini dulu, ada yang ingin kutanyakan,” kata Ki Ageng Pandanaran lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terimakasih Tuan,” jawab penjual rumput sambil melepaskan ikat kepala untuk mengelap keringat yang bercucuran di wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bapak ini rumahnya mana pak?” tanya Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Rumah saya di Gunung Jabalkat, Pak,” jawab pak tua penjual rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah jauh sekali pak, bapak tinggalnya sekitar sini pak?” tanya Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak pak,saya berangkat dari rumah pagi sekali dan pulang pada malam hari”</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran terdiam sebentar, dia merasa kaget sekaligus kagum, seorang tua yang berjalan kaki dari Jabalkat setiap pagi dan pulang setiap malam hanya untuk mendapatkan uang dua puluh lima sen, bahkan kemarin dia tidak mendapatkan penghasilan karena uangnya tertinggal di dalam rumput. Meskipun merasa kasihan namun hati Ki Ageng Pandanaran tidak tergerak sedikit pun untuk mengembalikan uang yang dia temukan kemarin. Hari ini dia hanya membayar untuk 2 ikat rumput yang diantarkan olah pak tua tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terimakasih Tuan,” kata Penjual rumput tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sama-sama Bapak, tolong besok bawa lagi 2 ikat ya,” perintah Adipati kepada penjual rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baik Pak akan saya bawakan besok pagi,” jawab penjual rumput kemudian berpamitan untuk pulang</div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata kejadian yang sama seperti hari sebelumnya terulang lagi, uang dua puluh lima sen ditemukan di dalam ikatan rumput tersebut dan adipati sama sekali tidak mengatakan apa pun kepada Pak Tua penjual rumput tersebut, dia tetap menyimpan uang dua puluh lima sen yang ditemukan meskipun tahu itu bukan hak miliknya.</div>
<br />
***<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada hari yang ketiga penjual rumput terlihat sangat lelah, setelah rumput ditaruh dia meminta berbicara dengan Adipati.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tuan apakah tuan sudi untuk menaikan harga rumput ini?’tanya penjual rumput. Ki Ageng Pandanaran mulai menunjukan wajah marah ketika penjual rumput tersebut meminta tambahan uang, dan tanpa berkata sepatah katapun dia mengambil uang dan melemparkan koin 1 sen pada penjual rumput. Uang tersebut jatuh di lantai dengan suara nyaring. Tak diduga penjual rumput menolak uang yang diberikan Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf Tuan saya tidak akan menerima uang yang diberikan dengan tidak sopan,” kata penjual rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahh, aku tak perlu memberikan uang sambil bersujud Pak Tua, sudah ambil uang itu dan pergi dari sini!” bentak adipati dengan arogannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya bukan orang yang gila uang tuan,” jawab penjual rumput</div>
<div style="text-align: justify;">
“Harta bagi saya sama halnya seperti tanah, air batu, saya bisa mendapatkan berkilo emas dengan sekali cangkul,” jawab penjual rumput dengan wajahnya yang polos.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ha ha ha ha” Ki Ageng Pandanaran tertawa seperti menghina.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagaimana mungkin emas dapat diambil dengan mencangkul? Tidak masuk akal orang tua,” Kata Ki Ageng Pandanaran lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa Tuan mau bukti?” tantang penjual rumput.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Buktikan! Kalau kamu bisa membuktikan omonganmu aku akan menjadi muridmu orang tua,” Ki Ageng Pandanaran menantang balik penjual Rumput tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah, bisakah saya meminjam cangkulnya, Tuan?” kata penjual rumput. Ki Ageng Pandanaran segera menyuruh pelayannya untuk mengambil cangkul dari belakang rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mendapatkan cangkulnya Pak tua penjual rumput pun segera ke depan rumah Ki Ageng Pangandaran untuk mencangkul sebidang tanah lapang disitu</div>
<div style="text-align: justify;">
“Prak” cangkul seperti menghantam benda yang keras. Dan di dalamnya terdapat emas berkilau. Ki Ageng Pandanaran yang melihat hal tersebut kaget dia mulai gemetar dan berkeringat dingin, dia mulai sadar bahwa penjual rumput tersebut bukanlah orang biasa.dan ternyata benar saja penjual rumput tersebut berubah menjadi Sunan Kalijaga sang penasehat Kerajaan Demak penguasa tanah Jawa. Saat itu juga Ki Ageng Pandanaran bersujud dan menyembah</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maafkan saya Yang Mulia Sunan, saya mohon ampun telah berbuat tidak benar pada Tuan,” sambil terus bersujud dan meminta maaf pada Sunan Kalijaga.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wahai engkau Ki Ageng Pandanaran, apakah kamu tahu kesalahanmu?” tanya Sunan Kalijaga</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya sadar Tuan Sunan, saya menumpuk harta dan berbuat tidak benar dengan menyimpan uang yang bukan milik hamba,” jawab Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah kau akan mengulangi perbuatanmu?”tanya Sunan Kalijaga</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak Tuan Sunan, saya menyadari saya salah dan tidak akan mengulanginya lagi, saya berjanji Tuan Sunan” kata Ki Ageng Pandanaran dengan bersujud.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ki Ageng Pandanaran aku lega kau telah menyadari bahwa kau salah dan meminta ampunan atas perbuatanmu yang kurang sesuai,” kata Sunan Kalijaga.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hamba sangat berterimakasih atas ampunan Tuan Sunan, apakah hamba boleh menjadi murid tuan dan mengikuti ke mana Tuan Sunan pergi?” tanya Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika Itu keinginanmu ikutlah denganku ke Gunung Jabalkat,tapi harus kamu ingat kamu tidak boleh membawa bekal harta apa pun kecuali baju dan kebutuhan makanan,” kata Sunan Kalijaga memberi syarat.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya bersedia Tuan Sunan,” kata Ki Ageng Pandanaran menyanggupinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menyampaikan beberapa nasehat kepada Ki Ageng Pandanaran, Sunan Kalijaga menghilang</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran berlari mencari istrinya Nyi Pandanaran, dengan panik ia menceritakan pengalaman yang baru saja dia alami dan berpamitan untuk mengikuti Sunan Kalijaga ke Gunung Jabalkat. Ternyata istri Ki Ageng Pandanaran tidak mau ditinggal di Kadipaten, ia ingin ikut suaminya pergi ke Gunung Jabalkat.Meski dicegah dengan berbagai cara tetapi tetap saja dia berkeras hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Suamiku ajaklah aku bersama denganmu!” Pinta Nyi Pandanaran dengan merajuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Istriku perjalanan ini akan sangat jauh. Cukuplah kamu di sini dulu, setelah selesai aku berguru pada Sunan Kalijaga aku akan kembali” Kata Ki Ageng Pandanaran menjelaskan pada istrinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Suamiku, sudah menjadi janji dan kewajibanku untuk mengikutimu kemanapun engkau pergi,” kata Nyi Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah istriku engkau boleh mengikutiku namun Yang Mulia Sunan telah berpesan agar kita tidak membawa bekal harta apa pun selama perjalanan” Kata Ki Ageng Pandanaran menyampaikan amanat dari Sunan Kalijaga. Meski dengan ragu ragu Nyi Pandanaran menyanggupinya tetapi sebagai seorang wanita dia tidak berani ambil resiko bepergian tanpa membawa bekal apa pun. Maka dari itu diam diam dia mengisi tongkat bambu gading miliknya dengan emas dan permata maksudnya untuk berjaga jaga bila dibutuhkan kemudian hari. Ketika tahu istrinya nekat membawa emas permata Ki Ageng Pandanaran menjadi kesal karena sang istri masih merasa berat dengan harta bendanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama Perjalanan Ki Ageng Pandanaran berjalan terlebih dahulu di depan dan membiarkan sang istri menyusul di belakang. Ki Ageng Pandanaran berjalan dan terus berjalan tanpa kenal lelah, setelah melewati dataran tinggi Gombel dia merasakan hawa yang sangat sejuk dingin dengan angin yang semilir Sebagai peringatan ia menamakan daerah itu dengan ngesrep alias daerah yang sejuk dingin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu Ki Ageng Pandanaran melanjutkan perjalanan lagi ke arah selatan, beberapa jam kemudian dia melihat banyak pohon yang tumbuh dan berbuah lebat di tepi jalan dan berbuah sangat banyak</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sepertinya ini buah yang segar, aku akan mencicipinya” kata Ki Ageng Pandanaran dalam hati. Seorang petani yang berada di dekat situ mencoba melarang ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan dimakan Tuan, Buah Pohon Lo ini sangat Pahit,” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran masih belum percaya sehingga dia tetap memakan buah tersebut alangkah kagetnya ternyata buah itu sangat pahit dia pun meludahkan isi buah yang dimakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Benar sekali ternyata buah ini sangat pahit, aku akan menamakan daerah ini sebagai LoPait,” kata Ki Ageng Pandanaran kepada petani tersebut. Tempat ini sekarang dinamakan Lopait dan menjadi kota yang ramai.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran berjalan sendirian dan sangat cepat karena tidak membawa beban yang berat, berbeda dengan istrinya yang harus membawa bambu berisi emas permata yang cukup berat. Selama perjalanan itu Ki Ageng Pandanaran telah berhenti beberapa kali, setiap tempat pemberhentian dia selalu memberi nama tempat sebagai peringatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada pemberhentian yang kesembilan Ki Ageng Pandanaran berhenti di sebuah mata air, dia berkata “Tempat ini adalah pemberhentianku yang ke Sembilan, aku akan menamakan ini Kesongo”</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak Jauh dari Kesongo ada dua orang perampok yang sangat terkenal akan kekejamannya, semua yang melewati wilayah itu akan dirampok dan dilukai bila melawan, berita tentang perjalanan Ki Ageng Pandanaran menuju Jabalkat membuat para perampok tersebut berencana untuk menyergap Ki Ageng Pandanaran dan merampoknya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Itu dia berjalan sendirian,” kata salah satu perampok kepada temannya sambil menunjuk kearah sesosok laki laki yang tak lain adalah Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan Beringas kedua perampok tersebut melompat dan menghadang, diacungkannya golok ke arah Ki Ageng Pandanaran. Tidak terlihat rasa takut sedikit pun pada wajah Ki Ageng Pandanaran. Baginya masih cukup mudah melumpuhkan kedua perampok tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa yang kalian inginkan,” tanya Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ha ha ha wahai kamu orang yang kaya raya, berikanlah hartamu dan kamu akan selamat,” ancam kedua penjahat dengan masih mengacungkan golok</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak membawa harta apapun kecuali baju ini saja,” jawab Ki Ageng Pandanaran dengan tenang. Perampok tersebut tidak percaya begitu saja, mereka menggeledah Ki Ageng Pandanaran namun memang tak menemukan harta satu sen pun.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagaimana mungkin kau tak membawa uang sesen pun?” tanya perampok dengan rasa heran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wahai saudara saudaraku aku memang tak membawa sepeser pun bekal harta benda, namun bila kalian ingin mendapatkan emas tunggulah di sini sebentar lagi istriku akan lewat dan dia membawa emas cukup banyak dalam tongkat bambu Gading, ambilah emas tersebut, tetapi biarkan dia pergi. Emas itu cukup untuk menjamin hidupmu sampai kau tua, Tapi ingat jangan apa apakan istriku. Biarkan dia menyusulku!” Kata Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Awas kalau kamu membohongi kami,” kata salah satu perampok yang tampak beringas.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Percayalah. Tunggu saja disini sampai istriku lewat,” jawab Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah kalau begitu,” sahut perampok yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Ageng Pandanaran dilepaskan oleh kedua perampok tersebut dan melanjutkan perjalanannya, sementara itu kedua perampok menunggu Nyi Pandanaran yang dikatakan oleh Ki Ageng Pandanaran membawa harta benda. Tidak lama Kemudian Nyi Pandanaran benar lewat di sana, begitu sosok wanita yang kaya raya itu terlihat maka kedua perampok tersebut segera menghadangnya. Tanpa ada perlawanan sedikit pun keduanya berhasil mengambil emas yang dibawa oleh Nyi Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bawa kemari hartamu?” Ancam perampok</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya Tidak membawa harta sepeser pun,” kata Nyi Pandanaran dengan gemetar dan rasa takut. Kedua perampok melihat tongkat bambu yang dibawa Nyi Pandanaran, seperti yang dikatakan oleh Ki Ageng Pandanaran sebelumnya bahwa didalamnya terdapat emas permata. Segera di rebut tongkat bambu itu dan diambillah emas permata yang dibawa Nyi Pandanaran. Tetapi dasar orang-orang jahat meski sudah mendapatkan emas cukup banyak mereka merasa belum puas, rupanya mereka mencoba mengganggu Nyi Pandanaran juga. Nyi Pandanaran mencoba memberi tahu tetapi kedua Perampok itu nekat sehingga membuat Nyi Pandanaran naik pitam</div>
<div style="text-align: justify;">
“Manusia kok mbregudul(Tidak bisa dikasih tahu),” hardik Nyi Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalian itu seperti binatang saja!” sambungnya. Aneh bin ajaib, ketika itu juga kepala kedua penjahat berubah menjadi binatang. Perampok yang satu menjadi berkepala kambing dan yang lain berkepala Ular. Bukan hanya perampok yang kaget namun Nyi Pandanaran juga takjub dan merasa takut. Kedua perampok yang wajahnya berubah menjadi kambing dan ular tersebut minta ampun kepada Nyi Pandanaran dan memohon agar wajah mereka kembali seperti semula</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ampuni kami Nyi, kami berbuat jahat dan tidak menepati janji,” mohon kedua perampok tersebut dengan bersujud. Tetapi Nyi Pandanaran tidak bisa berbuat apa apa karena dia sendiri tidak tahu bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Akhirnya dia mengajak kedua Perampok tersebut untuk menyusul Ki Ageng Pandanaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu Ki Ageng Pandanaran sudah sangat jauh berjalan, sampailah dia di sebuah sungai. Di sungai itu dia berhenti sejenak untuk membasuh kaki dan tangannya, namun saat hendak membasuh tangannya, dia melihat banyak sekali cacing di pinggir sungai tersebut, tiba tiba dia teringat kepada istrinya yang sangat takut akan cacing.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sungguh kasihan istriku harus tertinggal di belakang dan akan bertemu dengan perampok tadi, sebaiknya aku kembali ke belakang” kata Ki Ageng Pandanaran dalam hati. Dia merasa khawatir dengan istrinya dan memutuskan untuk kembali menjemput istrinya yang masih tertinggal. Sebelum pergi dia menamakan daerah tersebut dengan Kalicacing( dalam bahasa Jawa Kali artinya sungai) Jadi artinya Sungai yang berisi banyak cacing.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah bertemu dengan istrinya, alangkah terkejutnya Ki Pandanaran ketika menjumpai sang istri didampingi dua manusia berkepala binatang. Dengan gemetar Nyi Pandanaran bercerita tentang pengalaman yang dialaminya. Mendengar cerita dari istrinya Ki Ageng Pandanaran diam sejenak, dia tidak langsung memberi jawaban, dia memejamkan mata dan berdoa memohon petunjuk kepada Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini salah tiga orang” kata Ki Ageng Pandanaran kepada istrinya</div>
<div style="text-align: justify;">
Istrinya dan perampok itu hanya terdiam dan mendengarkan apa yang dikatakan Ki Ageng Pandanaran</div>
<div style="text-align: justify;">
“Istriku kamu salah karena nekat membawa perhiasan meskipun aku larang, kedua perampok ini juga salah karena ingkar janji, mereka berjanji akan membiarkanmu pergi setelah mendapat perhiasan tetapi ternyata mereka ingkar janji. Jadi ini benar benar salah tiga orang” Kata Ki Ageng Pandanaran lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai peringatan atas peristiwa tersebut maka tempat itu dinamakan Solotigo atau Salatiga. Secara kebetulan di dekat tempat percakapan tersebut terdapat Selo(Batu) raksasa yang berjumlah tiga buah.yang bila digabungkan akan menjadi Selotigo. Seiring berjalannya waktu nama Selotigo menjadi Salatiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
***<br />
SUMBER BACAAN<br />
<br />
Asril Reza, Marina,2013 : <i>88 Cerita terbaik asal usul nama daerah</i>. Jagakarsa, Visimedia Pustaka Jakarta Halaman 137-139 asal usul nama Salatiga.<br />
<br />
Cerita secara lisan dari beberapa tokoh masyarakat Salatiga. dan dari imajenasi Penulis.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13018955984009630467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-3016096465635632642016-04-24T19:20:00.002+07:002016-04-26T14:31:27.189+07:00ADA APA DENGAN IGI (MASIH JILID 1)<div style="text-align: justify;">
Film <i>“Ada Apa Dengan Cinta”</i> yang merupakan tonggak bangkitnya perfilman Indonesia setelah mati suri selama bertahun-tahun. Dibuat pertama kali tahun 2002 Film ini mengulas tentang kehidupan anak remaja yang jatuh cinta kemudian menghadapi berbagai konflik hingga pada cerita akhir yang masih menggantung. Kemudian apa hubungannya dengan IGI?.Spirit IGI sama seperti pertama kali Film Ada Apa Dengan Cinta. IGI hadir seperti Oase yang menyejukkan, memberi harapan serta menjadi tonggak bahwa guru harus bisa lebih luar biasa ke depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin dari beberapa guru yang ada di Kabupaten Semarang dan sekitarnya masih awam dengan IGI(Ikatan Guru Indonesia) , ada yang mengatakan namanya kok mirip mirip dengan IDI(Ikatan Dokter Indonesia) iya sih baju nya sama sama putih tapi kami bukan mengobati orang sakit atau memberi obat tapi kami mencoba menawarkan resep mujarap bagi pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Semarang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdNfXm9wN8hHCoH-Gw8La9QNj6OeFtcbEszjjse5wV6r4jr_D7iEEH1VO8EynLcGi1-lrUtd0JBqKHJcjH7fSuMV7yMH2ePLY3s6KA90sGnq2C41tMxeZqcpNof94-UWZbw2hN7jpwCs/s1600/ada+apa+dg+igi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdNfXm9wN8hHCoH-Gw8La9QNj6OeFtcbEszjjse5wV6r4jr_D7iEEH1VO8EynLcGi1-lrUtd0JBqKHJcjH7fSuMV7yMH2ePLY3s6KA90sGnq2C41tMxeZqcpNof94-UWZbw2hN7jpwCs/s320/ada+apa+dg+igi.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
IGI sendiri sebagai organisasi profesi masih terbilang sangat muda dengan berdasarkan Undang Undang no 15 tentang guru dan Dosen, IGI terdaftar dalam kementrian Hukum dan HAM melalui SK Depkumham Nomor: AHU-125.AH.01.06 tahun 2009 tanggal 26 November 2009 artinya organisasi ini baru berumur 7 tahun, apabila perkembangan manusia pada usia tersebut biasanya baru memasuki Sekolah Dasar dengan baju baru semangat baru dan harapan yang baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan Slogan “<i><b>Growing and Sharing Together</b></i>” para pendiri IGI berharap agar para guru bisa saling berkembang bersama dalam suatu komunitas kecil di mulai dari sekolah hingga lingkungan yang lebih besar dari Kabupaten hingga Nasional. kita ingin ikut berperan dalam membentuk Generasi Emas Indonesia tahun 2045 dimana para pemimpin bangsa pada tahun tersebut saat ini masih duduk di bangku sekolah, kita ingin diingat sebagai seorang guru yang kompeten meng inspirasi dan memiliki nilai bagi anak didik kita. Kami berkeyakinan bahwa seorang guru merupakan ujung tombak perjuangan pendidikan Indonesian yang harus terus diasah diolah dan di gunakan agar tetap berdaya guna hingga akhir pengabdian kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara kebetulan tahun ini setelah 14 tahun akhirnya sekuel <i>“Ada Apa Dengan Cinta”</i> mulai di rilis bertepatan dengan terbentuknya organisasi IGI di Kabupaten Semarang yang dikomandani oleh <a href="http://www.mrmung.com/" target="_blank">Amin Mungamar</a> dan diisi oleh guru-guru berprestasi di Kabupaten Semarang, sebuah momentum yang bisa dijadikan pemacu untuk memenuhi harapan berbagai pihak dengan sebuah organisasi guru yang mengayomi dan mencerdaskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
IGI sendiri merupakan organisasi yang netral tanpa terafiliasi dengan partai politik apapun, kami bahkan berjuang dengan kewirausahaan agar ke depan para anggota IGI tidak terbeban dengan biaya bulanan sehingga Nawacita kami akan tetap terjaga,untuk memajukan dunia pendidikan IGI juga membuka seluas luasnya kerjasama dengan berbagai pihak baik Pemerintah, Lembaga Swasta maupun Organisasi profesi yang lain yang memiliki tujuan memajukan pendidikan Indonesia.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jadi “Ada Apa dengan IGI?” Mungkin IGI bukan apa apa bila tanpa Bantuan berbagai pihak. IGI akan menjadi besar dengan dukungan para guru baik dari PAUD,TK,SD,SMP maupun SMA serta dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Jadi Ada Apa dengan IGI?.Jawabannya: Kita Ada dan Akan Terus Ada untuk para guru yang Berkarya!</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13018955984009630467noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-85503576181566471962016-04-14T19:17:00.001+07:002016-04-16T16:44:58.733+07:00PUDARNYA PESONA KEMBANG DESA<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Belum ada listrik.<span class="apple-converted-space"> </span></span>A<span lang="IN">danya <i>oncor </i>yang dibawa oleh jamaah. Senter
juga belum </span>memasyarakat<span lang="IN">. Suasana gelap dan sunyi. </span>Hanya ada suara <span lang="IN"> jangkrik, katak dan burung hantu </span>yang menemani sepanjang
malam. Bunyi dari pohon bambu yang tertiup angin juga membuat bulu kuduk menjadi berdiri. <span lang="IN">Kadang keras, lirih dan mendayu.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span class="apple-converted-space">Membuat </span>m<span lang="IN">erinding</span> orang yang <span lang="IN">sedang berjalan sendirian
menyusuri jalan<span class="apple-converted-space"> </span>setapak</span> yang terjal dan berbatu<span lang="IN">.<span class="apple-converted-space"> </span> </span>Jalan akan <span lang="IN">berlumpur jika musim hujan tiba.</span><span lang="IN"> </span>Kalau tidak berhati-hati dalam berjalan, pejalan kaki bisa
terpeleset jatuh ke jalan ataupun jurang tajam. <span lang="IN">Kira-kira
seperti itulah gambaran</span> kondisi alam tahun 80an silam. <span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Malam
Selasa tiba. Selepas menjalankan shalat Maghrib, puluhan remaja putri mulai mengayunkan langkahnya menuju
rumah Fifi dengan ditemani oncor. Oncor-oncor yang telah dipersiapkan semenjak
sore hari berbaris cantik menerangi sepanjang perjalanan yang mengasyikkan. Barisan
remaja bagai parade kembang api nan indah nan menawan. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7fZbpA8bTHERgzG1uQCMotyhh00gE_p1TEzYv9brBYSoXV2lZ_wwZHaikzuGEu8DbDLVaaVd5fNWMWTO_9sRVE7h8R6GaEtaWqVV3_W3Jqvbqs-uymQvbhVPzRsJ63gOuaS6Vd-h_KGAn/s1600/Gambar+Wanita+solikhah+2013+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7fZbpA8bTHERgzG1uQCMotyhh00gE_p1TEzYv9brBYSoXV2lZ_wwZHaikzuGEu8DbDLVaaVd5fNWMWTO_9sRVE7h8R6GaEtaWqVV3_W3Jqvbqs-uymQvbhVPzRsJ63gOuaS6Vd-h_KGAn/s200/Gambar+Wanita+solikhah+2013+%25282%2529.jpg" width="188" /></a><i>Ke</i><i><span lang="IN">...<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><i>k</i><i><span lang="IN">e.</span></i><i>.</i><i><span lang="IN">.te...q...brug...<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><span lang="IN">suara
dampar ( tempat duduk yang berukuran besar </span>terbuat dari papan<span lang="IN">)
tiba-tiba<span class="apple-converted-space"> </span><i>ambrug.</i><span class="apple-converted-space"> </span>Sontak jamaah pengajian<span class="apple-converted-space"> </span><i>dzibaan</i><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>Al-Barzanzi</i><span class="apple-converted-space"> </span>di rumah Fifi yang duduk di atasnya menjadi ketakutan dan kaget sehingga berpindah lokasi dengan b</span>eralas tanah demi menuntaskan sebuah acara<span lang="IN" style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;"> . </span><span style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">Mungkin terlalu banyak
jamaah, sehingga dampar tidak kuat untuk menyangganya. </span><span lang="IN" style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">Walau ada
sedikit halangan, namun acara tetap berlangsung sampai paripurna.<span class="apple-converted-space"> </span></span><i style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">Accident</i><span class="apple-converted-space" style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;"> </span><span style="line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">itu menimbulkan sedikit trauma dan rasa takut dan kaget sekaligus kenangan
sepanjang masa, bagi Nurma khususnya.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN">Dzibaan</span></i><span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><i>Al-Barzanzi</i><span class="apple-converted-space"> </span>adalah <span lang="IN">kegiatan
remaja yang sudah berlangsung secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Asyik juga ternyata, kegiatan ini memiliki manfaat yang banyak. Antara lain
melafalkan<span class="apple-converted-space"> </span><i>makhraj</i><span class="apple-converted-space"> </span>bahasa Arab secara fasih,
mengembangkan vokal, meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.<span class="apple-converted-space"> </span></span>Serta<span lang="IN"> menjalin persaudaraan sesama muslim, sebab
seminggu sekali dapat bertemu dan berbagi ilmu.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Di<span class="apple-converted-space"> </span></span>sinilah Fifi<span lang="IN"> tinggal. </span>Fifi<span lang="IN"> nama seorang gadis yang terkenal pandai mengaji dan bersuara emas.
Wajahnya cantik jelita, tutur katanya lembut nan mempesona, perangainya halus bak sutra Dia adalah permata terpendam yang selalu dinantikan kehadirannya</span><span lang="IN">. Dia tumbuh dan berkembang di sebuah desa yang terkenal sebagai desa
santri. Semua penduduknya beragama Islam.</span> A<span lang="IN">da seorang Kyai kharismatik yang selalu
mengayomi dan memberikan tausiah pada warganya. Tidak semua desa memiliki
kegiatan seperti ini karena belum tentu memiliki sumber daya manusia</span><span class="apple-converted-space"> </span>yang handal<span lang="IN">.</span> Kenangan Nurma tentang kehidupan masa kecilnya tak dapat
dilupakan sepanjang masa. <span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IN">***</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di
siang bolong nan terik, a<span lang="IN">ng</span>k<span lang="IN">ota berjalan</span> dengan <span lang="IN">kecepatan sedang. Debu beterbangan menyapu para pejalan kaki. Para
penumpang yang ada di angkota jurusan 3 duduk rapi di tempatnya masing-masing. Kadang-kadang, angkota
berhenti<span class="apple-converted-space"> </span></span>sejenak<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">untuk
memberi kesempatan bagi penumpang yang mau<span class="apple-converted-space"> </span></span>naik ataupun<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">turun. Angin nan segar menyapu wajah dan rambut para penumpang dengan mesra.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Nurma adalah salah satu penumpang yang ada di
angkotan tersebut. Saat itu, Nurma pulang</span> dari pondok. Dia mondok di salah satu pesantren untuk memperdalam
ilmu agama Islam.<span lang="IN"> Sepanjang perjalanan, Nurma memandang di
luar jendela. Melihat pemandangan alam serta lalu lalang kesibukan orang. Nurma terkesima. Matanya nanar pada salah satu objek di luar. Dari
balik jendela nampak Fifi berjalan tanpa alas kaki. Rambutnya kumal, pakaiannya
lusuh mungkin sudah sebulan tidak ganti, badannya amat kotor, ada
kotoran-kotoran hitam yang menempel di tubuhnya baik di wajahnya maupun anggota
badan yang lain. Mulutnya komat kamit berbicara sendiri </span> dan kadangkala <span lang="IN">nyengir
sendirian. Kadang tertawa lepas.... namun tatapan matanya kosong. Hati Nurma
terkesiap.</span><span lang="IN">
</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“</i><i><span lang="IN">Mana mungkin kembang desa berubah seperti itu? Apa penyebabnya? Beberapa
pertanyaan berkecamuk di hatinya. Mungkinkah ia stres atau bahkan lebih dari
itu? Entah apa yang dia rasakan saat.” </span></i><span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Semuanya
menjadi teka-teki bagi Nurma.</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Sesampai di rumah, Nurma segera mencari
kakaknya. Ia ingin mengungkap rahasia </span>yang <span lang="IN">terjadi di desanya selama dia tinggal di
Pesanter</span>n.
Ternyata kakaknya baru sibuk di ladang menanam pohon pisang. Tak sabar rasanya
ingin menguak misteri si Fifi, ia berlari menyusul ke kebun belakang rumah.
Saat itu, kakaknya sibuk menanam serta membersihkan rumput dan semak yang ada
di kebun. Kakaknya memang sangat akrab dengan tanam-menanam. Apapun yang ditanamnya dapat tumbuh subur dan berbuah lebat. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Pohon pisang apa yang kau tanam, Mbak” suara
Nurma mengagetkan Mbak Titi yang tengah asik dengan aktivitasnya. Dia menoleh
mencari sumber suara.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ooo…
adikku pulang rupanya! Ini ada pisang Kepok, Kapas, Kluthuk dan Tawi. Semoga
semua bisa tumbuh subur di sini. Lumayan, bisa dikonsumsi sendiri.” Dia memang
paling suka menanam berbagai jenis pisang. Banyak jenis pohon buah ada di sini. Alpokat, Jambu Air, jambu Merah, Duku, Sirsat dan manggis . Buah apel juga ada. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Mbak,
memang kenapa tow… Mbak Fifi kok bisa seperti itu? Tadi aku lihat dia di
jalanan sepanjang Salatiga-Macanan?” Nurma memulai pertanyaan tentang si Fifi.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Belum
tahu tow? Dia itu kecewa berat dengan bapaknya. Uang yang ia kirim dari Saudi
ludes. Padahal dia hanya ingin melihat rumah orang tuanya dibangun dan menjadi
bagus. Uang entah ke mana. Mungkin telah dibelikan sawah ladang.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Berarti
<i>ceritane </i>dia itu stress ya, Mbak?”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya
begitulah kira-kira. Padahal dia berencana, setelah rumah bagus, dia ingin
melangsungkan pernikahan dengan jejaka pencuri hatinya.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Belum
diobatkan ya, Mbak?”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Yo
sudah tow, tapi si Fifi pulang sendiri. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa.
Sepertinya ada yang membantunya dari dalam.”<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Wach…
kasihan sekali. Dia kan sangat berprestasi.” Nurma sudah mengetahui semua
penyebab sakitnya Fifi. Dia hanya menyayangkan sikap ayahnya yang otoriter.
Mengapa ayahnya tega berbuat itu pada anak kandungnya sendiri.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Mbak Titi menambahkan ceritanya
tentang Fifi. Saat itu dia bicara sendiri menuntut ayahnya untuk mengembalikan
semua uang yang telah dikirimnya. Dia bicara keras dan berulang-ulang. Sehingga
sekarang semua orang di kampung ini bahkan di luar kampung mengetahui keadaan Fifi
yang sebenarnya. Kakak Nurma menirukan ungkapan Fifi kala itu.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Kembalikan uangku… kembalikan uangku… kau
tahu kan? Uang itu akan kubuat bangun rumah…biar cantik, indah dan sedap
dipandang mata. Lalu… aku mau nikah dengan mas Ilham… Uangku mana? Mana
uangku?” Fifi masih bicara sendiri. Orang yang memandangnya merasa aneh
dengan penampilannya yang<span class="apple-converted-space"> </span><i>nganeh-anehi.<span class="apple-converted-space"> </span></i>Dia stress berat bahkan dikatakan
sebagai orang gila oleh sebagian orang.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
"Hi
hi hi..., ha ha ha ...." tawanya lepas. Namun, ada kalanya menangis
meraung-raung tak ketulungan sambil berlari ke sana ke mari tak karuan.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IN">***</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Hari berganti hari, keadaan </span>Fifi<span lang="IN">
bukanlah membaik tetapi sebaliknya. Dia diam... dengan tatapan kosong. Semakin
lama semakin menjadi.<span class="apple-converted-space"> </span></span>T<span lang="IN">ertawa
cekikikan sendiri dan bicara sendiri. </span>Mula-mula tidak mengamuk, namun lambat laun <span lang="IN"> mengamuk</span> berat. Aktivitasnya<span lang="IN"> menggegerkan dan menimbulkan kekhawatiran
tersendiri bagi warga kampung. Melihat kondisi yang demikian pihak perangkat
desa membawanya ke Rumah Sakit Jiwa<span class="apple-converted-space"> </span></span>(RSJ<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">) di
Magelang. Namun, ternyata, dia bisa keluar dari RSJ dan jalan-jalan entah
kemana. Lelah juga pihak perangkat mengurus dirinya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Masyarakat
ikut prihatin dan mendoakan Fifi agar <span lang="IN">membaik dan pulih seperti
sedia kala. Sebab apabila ditilik dari sejarah, dia tidak memiliki saudara yang
punya penyakit seperti itu.<span class="apple-converted-space"> </span></span>D<span lang="IN">ia lahir
dan tumbuh dari keluarga baik-baik, tidak ada masalah dan semuanya normal.
Hanya satu penyebabnya yaitu rasa kecewa yang mendalam atas gagalnya dia dalam
merenovasi rumah orang tuanya. Sementara orang tuanya terutama ayahnya sangat
keras dan tidak mau tahu dengan kondisi anaknya yang seperti itu.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IN">***</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Semuanya dapat dijadikan pelajaran. Tentang
sikap orang tua yang otoriter tentunya tidak baik bagi perkembangan jiwa anak.
Pentingnya keterbukaan dalam memecahkan suatu masalah. Kalau sudah begini.
Siapa yang salah? Nasi sudah menjadi bubur. </span>Fifi <span lang="IN">sekarang sudah tidak
diketahui lagi dimana rimbanya. Sudah puluhan tahun menghilang tidak berbekas.
Sayang sekali sang kembang desa mengalami nasib yang tragis. Pesona sang
kembang desa telah pudar</span>,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">seiring waktu yang terus berjalan.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-18292327862594913522016-04-14T07:45:00.002+07:002016-04-14T07:45:34.849+07:00MEMUDAHKAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UNDUH KATA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_4TiEpmrn2C_S69KJnt1dsJhdDiBinxGReuHnF4SgdNs3pnyaFfub_HU55HVUH3siBwG1rTvm-spVx2mU5MJyiAURhpo_71bqf1p3AB6V3c7EMyglCv_UAKBTyBMR81vAA6h7rD2NZaU/s1600/images+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_4TiEpmrn2C_S69KJnt1dsJhdDiBinxGReuHnF4SgdNs3pnyaFfub_HU55HVUH3siBwG1rTvm-spVx2mU5MJyiAURhpo_71bqf1p3AB6V3c7EMyglCv_UAKBTyBMR81vAA6h7rD2NZaU/s200/images+%25281%2529.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu kompetens imenulis
yang harus dikuasai siswa adalah </span><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">menulis
menulis puisi.</span><span style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Selain</span><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";"> memang
harus dikuasai siswa, puisi juga merupakan salah satu alat/sarana untuk
ekspresi diri.Mau bukti? Silakan ibu dan bapak melihat status yang ditulis pada
akun <i>facebook</i> siswa kita, isinya
pasti puisi cinta anak ABG. Bapak/Ibu Guru punya akun <i>facebook</i>? <i>Nggak salah tuh?</i>
Selain email (pos-el), kita memang perlu punya akun <i>facebook</i> karena dengan begitu kita menjawab kompetensi pedagogik
yang harus dimiliki guru yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.Dari pengamatan terhadap akun <i>facebook</i> siswa, paling banyak status
yang mereka tuliskan adalah perasaan mereka saat itu baik saat susah, senang
dan tanpa mereka sadari mereka menulis sebuah puisi.Itu siswa kita yang
berekspresi lepas di <i>facebook</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Dan
sekarang, apakah bapak dan ibu guru juga sudah produktif seperti siswa kita?
Sebelum kita membelajarkan puisi tersebut kepada siswa, alangkah indahnya jika
yang menjadi narasumber sebagai penyair adalah bapak/ Ibu Guru mereka sendiri
sehingga siswa menjadi lebih percaya karena guru mereka ternyata sudah
mempunyai kemampuan lebih dari siswanya.Guru adalah model sejati untuk
siswanya. Pada workhop <i>Peningkatan Karir
PTK Dikdas Guru Bahasa Indonesia SMP </i>di SMPN 2 Tengaran beberapa waktu lalu,
para guru Bahasa Indonesia “dipaksa”untuk berkarya. Hal ini masih dalam kaitan
dengan Permen PAN Nomor 16 </span><span style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tahun 2009 </span><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">tentang Peningkatan Kinerja Guru dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan,maka untuk menjawab Permen tersebut setiap guru harus
punya karya antara lain artikel, penelitian, karya sastra berupa cerpen, puisi.
Pada workshop tersebut diketahui bahwa kelemahan bapak/ibu guru antara lain
dalam hal mendokumentasikan karya mereka.Dengan sedikit “paksaan” ternyata para
guru Bahasa Indonesia bisa menghasilkan karya yang diharapkan tersebut.Khusus
untuk puisi, yang kebetulan penulis diminta untuk berbagi, maka ungkapan
bapak/ibu guru bahwa membuat puisi itu sulit tidak terbukti.Apakah benar untuk
menulis puisi membutuhkan “mood” tertentu artinya kalau sedang <i>bad mood</i> tidak bisa menulis puisi.Kapankah
<i>good mood</i>nya?artinya kita tidak usah
risaukan <i>bad</i>/good <i>mood</i> yang penting menulis saja.<i>Khan </i>guru tidak harus menunggu hati
merana terlebih dahulu untuk bisa menulis puisi, sedangkan siswa kita sudah
menanti kita dalam pembelajaran untuk menjadi model penyair.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Kita
hanya butuh minimal 20 puisi kemudian karya kita terbitkan dan tentunya sudah
ber ISBN.Sudah bisa untuk naik pangkat.Sederhana saja bukan?Mari kita berlomba
lomba menulis puisi.Hanya perlu sedikit trik /teknik yang bisa kita lakukan yaitu
dengan teknik unduh kata.Apa teknik unduh kata itu?Apa maksudnya dan bagaimana
cara menggunakan teknik unduh kata tersebut?<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Kita siapkan sumber belajar dan
media yang akan dipakai sebagai perangsang untuk menulis puisi :gambar, lagu,
film, lingkungan sekitar<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Kalau kita memilih film misalnya
film motivasi tentang atlet cacat maka bersama sama film tersebut diamati dan
cermati.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Film itulah sumber inspirasi
untuk menulis puisi (hal ini juga berlaku pada semua media yang akan kita
pakai)<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">4.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Ada beratus kata yang secara
implisit bertebaran pada film tersebut, kita ambil kata kata yang muncul dari
film yang sudah kita lihat.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">5.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Siswa berkelompok, berdiskusi,menentukan
kata yang muncul dari film yang diamati<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">6.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Dari kata kata yang sudah
ditemukan,siswa dapat tampilkan kata tersebut pada pohon kata.Apa pohon kata
itu?sebuah pohon yang digambar pada sebuah kertas karton kemudian ada buahnya,
buah itulah berisi kata kata kunci yang muncul dari film dieksplisitkan di
pohon kata tersebut.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 53.45pt; text-indent: -18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-bidi-font-family: Georgia; mso-fareast-font-family: Georgia;">7.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Kita sudah mengunduh kata dari
film kemudian diletakkan pada pohon kata setelah itu kita unduh buah kata
tersebut kita rangkai menjadi sebuah puisi, tentu saja dengan memperhatikan
struktur batin dan struktur fisik puisi.Dan jadilah sebuah puisi.Jadi tak perlu
menggunakan <i>good mood</i> hanya perlu
sedikit trik saja.</span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Ada sebuah contoh puisi yang saya tulis
setelah saya jalan jalan melihat sebuah vihara di Ungaran dengan seorang
teman.Tentu tidak ada niat khusu untuk membuat puisi ketika mengunjungi vihara
tersebut,namun ternyata setelah meninggalkan vihara tersebut ada puisi yang
berhasil saya tulis.Sebagai ilustrasi vihara tersebut terletak di sebuah tempat
bernama Kalongan.Yang saya amati di dalam vihara tersebut ada pohon bodhi, dua
patung singa,pagar yin yang. Dan inilah puisinya.</span><span style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<i><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.0pt;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_5" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 250.5pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 390.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="SINGA KUIL" src="file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span></i><span style="font-family: "georgia" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Senja di
Kalongan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Deretan mega beriringan itu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Pasti bertanya padamu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Di mana hatimu kau letakkan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Di mana batinmu kau selipkan? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Senja di Kalongan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Ada pohon bodhi membisu namun menertawakanmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Juga dua singa penjaga kuil itu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">menatap dalam <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">menerobos setiap rahasia yang kau sembunyikan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“Hai manusia, aku yang kau cari?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Keangkuhan ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Kesombongan ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Harga diri ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Ambisi ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Harta dunia ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Cinta diri?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Dalam diamnya ia terus menertawakanmu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 4cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Om..santhi, santhi, santhi…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">(damai,damai,damai)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Hanya itu yang dia dengar dari telinga
batunya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Manusia….manusia…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Mengapa telingamu kau tulikan dari jeritan
sesama?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Mengapa nuranimu kau biarkan membatu dari
bisikan Sang Dewa? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Mengapa matamu kau butakan dari penglihatan
yang fana?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Om…santhi, santhi, santhi...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">(damai,damai,damai)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Ya….aku dan dia hanya membisu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"> Hanya membisu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“kosong itu isi, dan isi itu kosong”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Yin adalah Yang <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Yang adalah Ying<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Harus ada keseimbangan dalam hidup<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">…………………….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Senja di Kalongan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“ini hanya masalah waktu” jawabmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Namun, pohon bodhi dan singa itu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">masih saja menertawakanmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“waktu?...sampai kapan? sampai ajal menjemputmu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“Ah, kau buang-buang waktu saja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Karena waktu yang akan meremukkanmu (ha…ha…ha…ha….) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Singa itu semakin keras tertawa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Aku tak tahu,….. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Kenapa hatiku semakin remuk redam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">setelah senja itu, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">di Kalongan…..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">(om…santhi,santhi,santhi….)</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "serif";">Sebagai
penutup, kata Rene Descartes, “<i>Aku
menulis puisi, maka aku ada”</i> dan tentu sebuah puisi lebih hidup jika <i>dulce et utile</i> “indah dan
bermanfaat.Selamat berlomba menjadi guru yang penyair. <o:p></o:p></span></div>
</div>
M.A Utamihttp://www.blogger.com/profile/05947598372067705972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-74910226638482740912016-04-14T07:37:00.000+07:002016-04-14T07:37:23.997+07:00KARMA KEDUA MAK COMBLANG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaNmR-6KovssJRdMnOMQCyeB0AfE3lNYtJCk-KHaHKswW8eXvYmB1gPzjU7iUYk8zAtzpWd6UyYFUwL09RhR2S0rqjW7Gp3Tx_emGPkdQMWx-ms75IJQf3qfRu975QFEOptFLEOEaeEq0/s1600/logo+mak+comblang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaNmR-6KovssJRdMnOMQCyeB0AfE3lNYtJCk-KHaHKswW8eXvYmB1gPzjU7iUYk8zAtzpWd6UyYFUwL09RhR2S0rqjW7Gp3Tx_emGPkdQMWx-ms75IJQf3qfRu975QFEOptFLEOEaeEq0/s200/logo+mak+comblang.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Jangan
sekali-kali membenci atau mencintai seseorang dengan keterlaluan…<i>ora ilok (bahasa Jawa)</i>, kata ibuku kala
itu.<i>Ora ilok</i> itu apa<i>to</i>,Bu?</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Tanyaku suatu kali ada ibuku.Ya. Pokoknya tidak baik.titik, tanpa
penjelasan apapun.Dan aku tidak mengejar untuk terus bertanya.Berbeda dengan
anak-anak zaman sekarang yang kritis jika bertanya danakan terus bertanya jika
jawabannya belum memuaskan. Setelah dewasa ini, aku baru tahu kalau <i>ora ilok</i> itu dari ora elok, ora = tidak,
elok= baik, indah, cantik.Jadi <i>ora ilok</i>
itu ya tidak baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Karma
pertama?Ya, aku menyebutnya begitu. Karma pertama adalah suamiku.Kuingat betul saat
bertemu dengan mantan pacar inilima belas tahun yang lalu di Yogyakarta.Kami
adalah tetangga kos, ya kira-kira 300 meter jarak rumah kos kami.Saat itu aku
kuliah semester 7 sedang praktik kerja di sebuah sekolah.Perjumpaan pertama
tidak menyisakan kesan apapun,yang kuingat saat kenalan itu saja saat ada
pertemuan anak-anak muda dalam bidang kerohanian.Malam minggu kami isi dengan
latihan paduan suara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Harrington; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">“</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Boleh kenalan?”
tanyanya dengan p<i>ede abis</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Laksmi…….kuulurkan tanganku<i>ogah-ogahan</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ya,
ampun kayaknya gak ada deh yang model kenalan kayak gitu.Ya, semua berjalan
alamiah aja.Ih, orang ini..pikirku waktu itu.Yang kulihat waktu itu, rambutnya
yang kaku kayak ijuk seperti menantang langit (mungkin karena potong rambutnya
kependekan).Pokoknya, enggak banget deh…..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kamu sekolah di mana, dik?” (<i>ge-er,</i> aku..dikiranya aku masih SMA,
berarti aku masih kelihatan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">imut..he..he..he….padahal
waktu itu aku semester 7 sedang praktik mengajar)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “aku sudah kuliah kok..” kataku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “o, tak kira masih SMA” katanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">(Akhirnya
ku tahu, Sandy namanya, mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik di salah satu
universitas swasta di Jogja)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Cuman itu yang kuingat dari pertemuan
pertama itu.Tak ada <i>something special</i>,
mungkin karena aku tidak sedang mencari pacar karena saat itu aku masih punya
gandengan yang kebetulan juga aktif dalam komunitas muda-mudi tersebut,Awan
namanya. (katanya selain mencari ilmu juga mencari jodoh juga he..he…asal
semuanya bisa berjalan beriringan ya gak papa).Awan, yang kebetulan lebih muda dariku adalah mahasiswa pintar alias <i>teksbook.</i>.Dia
asli pribumi alias jogja asli dan tinggal di jogja tentu saja.Jadian dengannya
hanya gara-gara dikompori teman-teman saja.Cinta? Gak tahu….(<i>lho</i>..?).Gara-gara dia anak pintar
(pintar kok gara-gara?) maka malam minggu diisi dengan belajar bersama alias
buat tugas tugas kuliah bersama…ha..ha..ha..gak romantis blas..tapi karena itu
pula indeks prestasi jadi meningkat signifikan…Hi…hi..ini contoh kalau punya
pacar itu menjadi penambah semangat belajar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kebetulan rumah kosku adalah markas
alias basecamp yang digunakan untuk rapat ataupun ngobrol ngalor ngidul
teman-teman grup paduan suara tersebut.Hingga akhirnya Sandy ikut aktif dalam
grup ini.Kami pun akrab, tentu sebagai teman.Ternyata dia lagi <i>jomblo, </i>gak punya pacar.Kebetulan
nih…sahabatku, Tita, juga sedang <i>jomblo</i>
minta dicarikan <i>gebetan</i> alias pacar.Tanpa
ba,bi,bu alias berpikir panjang, Tita dan Sandy akhirnya ku pertemukan untuk
perkenalan.Pikirku, jomblo dengan jomblo.Cocok nih….Pokoknya aku sudah kenalkan
, urusan suka atau tidak aku tidak bertanggungjawab.Waktu aku kenalkan sih,
Tita diem aja, tanpa komentar, begitu juga dengan Sandy.Yang jelas kalau Tita
berkirim salam untuk Sandy ya aku sampaikan sambil memprovokasi Sandy untuk
memperjelas status dengan Tita (maksa….)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Waktu berjalan, entah kenapa,
hubunganku dengan Awan tidak stabil atau bisa dibilang memburuk, namun dengan
Sandy ya akrab, jadi sering ngobrol.Sandy khan gampang akrab dengan
siapapun.Orangtua Awan inginkan anaknya fokus belajar, tidak boleh disambi
pacaran.Ya, udah, akhirnya kami putus.Mungkin kalau masalah putus nyambung adalah
hal biasa.tapi ada yang tidak biasa dalam hal ini.Ternyata Awan sering curhat
sama Sandy masalah aku (ini, yang aku tak tahu).Dari seringnya curhat tersebut
ternyata ada <i>bargaining</i> antara Sandy
dan Awan (ini kutahu sekarang). Berkali-kali curhat tentang putus nyambungnya
aku dan Awan, Eh, kok Sandy nyelutuk sama Awan..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Kamu beneran mau putus sama Laksmi?’
tanya Sandy<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Iya, kenapa?, aku diminta Ibuku
untuk konsentrasi sekolah dulu, daripada aku ribut sama dia terus malah gak
baik buat kita” kata Awan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Kamu serius mau putus sama dia?
Tanya Sandy<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Iya, lha gimana lagi?Memang harus
seperti ini” kata Awan lemas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kalau kamu emang mau putus, jangan
marah atau menyesal kalau Ami <i>tak pek </i>(kumiliki)
lho..” seloroh Sand</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">y tanpa beban dan tanpa tedeng aling-aling.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Ya silakan, kalau Laksmi mau” kata
Awan pasrah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ternyata
di belakangku mereka ada <i>deal-deal
politik</i> (he..he) karena pada akhirnya aku memang putus sama Awan dan
akhirnya jadian sama Sand</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">y (<i>ketemu pirang perkara</i>, kok bisa seperti
ini?).Orang yang paling marah tentunya Tita.Lha katanya mau nyomblangin, kok
malah dipacarin sendiri.Aku aja tidak punya rencana seperti ini,toh sebenarnya dari
awal aku khan juga tidak suka sama Sandhy.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
aku putus sama Awan, para muda mudi mengadakan
kegiatan dengan berjualan roti <i>valentine</i>
mungkin inilah pemicunya atau mungkin sudah diskenario sama Sandy aku juga gak
tahu. Kebersamaan pesan roti kemudian berkeliling memberikan kepada pemesannya
membuatku lebih jelas melihat siapa dan bagaimana Sandy lebih dekat meski
sebenarnya sebelumnya benar-benar tidak terpikir sama sekali.Dia bukan tipe
yang kuinginkan waktu itu karena cowok yang kusukai adalah cowok model-model
rocker,berambut gondrong, cowok-cowok petualang sementara model Sandy waktu itu
adalah bapak-bapak banget tapi orangnya kaku tidak romantis sama sekali.Kalau
dilihat waktu itu sih nggak <i>match</i>denganku
yang cuek bebek,suka pake celana jins sobek-sobek, aliran metal pokoknya namun
romantis (he..he).Mungkin bias valentine-lah memberi warna dan rasa beda pada
kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Akhirnya orang yang tidak kuminati berpacaran denganku selama 6 tahun (nggak
nyangka banget….) dankami menikah.Sudah 9 tahun aku bersamanya dan diberi
amanah 2 momongan.Karma pertamaku karena membenci orang dan harus menerima
kemarahan Tita karena sampai saat ini tidak ada khabar berita tentangnya
padahal dulu kami sangat akrab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">……………………………………..***…………………………………………..<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah aku menikah, kenapa aku harus
mengalami hal yang mirip dengan kisahku dulu.Ketemu dengan Bagas dalam
kompetesi profesiku sebagai seorang pengajar 4 tahun yang lalu. Melihat Bagas
pertama kali, jelas aku tidak berpikir apapun,konsentrasi pada kompetisi
itu.Cuma, aku berpikir aneh aja,dia <i>nanya-nanya</i>
tapi mimiknya kaku banget.Ih, orang ini kenapa sih?pikirku waktu itu.Aku jawab
ogah-ogahan kayak dulu waktu kenal dengan suamiku.Lagian aku juga tidak mikir
apapun, aku sudah bersuami, punya 2 anak.Apalagi yang dicari?Dalam kompetisi
itu akhirnya aku menjadi pemenang.Mungkin karena penasaran denganku, dia ingin
tahu sebenarnya kemampuanku itu apa kok bisa jadi pemenang.Kalau kulihat sih
dia emang cowok pinter dan serius apalagi ditambah dengan kacamata minusnya,
semakin memperjelas kecerdasannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku lupa siapa meminta nomor telepon
siapa, kok akhirnya aku punya nomor teleponnya.Yah, pokoknya aku dan Bagas
bertukar nomor telepon dan semakin intensif berkomunikasi meski yang
dibicarakan hal yang umum saja.Akhirnya kutahu kalau dia masih <i>single</i>, belum berkeluarga<i>.</i>Pacar? aku tak tahu.Akhirnya timbul niatku
untuk mencomblangi Bagas apalagi diperkuat dengan ibunya yang minta tolong aku
supaya Bagas dikenalkan dengan temanku kalau ada yang masih <i>single.</i>Bagas lebih tua 3 tahun dariku.Cewek
pertama yang mau kukenalkan adalah keponakan teman yang sudah di semester
akhir, sedang menyusun skripsi.Karena kami akhirnya akrab maka aku panggil dia
dengan sebutan mas singkatan dari kangmas (<i>Jawa
: kakak</i>).Suatu hari aku ada acara di kotanya yang berjarak 30 kilometer
dari tempat tinggalku. Aku mampir ke rumahnya.Iseng-iseng aja ku sms kalau aku
akan mampir, ternyata dia ada di rumah.Masih pukul 14.00 WIB waktu itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Mas, antar aku ke tempat temanku
yuk!” kataku saat itu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Ngapain? ‘tanyanya penuh selidik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Ya, main aja,” jawabku menutupi
keadaan sesungguhnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Pasti kamu mau kenal-kenalin aku, khan?”
katanya curiga<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kenalin-kenalin apa maksudnya?”
jawabku pura-pura tidak tahu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Waktu itu aku dengar pembicaraanmu
sama ibuku kalau ada temanku yang masih <i>single</i>
supaya dikenalin sama aku”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Enggak……enggak salah….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Pokoknya,
jangan macem-macem lho…aku tidak mau dikenal- kenalin….”jawabnya dengan sorot
mata tajam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dari
informasi yang ku peroleh dari ibunya <i>sih</i>,
dia bukan tidak laku (emang jualan).Tapi Bagas aja yang susah dimengerti.Yang
jelas, dia tidak mau diatur, orangnya semau gue.Paling tidak sudah ada tiga
orang cewek yang naksir berat sama dia dan satu yang agak depresi karena
ditolak cinta sama Bagas.Ini yang Ibu Bagas ceritakan sama aku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Mau ya…… khan cuman dikenalin
aja..”ujarku penuh harap<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kamu gak usah aneh-aneh ya..aku gak
mau..pokoknya aku marah kalau kamu kayak gitu” ucapnya setengah mengancam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Dia, anak baik…pinter, pendiam, ini
baru susun skripsi.Pasti cocok sama kamu yang aneh.Gak bakal dia atur-atur
kamu, tak jamin (he..he..bergaransi..)..Dia pasti gak maem-macem”ucapku
berpromosi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Sekali tidak, ya tidak..lagian aku
lebih suka dengan orang yang <i>ngeyel</i>
dan cerewet…” katanya beralasan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Lho,
selama ini khan gak suka diatur, mau semau gue.Dikenalin cewek penurut malah
gak mau.Benernya gimana sih…..Bingung aku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Ya deh..ya,deh…Cuma dikenalin aja
gak mau.Dasar, nyebelin…”ucapku gusar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku
gak enak sama temanku karena udah bilang mau ke rumahnya dan keponakan yang mau
dikenalin udah diberitahu.Ya, dengan segala alasan, aku minta maaf sama temanku
karena tak berhasil mengajak Bagas ke rumahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ampun deh….Sebenarnya ada apa, Cuma
dikenalin aja gak mau…Kenapa aku jadi yang gusar ya?Mungkin aku juga termasuk
aneh ya…yang dikenalin aja tidak mau kok ya maksa….Maksudku, aku pengin dia
juga segera merasakan hidup berumahtangga.Pernah suatu kali ku tanya apakah dia
punya keinginan berumah tangga atau tidak.Jawabnya aja
ogah-ogahan..,”Entahlah…”…Duh..duh ..serba tidak jelas..Aku kok yang kelimpungan, padahal yang menjalani aja
santai.Ngapain coba kok repot?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebenarnya, jujur saja.Aku bingung
status kedekatanku sama Bagas.Teman atau apa?Ya, sebenarnya ya teman tapi tanpa
kusadari kok muncul rasa sayang yang menurutku lebih dari seorang teman.Apa
mungkin gara-gara aku berusaha jadi mak comblang itu ya?Jadi khan komunikasi
malah intensif dan aku tak punya beban apapun karena aku sudah berkeluarga.Pernah
suatu kali aku tiba-tiba nangis, ada rasa yang
menghentak-hentak.Kenapa?Tiba-tiba aku merasakan rindu yang sangat pada Bagas.Aneh,
padahal kita khan cuman sms-an aja, itu pun isinya ya normal-normal aja, yang
berkaitan dengan profesi.Lalu kenapa menangis?yang jelas aku bingung, mengapa
menjadi aneh begini?Aku tidak ingin berkhianat pada komitmen pernikahanku, tapi
aku juga tidak minta seperti orang aneh begini.Karena kita emang dekat maka aku
telepon Bagas sambil nangis-nangis.Bukannya dihibur gimana, aku malah dimarahin
abis.Dia bilang aku kayak orang gila pake nangis-nangis segala, ..sakit hati
dikatakan begitu.Kata-katanya masih terngiang di telingaku,”<i>Mbok ya</i> ingat sama anak dan suami,
ngapain kamu nangis-nangis gitu, kayak orang gila aja”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku juga tidak minta seperti ini.Apa aku
ini lagi puber?Entahlah…Biasanya khan puber tuh umur 50-an, lha aku aja belum
ada 40 tahun kok udah puber.Puber prematur <i>kalee</i>…Ya,
aku marah samaBagas karena ngatain aku gila dan kuputuskan tidak menghubungi
dia.Tapi itu cuma bertahan satu minggu.Saat dia sms lagi, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Lagi
ngapain, dinda?<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Panggil aku dinda?Biasanya kalau panggil
seenak udelnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tak balas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ngapain
sms segala, aku khan orang gila?<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Balas lagi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">jangan
marah ya, hariku sepi tanpa suaramu<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku
lumer…dan berlanjut lagi.Alasan lain aku jadi mak comblang, biar aku juga tidak
kayak orang gila mikirin dia.Kalau dia menikah khan sibuk sama isterinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Suamiku pun tahu kalau aku sedang
menjadi mak comblang, Sebenarnya suami tidak <i>komplain</i> apapun sama aku tentang hubungan pertemananku sama Bagas.Tapi
suatu kali bilang begini..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ma…Bagas tuh suka sama kamu lho….” Ucap
suamiku sok tahu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“ Jangan sembarangan, Pa…Dia khan
temanku..” Jawabku pasti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“ Ma, aku ini laki-laki…jadi aku tahu
bagaimana sorot laki-laki yang menyukai wanita…”kata suamiku sok jadi ahli..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“ Emang kayak apa sorotnya, kayak mata
kucing?” jawabku seenaknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mana
mungkin dia suka sama aku?,<i>lha wong</i>
aku aja pernah dikatakan gila karena aku nangis-nangis.Yang ini jelas tidak
kukatakan pada suamiku.Masak istrinya dikatakan gila, apa dia tidak malu
istrinya dibilang gila?Suamiku udah pernah ketemu dengan Bagas meski hanya
sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Terserah <i>lho</i>,Ma..Papa sudah ingetin.Papa tidak mau kejadian kayak Papa dulu
terulang..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Kejadian apa,<i>to</i>?” tanyaku penasaran<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Apa Mama lupa, Dulu khan Mama
nyomblangin Papa sama Tita khan?Kok sekarang Mama jadi istrinya Papa..khan
harusnya Tita?....kata suamiku ingetin kejadian 9 tahun lalu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Jadi, Papa sebenarnya tidak cinta sama
Mama tapi sama Tita?” kataku setengah sewot<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Lho kok marah….jelek lho…..” Ucap
suamiku sambil mencolek daguku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Biarin…..udah jelek kok ya mau…” ucapku
sambil manyunin bibir 5 sentimeter<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Jadi, sebenarnya Papa tidak suka sama
aku ya….?” Aku masih mencecar <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ha..ha..ha…kenapa sih, Mama…ini…..Ya,
jelas to….Jawaban yang menggantung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Jelas apanya, jelas kalau emang tidak
suka?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ma,wajahmu lucu sekali kalau
begitu…….Apanya yang kurang jelas?Sejak pertama kali bertemu, Papa khan sudah
menyukai cewek imut-imut itu……<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Cewek imut-imut siapa?....sahutku
semakin penasaran<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ah,Mama..masak gak tahu…cewek imut-imut
yang waktu itu sudah semester tujuh tapi tak kira masih SMA”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Maksudnya, Mama?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“ Lha, ya, siapa lagi to,
Ma…..Sebenarnya sejak ketemu pertama itu, Papa emang suka sama Mama, maka Papa
khan minta kenalan sama Mama….Ucap suamiku membuat pengakuan.Kalau yang ini,
aku belum pernah dengar.Selama sembilan tahun aku menikah dengannya, ya baru
sekarang mendengar pengakuannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ah, Papa pasti bohong…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Buat apa bohong, Ma..Lalu untuk apa
Papa bilang sama Awan waktu itu.Buktinya Papa menikah dengan Mama.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">“</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Papa tidak mau
kehilangan Mama..”ucapnya sambil memelukku erat.Kaget aku,
tumben-tumbenan.Suamiku khan sangat tidak romantis, Aneh aja…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Papa ini kenapa, to…?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Ya, tidak apa-apa, khan sama istrinya..</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">emang nggak boleh?</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan
suami, aku tidak ada masalah apapun.Semuanya berjalan normal seperti
biasa.Mengurus dua anak yang cukup aktif,apalagi laki-laki semua.Meski tidak
romantis tetapi suamiku</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> adalah <i>family man</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
adalah orang yang cinta keluarga.Karena tidak bekerja pada instansi maka waktu
lebih longgar.Semenjak menikah, suamilah yang memasak untuk kami, masakannya
enak,aku aja kalah.Dan itu tidak menjadi masalah buatnya karena dia sudah
terbiasa memasak sejak menjadi mahasiswa di Yogyakarta.Ya, sebagai keluarga
memang harus saling mendukung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">………………………………………….***…………………………………………<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Cewek pertama yang mau kukenalkan sama Bagas
sudah ditolak, tapi aku tidak menyerah.Aku merasa punya diberi mandat sama
ibunya.So, cari cara agar Bagas mau.Cewek kedua yang mau kukenalin sama Bagas
adalah salah seorang pengajar anakku.Dia masih muda, umurnya 25 tahun, cantik, dan lembut, Bu Safitri namanya. Aku
mengenalnya saat mengambil laporan hasil belajar anakku semester lalu.Bu Safitri <i>sih</i> tidak bilang apa-apa, hanya
kebetulan teman sekantornya, Reta, yang notabene teman kuliahku dulu bilang
kalau Bu Safitri mau dikenalin.Aku udah ditagih beberapa kali lewat sms, aku
bisa menghindar dengan katakan bahwa Bagas sedang ada pelatihan di
Jakarta.Namun saat mengambil hasil belajar anakku itu, aku sengaja dihadang
Reta untuk tanyakan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “<i>Nyah</i>,
mana kandidatnya yang mau dikenalin sama Bu Fitri?” tanya Reta bersemangat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Lho, aku khan udah bilang kalau dia
sedang di Jakarta dua minggu?” jawabku asal-asalan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Lama banget..kamu tadi udah tahu
khan yang namanya Bu Safitri..Cantik khan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Iya, tadi aku tahu waktu ambil
laporan hasil belajar anakku…cantik dan lembut” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Benar khan, apa kataku….aku tidak
bohong….Kalau orangnya dah pulang segera hubungi aku ya..Jangan lupa lho…” Reta
tak kalah semangatnya sama aku menjadi mak comblang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ <i>Yes, boss</i>…..” kataku penuh kepastian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebenarnya
Bagas sih sudah pulang dari kemarin dan aku sudah ketemu dengannya.Tentang Bu
Safitri, aku juga udah bilang dengannya.Namun jawaban Bagas tidak berubah..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Mas, sebenarnya kamu masih punya
keinginan untuk menikah atau tidak?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “ Ya, tergantung situasi…” jawabnya
sekenanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Aku serius….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Aku lebih dari serius…”tak mau
kalah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Aku sebenarnya mau kenalin kamu
sama seseorang.Dia cantik dan lembut, guru anakku.Ya, lebih baik aku terus
terang aja daripada aku bohong, malah kamu marah.Yang penting khan ketemu dulu,
masalah suka atau tidak khan terserah…”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Tidak, aku bisa cari sendiri,tidak
perlu dikenal-dikenalin…”jawabnya agak sewot<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Mana buktinya?Sampai sekarang pun
kamu belum menikah juga..Please, mau ya…Cuma kenalan aja kok” ucapku
merajuk.Aku ingat janjiku pada Reta untuk mengenalkan dengan Bu Safitri.Kalau
tidak berhasil, bisa-bisa aku dimarahin abis sama Reta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Sekali tidak tetap tidak” jawabnya
tegas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Iya, iya…tapi <i>gak</i> usah galak-galak gitu dong..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Lha kamu maksa terus….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembicaraan
tentang perkenalan terpaksa kuhentikan.Jangan-jangan Bagas gak normal (hus,
ngawur…).Apa maksudnya gak normal?Apa dia tidak suka sama cewek?Itu yangperlu
kuselidiki lebih lanjut…(jadi detektif nih…seperti di serial Lima Sekawan yang
ku baca waktu SD).Ya..ya..Bagas sebenarnya memang agak misterius.Dia tidak
ingin kehidupan pribadinya diusik.Aku aja yang terjebak dalam situasi seperti
ini.Aku sebenarnya pengin menghindar darinya namun kok ya tidak bisa.Ibu Bagas
aja bingung kenapa kalau Bagas bicara sama aku bisa lama padahal kalau di rumah
bicara seperlunya aja.Apalagi kalau ditanya masalah pernikahan pasti diam
seribu bahasa.Maka ibu minta tolong sama aku karena tahu aku yang dekat dengan Bagas
saat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku sampai curhat dengan temanku yang
ternyata punya adik yang punya sifat kayak Bagas.Adik temanku yang tidak mau
menikah ini akhirnya meninggal karena penyakit leukemia (Oh, tragis…).Temanku
bilang kalau orang seperti harus diberi tantangan tidak usah dikenal-kenalin,
dia merasa tersinggung.Kalau dia tidak mau ya udah berarti itu pilihannya.Ya,
ya…tentu ada hal yang tidak kuberitahukan padanya kenapa aku ngotot jadi mak
comblang.Karena makin lama aku terpikat pada Bagas. Entah kenapa, aku pun
bingung.Padahal, waktu pertama kali ketemu, sungguh, tak ada pikiran apapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertemuan terakhir dengannya sebenarnya
membuktikan sesuatu yang samar itu…..tiga puluh menit rasanya
berjam-jam.Kenapa? Perjalanan pulang bersama di bis sebulan lalu menyisakan
keruwetan di hati dan pikiranku.Duduk berdua dengan tangan bersilang di dada
semua..ha..ha..aneh..aneh….trus diem-dieman.Padahal kalau telepon bisa satu
jam,tapi hari itu, menjadi hari yang aneh bagiku…Kenapa aku harus pulang
bersamanya? Ha…ha..aku ingin lihat sorot matanya.Kayak apa sih..aku penasaran
aja…tapi ternyata kok begini…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kok diem aja kenapa?” tanyaku
karena udah tidak tahan diem terus<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Lha mau bicara apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertanyaan
yang aneh.Khan ya banyak topik.Kenapa hari ini jadi kehabisan topik
pembicaraan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Kamu marah sama aku ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> “Marah?Kenapa marah?Emang kita ada
masalah?’ jawabnya datar tak mau melihatku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Diem
lagi…Bagaimana mau lihat sorot matanya.Dia aja tidak melihatku bahkan trus
pura-pura tidur lagi..Ya, ampun kok orang ini aneh banget.Perjalanan setengah
jam terasa lama.Ya terpaksa akulihat ke luar jendela.AC bis yang dingin tidak
bisa mendinginkan hatiku yang bergejolak
tak karuan, entah kenapa.Sementara Bagas bungkam bahkan aku sampai tujuan pun
minim kata.Ada apa sih…hari ini Bagasdan aku lucu sekali.Tapi ya udahlah, buat
apa dipikirkan.Apa dia grodi sama aku ya atau aku yang grogi sama dia? Grogi ?
Lebih aneh lagi….Tak tahulah…….Tapi aku jadi susah tidur mikirin kejadian hari
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">………………………………………….***…………………………………………<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Haruskah
ini menjadi karma keduaku?Menikah lagi?Oh, tidak….Cukup sekali aku
menikah…..Hanya kematian yang memisahkan pernikahan kita…Ku ingat janji kami
waktu itu akan tetap setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang sampai
maut memisahkan…….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Apa kata dunia jika hal ini sampai
terjadi?Tapi,Bagas….kenapa bayangmu tak bisa lepas dari pelupuk mataku?Sungguh,
aku jadi kayak orang gila….jangan sampai aku masuk rumah sakit jiwa gara-gara
hal ini.Kasihan suami dan anak-anakku.<i>I
love my husband, I love my family</i>…..Bagas..Bagas, <i>what you have done to me?</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Apa memang ada ya karma seperti
ini?Mengapa kutebar rasa benci padanya
waktu itu?Samar-samar kudengar suara manja Vina Panduwinata dari lagu lawas <i>Di Dadaku Ada Kamu </i>yang akhir-akhir ini jadi
tembang kesukaanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><b><i><span style="font-family: Harrington; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">“</span></i></b><b><i><span style="font-family: Harrington; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Di dadaku ada
senyummu, ada cintamu, ada hasratmu, ada kumismu,ada kupingmu<o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<b><i><span style="font-family: Harrington; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Di dalam
dadaku ada kamu…Semakin menggebu, ingin ku miliki semua yang ada di dirimu”<o:p></o:p></span></i></b></div>
</div>
M.A Utamihttp://www.blogger.com/profile/05947598372067705972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-42354912063081843182016-04-14T07:29:00.003+07:002016-04-14T07:29:53.934+07:00REFORMASI PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTC1BXU-GjTD_Ibl5QCfXdp9Nm3ccTqJBfjwmukqwmOc63GumOsF8NJJBbUNOYgiaxdgUNNiJ96CpjooKKcum9desFG5zFQQskc8elBnWP14GKtWTQnAeKbiaaj-HxgnVxGLWHQyT7cxk/s1600/10.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTC1BXU-GjTD_Ibl5QCfXdp9Nm3ccTqJBfjwmukqwmOc63GumOsF8NJJBbUNOYgiaxdgUNNiJ96CpjooKKcum9desFG5zFQQskc8elBnWP14GKtWTQnAeKbiaaj-HxgnVxGLWHQyT7cxk/s200/10.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pendidikan adalah nafas sebuah bangsa.Apa
jadinya jika nafas yang kita hirup bernama pendidikan ini ternyata penuh dengan
polusi?Apa yang terjadi dengan generasi Indonesia selanjutnya?Salah satu cara
untuk membersihkan polusi-polusi tersebut adalah adanya sistem yang membawa
pada perubahan. Salah satu alat yang digunakan adalah undang-undang yang
digulirkan pemerintah. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
adalah salah satunya. Sekolah sebagai sebuah sistem yang kompleks sekolah
terdiri dari sejumlah komponen yang saling terkait dan terikat, diantaranya :
kepala sekolah, guru, kurikulum, siswa, bahan ajar, fasilitas, uang, orangtua
dan lingkungan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Komponen kepala sekolah merupakan
komponen terpenting karena kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah
yang memiliki tugas dan fungsi paling berpengaruh terhadap proses
berlangsungnya sekolah. Kepala sekolah merupakan sumber daya manusia jenis
manajer (SDM-M) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan
menserasikan sumberdaya manusia jenis pelaksana (SDM-P) melalui sejumlah input
manajemen agar SDM-P menggunakan jasanya untuk becampur tangan dengan
sumberdaya selebihnya, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
dengan baik untuk dapat menghasilkan output yang diharapkan. (Poernomosidi
Hadjisarosa : 1997).<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Perubahan
paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi
desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut
seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak
berkosentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya,
namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan
mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. MBS
menuntut seorang kepala sekolah menjadi seorang manajer sekaligus pemimpin atau
meminjam istilah Gardner (1986) sebagai ”manajer pemimpin”. Konsekuensi dari
perubahan paradigma tersebut seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki
karakteristik dan kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya dalam
menjalankan proses persekolahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan
mutu pendidikan nasional selanjutnya akan memasuki tahap baru, dan telah
dimulai setahun ini. Kualitas anak didik yang ditentukan tenaga pendidik atau
guru, juga ditentukan oleh kualitas kepala sekolah.Karena itu, calon kepala
sekolah harus memiliki sertifikasi yang layak untuk menjadi pemimpin lembaga
pendidik tersebut.<br />
Untuk melakukan sertifikasi calon kepala sekolah, Kementerian Pendidikan
Nasional telah membentuk dan menunjuk Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah atau LP2KS sesuai Permendiknas No. 6 Tahun 2009. Hal utama yang
setahun ini dilakukan LP2KS, yang dinyatakan Direktur LP2KS Siswandari, adalah
melakukan penyiapan calon kepala sekolah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Calon Kepala sekolah yang lulus seleksi
diharapkan menjadi pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan segala
sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam praktiknya memimpin
mengandung makna menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina,
memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan lain sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Seleksi
dilaksanakan oleh panitia termasuk di dalamnya tim asessor ( terlatih ) Dinas
Pendidikan pemuda dan olahraga kab/kota.Seleksi akademik meliputi : a.
Penilaian potensi kepemimpinan (PPK) , b. Penilaian makalah kepemimpinan
( MK ) , c. Penilaian portofolio calon kepala sekolah berupa rekomendasi
kepala sekolah dan rekomendasi pengawas sekolah, d. Penilaian kinerja
guru 2 tahun terakhir, dan, e. DP3 dua tahun terakhir.Dalam penilaian
potensi kepemimpinan peserta diharapkan dapat mengatasi permasalahan nyata yang
terjadi di lapangan nantinya bukan hanya sekedar teori belaka dengan demikian
akan menjadi kepala sekolah yang peka pada situasi dan kondisi sekolah.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Dalam
membuat makalah kepemimpinan, para calon kepala sekolah diminta menguraikan
bagaimana kiprah yang dilakukannya dalam menggerakkan, memberdayakan dan
mengembangkan sekolah.Diklat calon kepala sekolah dilaksanakan oleh lembaga
diklat terakreditasi yang merupakan kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran
teori maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada dimensi : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan, kompetensi sosial.Bagi
calon kepala sekolah yang telah lulus seleksi akademik, maka diharuskan
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah ini akan memberikan pengalaman pembelajaran baik teori maupun praktik.
Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Pendidikan
dan pelatihan ini sesuai dengan Permendikanas No. 28 th 2010 pasal 7 ayat (1)
dan pada ayat (2) dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah/madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu
minimal 100 jam dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal 3
(tiga) bulan. Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah/madrasah tersebut melaksanakan kegiatan dengan fasilitator para
widyaiswara baik dari LPPKS maupun dari LPMP. Melalui pendidikan dan pelatihan
ini, maka akan dilakukan penilaian akhir untuk mengetahui pencapaian kompetensi
calon kepala sekolah/madrasah yang pada akhirnya calon kepala sekolah ini
dinyatakan lulus sehingga diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah oleh
lembaga penyelenggara.Model diklat calon kepala sekolah/madrasah dikemas dalam
3 tahap :<em> a. </em>model<em>“In-Service Learning 1 (70 JP/ 7 hari ). Materi
:-Kepemimpinan , -Manajerial , -Supervisi , -Kewirausahaan, -Rencana Tindak Kepemimpinan
(RTK) , b. On-the Job Learning (200 JP /3 Bulan) 150 jp di sekolah sendiri
(peningkatan kualitas kinerja yang terkait dengan 4 SNP: isi, proses, penilaian
dan standar kompetensi lulusan) 50 jp di sekolah lain (peningkatan kualitas
diri (dan kinerja jika kondisi memungkinkan)</em>Materi : -Implementasi
Rencana Tindakan Kepemimpinan<i>, <em>c.
In-Service Learning 2”. 30 JP / 3 hari , Materi : -Penilaian portofolio,
-Presentasi hasil OJL: implementasi Rencana Kepemimpinan </em>.</i>Model ini
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek
pengetahuan kognitif dan pengalaman empirik sesuai dengan karakteristik peserta
diklat sebagai <em>adult learner</em>. </div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Berdasarkan
pengalaman penulis yang mengikuti diklat tersebut, bahwa diklat ini lebih
menonjolkan <i>soft skill</i> yaitu mencakup
berbagai kualitas pribadi seperti rasa tanggung jawab, percaya diri, kemampuan
bersosialisasi, kemampuan mengendalikan diri,memiliki integritas atau
kejujuran, kemampuan berpartisipasi dalam anggota kelompok, bisa berbagi
pengetahuan dengan orang lain, punya jiwa kepemimpinan dan memiliki kemampuan
negosiasi.Dalam berbagai pertanyaan yang diajukan, jawaban yang diinginkan
adalah solusi, solusi,solusi.Jadi dari jawaban, uraian, pengalaman para peserta
diklat menginterpretasikan ruh <i>soft skill</i>yang
dipunyai.Jika seleksi sebelumnya, para kepala sekolah mendapat penguatan
setelah dilantik menjadi kepala sekolah, pada diklat model baru peserta sudah
dibekali berbagai ilmu sebelum terjun ke lapangan sehingga nantinya tidak
seperti orang yang “tersesat dalam keramaian”. Pengalaman <i>On The Job Learning</i> / magang juga merupakan pengalaman yang
memiliki kesan mendalam karena selama 3 bulan magang sebagai calon kepala
sekolah. Hal ini merupakan hal baru bagi kepala sekolah yang sekolahnya digunakan
untuk magang karena biasanya hanya ada guru praktikan alias guru PPL sekarang
ada magang kepala sekolah.Apa yang dilakukan? ya, seperti apa yang dilakukan
kepala sekolah ; supervisi akademik, memimpin rapat, membuat rancangan tindakan
kepemimpinan alias <i>best practice</i>,
mengkaji standar nasional pendidikan dan
itu dilakukan untuk dua sekolah, jadi tiap peserta magang di dua sekolah. </div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
Calon kepala
sekolah yang dinyatakan lulus diklat diberi STTPP ( Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan) oleh lembaga diklat yang menyelenggarakan diklat
calon kepala sekolah tersebut. Selanjutnya calon kepala sekolah yang sudah
lulus Diklat calon kepala sekolah diusulkan oleh lembaga Diklat ke LPPKS
(Lembaga Pemberdayaan Kepala Sekolah ) untuk mendapatkan NUKS ( Nomor Unik
Kepala Sekolah ) dan Sertifikat kepala sekolah.</div>
<br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
Pengangkatan
Kepala sekolah / madrasah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh Tim
Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah ( TPPKS) yang ditetapkan oleh
Pemerintah kabupaten/kota atau penyelenggara sekolah/madrasah yang dilaksanakan
oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya. Tim Pertimbangan Pengangkatan
Kepala Sekolah melibatkan unsur Pengawas sekolah, dan Dewan
Pendidikan.Proses rekrutmen kepala sekolah yang baik belum cukup untuk
menghasilkan kepala sekolah yang tangguh dan profesional jika tidak disertai
pembinaan yang baik, yaitu pembinaan yang berorientasi pada kinerja dan
prestasi dengan ”reward & punishment” yang tegas dan konsisten.. Dibutuhkan
sistem pembinaan yang menimbulkan motivasi berprestasi, seperti penghargaan dan
promosi bagi kepala sekolah berprestasi dan sebaliknya peninjauan kembali
jabatan kepala sekolah bagi mereka yang tidak berprestasi.</div>
</div>
M.A Utamihttp://www.blogger.com/profile/05947598372067705972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-91015611117052036892016-04-13T10:37:00.000+07:002016-04-13T11:42:56.847+07:00HIDROPONIK MUDAH DENGAN BOTOL PLASTIK BEKAS AIR MINERAL<div style="text-align: justify;">
Masih merunut pada tema <i>Hydroponic Goes To School</i>, kali ini saya ulas bagaimana memulai budidaya tanaman sayur dengan sistem hidroponik menggunakan botol plastik bekas air mineral. Sebelum lebih lanjut sebaiknya kita mengetahui apa saja yang harus kita persiapkan untuk menanam sayur dengan sistem hidroponik botol plastik ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan-bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Botol air mineral 1,5 liter</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Gunting / cutter</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Kain Flanel</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Solder/paku</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Benih sayuran</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Nutrisi hidroponik</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Media tanam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah-langkah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Menyemai</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menyemai benih sayuran kita ambil contoh sayur kangkung, benih kita rendam 1 jam dengan air hangat, tiriskan. Tutup dengan plastik warna hitam 1x24 jam, selanjutnya kita lihat apakah biji sudah sprout (mengecambah), kalau sudah kita siapkan media tanam (saya pakai rockwool). Rockwool kita potong dadu 2,5 x 2,5 x 2,5 cm, celupkan pada air, tiriskan taruh di nampan. Lubangi Rockwol dengan tusuk gigi atau sejenisnya, khusus sayuran yang melebar satu potong Rockwool satu biji, kalau sayuran yang cenderung naik seperti kangkung bayam bisa kita masukkan 3-5 biji. Kita tutup nampan 1 x 24 jam kemudian kita buka dan sudah sprout semua segera kenakan sinar matahari (tidak full mungkin bisa jam 8-11 pagi) agar tidak mengalami etiolasi/kutilang (kurus tinggi dan langsing). Perawatan persemaian sampai muncul daun sejati, biasanya daun ke-4, atau minimal akar dengan panjang 2 cm an, atau kalau dihitung hari dari mulai semai adalah 9-10 hari baru kita ke tahap selanjutnya yaitu pindah tanam ke botol plastik yang telah disiapkan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzEITL-zFTEPOUvWNTU52gjOiUzuyaH76BtOBubo9oAt3qyPAy8Jjx7URtjy2TzFM7ku8eNFivY7TrLn4BzFAVroEtrVCPsEVyIaFcQNhaKa7dvVyX2zPMapiA9-YFON8JZsjmbUJbSWNF/s1600/20150602_070932.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzEITL-zFTEPOUvWNTU52gjOiUzuyaH76BtOBubo9oAt3qyPAy8Jjx7URtjy2TzFM7ku8eNFivY7TrLn4BzFAVroEtrVCPsEVyIaFcQNhaKa7dvVyX2zPMapiA9-YFON8JZsjmbUJbSWNF/s320/20150602_070932.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Semaian yang mulai sprout</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNVWYroUTyRPRGQh-v5_0W56Ed-MKUJ1tY096H-qFznUF438NgN37lmoydQIVJqrQF5kkpz8VN8XPKBViwPhgxPj2VkxM5ijGinmGbnqxAZqL6Lu0UCQTyn7GlH2_o5WL-Un2YXKCfFkXs/s1600/20150108_055810.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNVWYroUTyRPRGQh-v5_0W56Ed-MKUJ1tY096H-qFznUF438NgN37lmoydQIVJqrQF5kkpz8VN8XPKBViwPhgxPj2VkxM5ijGinmGbnqxAZqL6Lu0UCQTyn7GlH2_o5WL-Un2YXKCfFkXs/s320/20150108_055810.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Semaian yang siap pindah tanam</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sistem sumbu botol plastik</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum tahap pindah tanam, kita siapkan dahulu botol plastik bekas air mineral dengan ukuran 1,5 liter. Botol plastik kita potong menjadi 2 dengan jarak dari tutup atas sekitas 10-15 cm. Bagian bawah berfumgsi untuk menampung nutrisi dan air, sedangkan bagian atas digunakan untuk pemegang tanaman dengan cara dibalik dan digabungkan dengan bagian bawah (ditumpangkan). Bagian atas sebelum digunakan terlebih dahulu bagian yang dekat dengan leher tutup dilubangi menggunakan solder/paku, tujuannya untuk membantu perakaran/lewat akar. Potongan botol bagian bawah di cat warna atau bisa juga menggunakan plastik warna yang digunakan untuk membungkus potongan bawah, dimaksudkan agar air nutrisi didalamnya tidak terpapas langsung sinar matahari (akan mempercepat tumbuhnya ganggang hijau/lumut). </div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya pasang kain flanel didalam potongan atas yang akan membantu sistem kapiler / menaikkan nutrisi ke media tanam, sehingga akar dan media tanam basah/lembab. Yang terakhir adalah memindahkan semaiaan ke potongan atas yang sudah diberi kain flanel.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY9UzguPu76PAjP1aj28q0HUjKemuJQ6B-jNdkbZ2rIpJC7jg24ABeMpwdpeTEQHSvzhqUx0lLm2yGI0HgS8HFgv2ljjvMboSTr0gcIUPEkqgqw5vVnQ4stPuM_jaLzRBXiA7q9g4oig4M/s1600/468448_262257080536050_1978948748_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY9UzguPu76PAjP1aj28q0HUjKemuJQ6B-jNdkbZ2rIpJC7jg24ABeMpwdpeTEQHSvzhqUx0lLm2yGI0HgS8HFgv2ljjvMboSTr0gcIUPEkqgqw5vVnQ4stPuM_jaLzRBXiA7q9g4oig4M/s1600/468448_262257080536050_1978948748_o.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS6Ef361nyv4ggodVKmJLVegV1emEJay8maE6P-S2NSX45H4BnkmIuI2tKNb2P4w_DZIW6KPaGOJee9H17bX5wDcX-WuYo4CH4FgwhGhPZlUoxa6F2BIrI0kW805fTQQNWKDdNqqbsJyag/s1600/20140706_062224.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS6Ef361nyv4ggodVKmJLVegV1emEJay8maE6P-S2NSX45H4BnkmIuI2tKNb2P4w_DZIW6KPaGOJee9H17bX5wDcX-WuYo4CH4FgwhGhPZlUoxa6F2BIrI0kW805fTQQNWKDdNqqbsJyag/s320/20140706_062224.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Potongan bawah yang dibungkus plastik warna hitam</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi84TTVh6YVX_3m-Ac5wm2FAWGOiaP27CqKy6ALEAXMygMZo7RNDlcg43r1xJeIi3z82peo1RVGuk6wNPU3z6wXcCbtcJyCx8SvL4ABjoX6XI_SGPCln1e5gS8ajyTPZ361HummB9PZWmso/s1600/20140706_062147.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi84TTVh6YVX_3m-Ac5wm2FAWGOiaP27CqKy6ALEAXMygMZo7RNDlcg43r1xJeIi3z82peo1RVGuk6wNPU3z6wXcCbtcJyCx8SvL4ABjoX6XI_SGPCln1e5gS8ajyTPZ361HummB9PZWmso/s320/20140706_062147.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Potongan atas yang telah dilubangi bagian leher dan diberi kain flanel</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGpzRIrc9DhrpM34HQSsQE9ecoB5R-QM5mERTrXDJZPYu8J_Od0c2GovoiNSz6Q5HNSFEdKV_4M0DFFR5zlFnKinKyV6NRsK71Q55aloBzTkAXHy8LOW_8pO7_FNuPob0XrM4_veLtT4Qu/s1600/20140528_103627.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGpzRIrc9DhrpM34HQSsQE9ecoB5R-QM5mERTrXDJZPYu8J_Od0c2GovoiNSz6Q5HNSFEdKV_4M0DFFR5zlFnKinKyV6NRsK71Q55aloBzTkAXHy8LOW_8pO7_FNuPob0XrM4_veLtT4Qu/s320/20140528_103627.jpg" width="240" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiezqY5n90A1VehbbolnXUTMr8ysUZkFmzLH6NeRussk_kMoCJJds1xLhlR-HiQ7VN5PNXib-f1P_8BVP_BQBMi0L5y2R3pT38wkXS9VG3iii2bhQlgtBIeNkeeAr1gqBnouHS5BI2lBYB/s1600/20140612_064848.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiezqY5n90A1VehbbolnXUTMr8ysUZkFmzLH6NeRussk_kMoCJJds1xLhlR-HiQ7VN5PNXib-f1P_8BVP_BQBMi0L5y2R3pT38wkXS9VG3iii2bhQlgtBIeNkeeAr1gqBnouHS5BI2lBYB/s320/20140612_064848.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Hasil tanaman kangkung pada botol plastik bekas air mineral</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menyiapkan nutrisi</div>
<div style="text-align: justify;">
Nutrisi di dalam sistem hidroponik menjadi unsur penting, karena sayur mendapatkan asupan makanan/unsur -unsur dari nutrisi tersebut. Biasanya nutrisi kita dapatkan di toko-toko hidroponik ataupun toko pertanian tertentu. AB Mix adalah nama nutrisi yang dipakai dalam ber-hidroponik, ada yang berbentuk granule ada yang berbentuk cairan. Kita gunakan yang siap pakai yaitu yang berbentuk cairan, terdiri dari dua botol yaitu botol A dan botol B, oleh karenanya dinamakan AB Mix.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pencampurannya menggunakan rumus umum yaitu 5 : 5 : 1 atau 5 ml A dan 5 ml B untuk 1 liter air. Air yang dipakai sebaiknya yang memiliki PH antara 5,5 -6,5 dikarena unsur hara didalam nutrisi akan bekerja maksimal pada rentang angka tersebut. Kita siapkan air seliter kemudian masukkan 5 ml nutrisi A, kita aduk dan dilanjutkan masukkan 5 ml nutrisi B kita aduk kembali sampai semua larut tercampur. Air yang tercampur nutrisi ini siap digunakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL5TGgBVo5a-drUh1BQvzdSbThm-nCgcysraJtAVkXYwFqRPUkcgZhCMV8cLIbAyHolnLny93iKtpYAzm3MZayqoR9ysGanbBk3R06wu_3Lof90hLIMqz_clwGuEH9W92aYHXQe6EXi0gt/s1600/20140610_063735.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL5TGgBVo5a-drUh1BQvzdSbThm-nCgcysraJtAVkXYwFqRPUkcgZhCMV8cLIbAyHolnLny93iKtpYAzm3MZayqoR9ysGanbBk3R06wu_3Lof90hLIMqz_clwGuEH9W92aYHXQe6EXi0gt/s320/20140610_063735.jpg" width="240" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Kangkung botol bekas</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvE5Kpb7FBz2iklr_8nLzXusvvtc5hQlM6sC12QcHF3X1q7iufm-mo3fwF3tQPclxHNBLhSBXEypxbx7fSGDcEjo63rz0wrOiKeiaXtYijd1f6ZLoVkI1yCN8caT9ziEnCxOwA1kVEaCBm/s1600/20140926_081405.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvE5Kpb7FBz2iklr_8nLzXusvvtc5hQlM6sC12QcHF3X1q7iufm-mo3fwF3tQPclxHNBLhSBXEypxbx7fSGDcEjo63rz0wrOiKeiaXtYijd1f6ZLoVkI1yCN8caT9ziEnCxOwA1kVEaCBm/s320/20140926_081405.jpg" width="240" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Edukasi pemanfaatan sampah botol plastik untuk menanam sayuran hidroponik</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Demikian ulasan mengenai pemanfaatan sampah botol plastik bekas air mineral untuk menanam sayuran dengan sistem hidroponik. Semoga bisa menjadi bahan untuk diterapkan disekolah masing-masing. Hydroponic Goes To School.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ali Abu Abidhttp://www.blogger.com/profile/13762623964319800129noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-59069363427412535532016-04-13T05:08:00.002+07:002016-04-13T15:08:04.185+07:00MENGGAPAI ASA, MERAIH MIMPI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIrCGMjHa8FYvAHWAJDPPtwM5Y7ygKsMYWqKraXVpw33yvfH381jCyna3EHYLXXH_-BCsCN-LIMOiwPaTtrIiDUTRfp3Zt0Ql7pHSD4GD-oJoWpSqpZi6ncm0Wn1oTBHnA32-6Wwxn7n71/s1600/GBR+SEPEDA+ONTEL.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="151" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIrCGMjHa8FYvAHWAJDPPtwM5Y7ygKsMYWqKraXVpw33yvfH381jCyna3EHYLXXH_-BCsCN-LIMOiwPaTtrIiDUTRfp3Zt0Ql7pHSD4GD-oJoWpSqpZi6ncm0Wn1oTBHnA32-6Wwxn7n71/s200/GBR+SEPEDA+ONTEL.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Udara di siang
itu terasa begitu panas, walau<span class="apple-converted-space"> </span> angin<span class="apple-converted-space"> </span> berhembus sepoi-sepoi basah.
Riuh rendah suara siswa yang bercengkrama di berbagai sudut sekolah menambah
semaraknya suasana kala itu. Bu Vina</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">, demikian beliau
dipanggil oleh murid-muridnya, sedang</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">duduk di depan ruang Tata Usaha (TU)
d</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">ikelilingi<span class="apple-converted-space"> </span>murid-</span><span style="font-size: 13.5pt;">muridnya.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Saat itulah t</span><span style="font-size: 13.5pt;">erjadil<span class="apple-converted-space"> </span>dialog
yang santai serta penuh keakraban dengan beberapa siswanya</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">tentang berbagi hal. </span><span style="font-size: 13.5pt;">Tiba-tiba ada suara dari salah satu
siswanya yang duduk disampingnya. </span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">" Bu, aku ingin bersekolah."<span class="apple-converted-space"> </span>Bu Guru Vina kurang merespon<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">ucapan muridnya<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">tersebut, sebab kata
seperti itu kan biasa dan lumrah bagi siswa yang berada di kelas IX. </span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Apalagi saat
itu bukan hanya dia yang bercengkerama dengan beliau. Ada Naufal, Andre, Arman, Maula dan lainnya.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Namun<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">anehnya,<span class="apple-converted-space"> tutur kata salah satu siswanya yang bertubuh jangkung bak tiang listrik</span></span><span style="font-size: 13.5pt;"> itu terus terngiang-ngiang di telinga batin ibu
guru Vina. Kata-kata polos yang keluar dari salah satu muridnya sungguh menyita
perhatiannya. Murid yang lugu, <i>tawadlu</i> dan selalu rendah hati serta berkemauan
keras termasuk susah dicari di jaman ini. Dia memang termasuk langka untuk
ukuran siswa masa kini. <i>Culun.</i><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">***<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> <i>Ada apa
ini ya? Saya merasa biasa-biasa saja dengan anak itu</i></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">,</span><span class="apple-converted-space" style="font-style: italic;"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">tidak ada yang istimewa dari dia, kecuali
keluguan dan kepolosannya. Saya tidak dekat<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">dan akrab<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">dengan</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">nya</span><span style="font-size: 13.5pt; font-style: italic;">,
tetapi mengapa ia melontarkan keinginan hatinya padaku?<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"><i>Apakah ini hanya gurauan atau ucapan
spontan ? Atau... atau... dan atau... banyak pertanyaan berkecamuk di hati Bu
Vina. Apakah ia butuh bantuanku? Apa yang harus kulakukan? Mengingat hari itu
adalah hari yang sangat bersejarah bagi siswa-siswi kelas IX. Pengumuman
kelulusan siswa tahun 2006 silam, yang sangat dinanti-nanti oleh berbagai
pihak, terutama siswa siswinya. </i></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Namun, tak disangka kata-kata </span><span style="font-size: 13.5pt;">dan bayangan wajahnya</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">itu k</span><span style="font-size: 13.5pt;">embali hadir ketika beliau sudah berada di rumah. Sampai malampun
tiba, kata-kata itu kembali hadir. Tatapan matanya yang tulus dan kata-katanya
yang santun tidak dapat dilupakannya, seakan memohon bantuan dari seorang guru
yang dianggap ibunya.</span><br />
<span style="font-size: 13.5pt;"><i>Mana mungkin kau tega Vina? Perhatikan dengan seksama. Tatap matanya lekat-lekat, apakah dia sedang berbohong? Mengapa kau masih meragukan ucapannya? Dia tulus memohon bantuanmu.</i> Begitu suara hati Bu Vina. Bu Vina menjadi gundah gulana. Beliau ingin menguak misteri siswanya. Beliau juga butuh jawaban secepatnya. Besok, atau tidak sama sekali.</span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">***<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Hari yang
dinantipun tiba. Pagi yang cerah. Sang surya memancarkan sinar terangnya.
Menghangatkan suasana pada semua penghuni jagad raya. Sayup-sayup terdengar nyanyian burung prencak yang berasyik masyuk di dahan pohon cemara. Meraka sedang berakrobatik di awang-awang memamerkan kemahirannya dalam aksi terbang. Bunga warna-warni yang berbaris rapi
di sepanjang <span class="apple-converted-space"> </span>kelas menambah
indahnya suasana pagi itu. Dedau</span><span style="font-size: 18px; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">nan berangguk-angguk memberikan salam <i>takdzim </i>pada para pencari ilmu. </span><span style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">Semua warga sekolah menyambut dengan penuh semangat
dan optimis. Lalu lalang siswa siswi yang berseragam putih biru menuju kelasnya
masing-masing. Bel belum berbunyi. Semua sibuk dengan kegiatannya
masing-masing. Tiba-tiba siswa yang dicari <span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">itu<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">melintas di halaman sekolah. Secara spontan Bu Vina Memanggilnya dengan penuh semangat.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“</span><span style="font-size: 13.5pt;">Albab! Albab! Kesinilah, Ibu ingin bicara padamu!</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">” Suara Bu Vina terdengar keras, hingga beberapa murid yang mendengar menoleh padanya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Dengan senyum
mengembang Albab membalas panggilan Bu <span class="apple-converted-space"> </span>Guru
Vina.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">"Ya, Bu
Vina, ada apa, Bu?” Albab berjalan menuju sumber suara. Tas selempangnya yang lusuh bergerak ke kiri dan ke kanan seiring dengan langkahnya. Seragam yang dipakainya juga sudah lusuh dan berubah warna. Sepatu kirinya <i>bolong </i>di depan dan ada bagian yang menyembul, bekas jahitan. Memprihatinkan. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“</span><span style="font-size: 13.5pt;">Albab, Ibu ingin bincang-bincang denganmu.</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">”</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Bu
Vina melanjutkan pembicaraannya dengan Albab.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> "Ya, Bu. Alhamdulillah kalau Ibu berkenan bincang-bincang dengan saya ".<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“</span><span style="font-size: 13.5pt;">Kita
ke Musholla saja ya? Sekalian nanti sholat Dhuha.”</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“B</span><span style="font-size: 13.5pt;">aik, Bu.</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">”</span><span style="font-size: 13.5pt;">Albab mengiyakan ucapan Bu Vina sambil
mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> Sebagai
ibu guru yang baik, beliau menanyakan kabar hari ini serta memberi ucapan
selamat atas kelulusannya. Walau dia bukan anak yang istimewa di bidang
akademik, namun dia termasuk kriteria murid yang tidak nakal. Ketaatannya
kepada bapak ibu guru serta tingkah lakunya yang baik merupakan perilaku yang
perlu diteladani oleh siswa lain. Dan itulah kelebihannya.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“ Apa yang sebenarnya terjadi Albab? Ibu ingin mendengar
sejujurnya tentang kau dan harapan ke depan.</span><span style="font-size: 13.5pt;">”</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> Bu Vina memulai sebuah percakapan ringan.</span></span><br />
<span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">“Kau mau melanjutkan sekolah dimana?”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">S</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">ejenak
keduanya terdiam terbawa oleh pikiran masing-masing yang<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">terbang<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">entah kemana.
Albab<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">terdiam dan menunduk, seakan ada beban
yang ada di hati dan pikirannya. dia sedang berjibaku di dalam meraih mimpi. Kemudian, Dia<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">menghela nafas
dalam-dalam</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">seakan menata hati sebelum berbicara.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> “ Bu, bolehkah saya sedikit cerita tentang
keadaan saya yang sebenarnya?” Albab mulai berbicara dengan suara pelan. Wajahnya polos dan tidak <i>neko-neko</i>. </span><br />
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“Tentu saja Albab, bukankah tadi ibu sudah
bilang, bahwa ibu ingin mendengarkan keinginanmu ke depan, mau sekolah dimana atau
mungkin masuk Pondok Pesantren untuk memperdalam ilmu agama atau mungkin mau
bekerja saja?”</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“ Ayo bicaralah terus terang Albab</span><span style="font-size: 13.5pt;">,</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">mungkin ibu dapat membantumu.”</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span>“<span style="mso-bidi-font-weight: normal;">B</span>egini, Bu. Sejujurnya <span class="apple-converted-space"> </span>saya
memang ingin sekolah seperti teman-teman yang lain, namun kelihatannya tidak
mungkin,<span class="apple-converted-space"> </span> Bapak saya
kecelakaan dan menyebabkan tulang kakinya remuk seperti dipress. Demi
menyelamatkan nyawanya, tulang kaki sebelah kirinya harus dipotong. Sekarang
memang sudah sembuh dan sehat seperti sedia kala, namun untuk dapat mencangkul
di sawah dan ladang,<span class="apple-converted-space"> </span> beliau
harus melakukannya dengan duduk, sebab tulang kakinya tidak mungkin
menyangganya.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Sambil menerawang jauh</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Albab<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">berkali-kali<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">menghela
nafas panjang</span><span style="font-size: 13.5pt;">. Kemudian dia
mengutarakan isi hatinya dengan jujur dan berterus terang.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> “ Saya punya tabungan Rp 500.000,- Uang itu saya
kumpulkan sejak sekolah di Sekolah Dasar ( SD ) sampai dengan sekarang. Namun
kelihatannya, uang sekecil itu tidak mungkin cukup untuk mendaftar di SMA.” Albab terdiam. Matanya memandang sajadah hijau yang terhampar luas di depannya. Keputusasaan dan kesedihan mulai menyergap di jiwanya yang rapuh.</span><br />
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"><span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">“</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Saya bingung, Bu.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Saya harus
bagaimana</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">dan
harus berbuat apa?</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Saya ingin
sekali bersekolah</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">seperti teman-teman lainnya. </span><span style="font-size: 18px; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang guru, seperti yang Ibu Guru lakukan saat ini</span><span style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">.</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">” </span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> Begitu mendengar cerita itu, hati Bu Vina <i>trenyuh</i>
dan bergetar. Sejenak keduanya terdiam dan berfikir keras. Sekiranya apa yang
dapat dilakukan untuk membantu Albab agar dapat sekolah SMA. </span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Dia<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">butuh
bantuan, yaitu ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Duh Gusti
Allah. Yang Maha Tahu, Yang Maha Kaya, Yang Maha Adil dan Maha<span class="apple-converted-space"> </span> segalanya berikan jalan
terbaik-Mu untuknya, muridku yang satu ini.”</span><span style="font-size: 13.5pt;">D</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">oa<span class="apple-converted-space"> </span> Bu
Vina<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">mengiringi langkah Albab dalam meraih
mimpinya</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> “</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Apakah kau betul-betul ingin sekolah</span><span style="font-size: 18px; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">?</span><span style="font-size: 13.5pt; line-height: 18pt; text-indent: 36pt;">”</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“Ya, Bu</span><span style="font-size: 13.5pt;">,
betul, saya ingin sekali bersekolah.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> "Apakah<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">I</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">bu punya jalan keluar ?” </span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Ibu Vina
tersenyum sambil menepuk pundak Albab. Albab bisa merasakan rasa kasih sayang <span class="apple-converted-space"> dan kehangatan </span>seorang Ibu guru. Albab hanya <span class="apple-converted-space"> </span>terdiam.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“Bagus Albab,
kau memang harus sekolah. Mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim dan
muslimat. Kau harus semangat dalam meraih mimpi.” Orang yang beriman dan
berilmu itu akan diangkat derajatnya oleh Allah sampai beberapa derajat. Bahkan
para malaikatpun akan tunduk dan menghormati bagi para pencari ilmu. Ibu setuju
sekali dan mendukung sepenuhnya.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> Ibu
akan berusaha cari <i>eguh pratikel.</i> </span><br />
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Kebetulan ibu punya kenalan seorang Kepala
Sekolah di kota ini, semoga kau bisa sekolah lagi. Ibu <span class="apple-converted-space"> </span>akan ceritakan kondisimu apa adanya. Semoga beliau terketuk hatinya</span><span style="font-size: 13.5pt;">.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Tapi janji ya</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">kalau nanti
usaha ini berhasil</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">dan kau bisa benar-benar melanjutkan
sekolah,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> tolong jaga
nama baik diri sendiri dan sekolah. Jangan sampai mengecewakan banyak orang.
Kepercayaan datangnya hanya sekali. Ibu tidak bisa membantu secara materi, tapi
ibu<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">ber</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">janji<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">mem</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">bantu secara moral dan doa.”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“Ya, Bu</span><span style="font-size: 13.5pt;">,</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">terimakasih</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">terimakasih.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Terima kasih banyak, Bu.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Albab mengangguk-anggukkan kepalanya</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">tanda setuju. N</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">ampak aura kegembiraan yang luar biasa<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">memancar<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">di wajahnya</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">nan lugu</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">“<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Walau ini
baru ide</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">dan
ikhtiar,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">namun semoga dapat
menjadi suatu kenyataan.</span><span style="font-size: 13.5pt;">”</span><br />
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">***</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Albab dapat
melanjutkan pendidikannya di sebuah <span class="apple-converted-space"> k</span>ota
kecil. Setiap pagi dia berjalan kaki dari kampungnya menuju ke sekolahan. Panas
terik mentari serta dinginnya hujan tidak menyurutkan niatnya untuk<span class="apple-converted-space"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">tholabul ‘ilmi</i>, <span class="apple-converted-space"> </span>mencari ilmu. Dia berbeda dari
teman-teman lainnya, ketika teman seusianya sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat, dia sibuk di organisasi. Sungguh tidak diduga, ternyata dia
mempunyai kemampuan<span class="apple-converted-space"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">leadership</i><span class="apple-converted-space"> </span>juga. Dia menjadi pengurus OSIS di
sekolahannya. Bahkan dialah ketuanya. Wow</span><span style="font-size: 13.5pt;">,</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">ternyata
semua sangat mungkin bagi Allah untuk memberikan jalan keluar.<span class="apple-converted-space"> </span></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Setiap lebaran tiba, Albab selalu mengunjungi rumah Bu Vina di
desa. Walau bersepeda ontel, tidak menyurutkan niatnya untuk selalu menjalin tali silaturrahim. Masih ingat kejadian di siang itu, dengan
keringat yang membasahi badannya, dia tiba di rumah Bu Vina yang terletak di
desa dengan jarak tempuh puluhan kilometer.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“
Assalamualaikum, Bu Vinanya ada?” terdengar seseorang sedang menguluk salam. Kedua anak-anak Bu Vina yaitu Jihan dan Ima yang sedang bermain menjawab salam dari tamunya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Ada, sebentar
saya panggilkan. Silahkan duduk dulu, Mas.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“ Ya. Terimakasih.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Jihan dan Ima
kembali bermain-main dengan temannya di halaman. Mereka bercengkerama sambil
main bekelan dan loncat tali. Mereka asik dengan dunianya sendiri sementara
Albab bercakap dan berbincang dengan Bu Vina dan Pak Fuad suaminya di ruang tamu. Suasana seperti itu selalu terjadi di hari ketiga setiap bulan Syawal.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">***<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Selepas dari
SMA, Albab melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang ada di Salatiga. Setiap hari,
sepeda ontel itu menemaninya kemanapun dia pergi. Kuliah, memberikan layanan les
privat sampai dengan pergi ke pengajian dan ke pasar. Dia rajin mengumpulkan
rupiah demi rupiah yang dia peroleh dari memberikan layanan les privat dan juga
mengajar anak-anak TPQ di sela-sela kesibukannya. Alhamdulillah juga, dia
menerima beasiswa dari perguruan tinggi di mana dia kuliah. Sungguh dia
mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah padanya. Dimudahkan usahanya
mencari ilmu dan rizki serta dimudahkan di dalam memahami mata kuliah yang
harus dikuasanya.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;"> Allah betul-betul Maha Kaya dan Maha Adil. Dia memberikan
pertolongan pada hamba-hamba-Nya yang mau memohon dan berusaha dengan keras. Dia
memberikan rezeki dari berbagai jalan yang tidak pernah disangka oleh hamba-NYa.
Dia memberi jalan keluar bagi hamba-hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa. Tiada
keraguan hati Albab pada Allah , <i>Rabb </i>dan sesembahannya. Hanya kepada-Nyalah
tempat berlindung dan memohon.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">***<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Tidak disangka</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">pada hari<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-size: 13.5pt;">Senin, tanggal 9 September 2013,</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Bu Vina melihatnya di Jalan Seruni</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">dengan sepeda
ontelnya. Dia berangkat kuliah di Salatiga.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">”Bu Vina</span><span style="font-size: 13.5pt;">,</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Assalamualaikum. Bu Vina </span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> dari mana?”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">“I</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">bu
dari<span class="apple-converted-space"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">home visit.</i><span class="apple-converted-space"> P</span>a kabar, Mas</span><span style="font-size: 13.5pt;">?</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">”</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">“ Baik</span><span style="font-size: 13.5pt;">,<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">mohon doa restuny</span><span style="font-size: 13.5pt;">a. M</span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">au menemui dosen untuk bimbingan skripsi, B</span><span style="font-size: 13.5pt;">u.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">Hampir
selesai</span><span style="font-size: 13.5pt;">,</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> se</span></span><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;">bentar lagi Sarjana Pendidikan."</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"> Siapa yang mengira kalau dia diberi kemudahan untuk
mengejar impiannya sampai ke Perguruan Tinggi. Kalau bukan atas kekuasaan-Nya,
rasanya tidak mungkin. Ya Rabb... mudahkanlah langkah-langkahnya,<span class="apple-converted-space"> </span> semoga ilmunya bermanfaat,
bermanfaat bagi sesama.<span class="apple-converted-space"> </span> Sepeda
ontel itu menjadi saksi atas perjuangan dan kegigihannya untuk merubah nasib</span><span style="font-size: 13.5pt;">.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-55234699289186775502016-04-12T23:05:00.002+07:002016-04-12T23:10:04.026+07:00Hymne Ikatan Guru IndonesiaHymne Ikatan Guru Indonesia
Syair (IGI), Hymne Ikatan Guru Indonesia ini ditulis oleh HB Arifin
Musik dan Lagu oleh : Budiyono dan Hariyanto, dinyanyikan oleh Orkestra SMA Kendal.<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/8RRNjNC-s5U" width="100%"></iframe><b>Hymne Ikatan Guru Indonesia </b><br />
Syair Hymne Guru ditulis HB Arifin<br />
Musik dan Lagu oleh : Budiyono dan Hariyanto<br />
<br />
Dengan kemuliaanmu guru, aku baktikan hidupku<br />
Untuk mengajar generasi bangsaku<br />
IGI Itu organisasiku<br />
Dengan semangatmu guru,<br />
aku berjanji menjadi yang terbaik<br />
Engkaulah guru<br />
Ikatan Guru Indonesia<br />
<br />
Bersama IGI aku tingkatkan ilmu<br />
Bersama IGI aku bangkitkan profesionalisme<br />
Bersama IGI aku muliakan mutu<br />
Bersama IGI aku muliakan guruAdminhttp://www.blogger.com/profile/15688906491889220526noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-86822116353541665702016-04-12T21:26:00.000+07:002016-04-13T00:01:50.014+07:00PELANGI DI BALIK AWAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihc-iiTB5FlN4t-YrrOPGjF8O_9jsMgf5WY3jQ254rLyvnm3p9r1ikdRdJ26DjQuE6NdL2Rgo8k85aHKET4j56_T-8yZcgKO_s2nj0OoO6i16DNVLnGS8E7-mbDrsDUWjvFiNS8Hwexj77/s1600/pelangi+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihc-iiTB5FlN4t-YrrOPGjF8O_9jsMgf5WY3jQ254rLyvnm3p9r1ikdRdJ26DjQuE6NdL2Rgo8k85aHKET4j56_T-8yZcgKO_s2nj0OoO6i16DNVLnGS8E7-mbDrsDUWjvFiNS8Hwexj77/s200/pelangi+%25281%2529.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Pyar…”</i><span class="apple-converted-space"> </span>suara lemparan piring terdengar keras. Arman marah tingkat akut
karena tidak ada lauk-pauk kesukaannya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Di
rumah seharian kok tidak<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>becus</i><span class="apple-converted-space"> </span>memasak, apa saja yang kau kerjakan
selama ini, kak? Hanya merepotkan orang tua saja!”<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Door…!”</i><span class="apple-converted-space"> </span>tendangan ala Si Madun persis mengenai bibir pintu. Untung
saja engsel yang sudah udzur dimakan usia tak lepas. Fauziah hanya dapat
mengelus dada.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Krompyang!”</i><span class="apple-converted-space"> </span>kali ini wajan menjadi sasaran. Kelu menyaksikan peristiwa
demikian. Lalu, adiknya<span class="apple-converted-space"> </span><i>ngeloyor</i>,
meninggalkan pecahan piring dan tumpahan wajan yang beraneka ragam bentuk dan
warnanya serta luka yang mendalam di hati kakaknya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Fauziah
dan suaminya membisu. Mereka tidak mungkin mendekati adiknya saat itu. Fauziah
seorang ibu muda berkulit putih dan berbadan tambun merasa sedih. Dia dan
suaminya merasa tertekan dengan keadaan ekonominya yang serba susah saat itu.
Mereka masih menumpang di rumah orang tuanya dengan kedua anaknya. Dan otomatis
keseharian bersama-sama dengan kelima adiknya yang berbeda karakter.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dia
masih ingat betul<span class="apple-converted-space"> </span><i>ocehan<span class="apple-converted-space"> </span></i>adik laki-lakinya,
mengeluarkan kata-kata kasar nan pedas bak<span class="apple-converted-space"> </span><i>lombok
setan</i>. Ia mengungkit-ungkit kakaknya yang tidak mandiri. Walau benar, namun
terasa sakit menusuk-nusuk sampai ke relung jiwa.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Apa
yang dapat kita lakukan, Bu? kelihatannya kita tidak bisa tinggal disini lagi.
Kasihan Bapak Ibu pontang-panting mencari biaya adik-adik.” Suami Fauziah yang
seorang santri nan alim dan berwajah ganteng memulai mengungkapkan perasaannya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya,
Pak, saya juga merasa tidak nyaman tinggal di sini yang terus-menerus
merepotkan Ibu Bapak kita. Bahkan mereka menjadi donatur tetap keluarga kita.
Biaya rawap inap si Ahmad kemarin banyak, kebutuhan berjibun, semua sudah
dilunasinya, ini menjadi sebab kecemburuan adik kita.”<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Sebagai
suami saya juga merasa hina, Bu. Saya belum mampu membelikan baju yang bagus,<span class="apple-converted-space"> </span><i>make up,</i><span class="apple-converted-space"> </span>sandal, tas, perhiasan, mengajak
jalan-jalan dan apalagi untuk membelikan mainan untuk anak-anak kita, Ayah
macam apa aku ini!” <span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Sudahlah,
Ibu menerima bapak apa adanya. Yang penting sudah<span class="apple-converted-space"> </span><i>ikhtiar.”<span class="apple-converted-space"> </span></i>Fauziah menggenggam erat tangan
suaminya, menguatkan dinding hatinya yang rapuh.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Saya
bisa sedikit mengaji, namun kemampuanku itu kurang dapat berkembang, sebab
hampir semua penduduk sudah pandai mengaji.” Keduanya menatap dinding kamarnya
untuk mencari jawab.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sudah
sebulan keluarga Fauziah<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">me</span>nempati
rumah kakeknya di lain kecamatan.<span class="apple-converted-space"> </span>Berbagi
dinding dengan penjual dawet tak apalah, mungkin di tempat ini keadaan
akan membaik. Namun kenyataannya, masalah masih saja menemani hari-harinya.
Pasalnya, salah satu tetangga terdekatnya yang kaya raya sering unjuk materi di
depan keluarganya. Itulah yang membuat kedua anaknya terusik dan sering
menangis.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Sungguh
berbanding terbalik kehidup</span>annya.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Suami Fauziah hanya seorang ustadz ngaji di musholla dan
kadang-kadang menjadi tenaga serabutan. Jangankan membeli buah atau ma</span>inan<span lang="IN">, beras</span><span class="apple-converted-space"> </span>saja<span lang="IN">, masih dijatah oleh kakaknya yang seorang
pegawai.<span class="apple-converted-space"> </span></span>Keadaannya betul-betul sulit
bagai dapur tanpa asap. <span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“M<span lang="IN">engapa anakku harus merasakan kegetiran</span><span class="apple-converted-space"> </span>hidup seperti ini<span lang="IN">?</span>”<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Sabar,
Bu, semoga semuanya cepat berlalu.” Suami Fauziah selalu bisa mengajarkan
istrinya untuk terus bersabar atas semua ujian Allah.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Maafkan</span>,<span class="apple-converted-space"> </span>I<span lang="IN">bu</span>,<span class="apple-converted-space"> </span>N<span lang="IN">ak</span>. I<span lang="IN">bu belum
bisa membelikanmu es krim. Ibu janji suatu saat kalau ada rejeki,<span class="apple-converted-space"> </span></span>I<span lang="IN">bu pasti membelikan</span>mu,” Fauziah bicara sendiri.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Teringat
tadi siang, si Ahmad dan adiknya bergantian mengambil bekas es krim
tetangganya dan berkali-kali menghisapnya penuh sensasi. Apalagi baru saja
kedua anaknya juga mengambil kulit jeruk yang dibuang orang lewat, menghisap
baunya dalam-dalam. Hatinya jadi teriris-iris.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya
sudahlah, Bu, semoga anak-anak tetap sehat.<span class="apple-converted-space"> </span><i>Khusnudhon</i><span class="apple-converted-space"> </span>saja.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Belum
lagi tadi si Rara menangis terus minta dibelikan boneka<span class="apple-converted-space"> </span><i>Barby</i>. Ia ingin menggendong
boneka, sebagai teman mainnya.” Fauziah menambahkan.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Bapak
akan berusaha mencari pekerjaan halal, semoga besok rejeki kita bertambah” dan
di iyakan istrinya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Malam
Minggu tiba, itu artinya akan ada s<span lang="IN">uara kera</span>s khas bapak-bapak<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">yang bermain badminton di
lapangan sebelah</span>.
Rumah yang ditempati Fauziah memang berhimpitan langsung dengan lapangan, hanya
3 meter saja, nyaris menyatu. Kelihatannya bapak-bapak antusias dan<span class="apple-converted-space"> </span><i>enjoy</i><span class="apple-converted-space"> </span>sekali dengan gurauan, teriakan dan
tepuk tangan meriah sepanjang p<span lang="IN">ermainan<span class="apple-converted-space"> </span></span>yang<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">berlangsung hingga<span class="apple-converted-space"> </span><i>midnight</i></span><i>. <span class="apple-converted-space"> </span></i>Di penghujung malam, suara-suara tadi melemah,
menjauh dan kini sepi mencekam. Hanya ada bekas-bekas minuman air
mineral, sisa makanan dan puntung rontok plus abunya yang berserakan tiada
tertata kemana-mana.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Akankah
aku berdiam diri dengan kondisi sekarang? Menjadi bahan tontotan, tertawaan dan
olok-olokan para warga. Aku ingin mengubah nasib,” Fauziah bicara dengan
semangat membara. Atas persetujuan suami dan segala macam pertimbangan, a<span lang="IN">khirnya Fauziah berketetapan pergi ke Saudi Arabia sebagai Tenaga Kerja
Wanita (TKW). Pertama kali<span class="apple-converted-space"> </span></span>Fauziah<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">berangkat
pada tahun 1984 silam. Tekadnya sudah bulat demi masa depan anak-anaknya kelak.</span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Maafkan
Ibu, Nak. Ibu terpaksa harus berpisah dengan kalian berdua dan juga
ayahmu. Ibu tidak ingin kau menderita kelak di kemudian hari. Walau berat hati
tidak melihat dan mendampingimu, dalam masa-masa tumbuh kembangmu. Namun
yakinlah doa-doa ibu akan selalu mengalir untuk keluarga kita tercinta.”<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Fauziah
menangis dan bicara sendiri sambil memeluk kedua buah hatinya yang tengah
tertidur pulas, lelap nyaris tanpa dosa. Menciuminya dengan sepenuh hati
dan kasih sayang. Kini, a<span lang="IN">ir matanya berlinang</span><span class="apple-converted-space"> </span>beranak sungai<span lang="IN">, mengingat besok adalah hari
keberangkatannya di Saudi sebagai Tenaga kerja Wanita (TKW). </span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Panas
terik membakar Bandara King Abdul Aziz. Fauziah merasa seperti orang asing.
Tanpa saudara, suami dan anak-anak serta orang-orang yang dikenalnya, ia bagai
hidup sebatang kara di dunia yang keras dan luas ini.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">“Harus bagaimana aku sekarang? Di negeri orang,
jauh dari keluarga sementara orang yang menjempu</span>tku<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">tidak kunjung datang.” Kecemasan demi kecemasan bergelayut di hatinya.
Belum-belum rasa rindu pada si buah hati dan kemauan untuk me</span>ngubah<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">nasib
sudah menyiksany</span>a.<span class="apple-converted-space"> </span>Kini, dia linglung dan limbung.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dia
berdiri di pojok sebuah ruangan, termenung demi menanti seseorang.
Sebentar menengok ke samping kanan, kiri, depan dan belakang. Menunggu, memang
pekerjaan yang paling menjemukan. Satu jam, dua jam, tiga jam, genap dua puluh
empat jam dia menunggu.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN">Sampai satu setengah har</span>i, ternyata orang yang
dinanti belum<span class="apple-converted-space"> </span><i>nongol<span class="apple-converted-space"> </span></i>juga. Rasa jenuh, haus, lapar dan
takut mulai menyerangnya. Dia merasakan<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">perutnya</span><span class="apple-converted-space"> </span>keroncongan.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Wajah</span>nya<span class="apple-converted-space"> </span> yang putih bersih<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">mulai memucat dan
tubuh gemetaran</span>, keringat dinginnya membasahi tubuhnya, matanya meredup dan
berkunang-kunang, semuanya menjadi remang-remang.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Fauziah</span><span class="apple-converted-space"> </span>masih setia<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">menunggu seorang majikan</span>, yang sekelebat bayangan seperti apa majikannya saja belum
ada di benaknya. Dalam keterbatasan dan keputusasaan, dia tetap berdoa lirih
memohon pertolongan.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“</i><i><span lang="IN">Duh Gusti</span></i><i>,</i><span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">berikan kekuatan dan pertolonga</span>n-<span lang="IN">Mu padaku</span>.<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Hanya Engkau Dzat yang mampu memberi jalan
keluar<span class="apple-converted-space"> </span></span>terbaik<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">kepadaku.”<span class="apple-converted-space"> </span></span>Doanya terus saja mengalir lirih sambil memegangi perutnya yang
kembang kempis bak puasa Senin-Kamis. Dia roboh.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Diantara
rasa putus asa dan takutnya, t<span lang="IN">iba-tiba ada seorang<span class="apple-converted-space"> </span></span>ibu muda datang. Mungkin dia merasa<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">iba melihat</span>nya yang nampak pucat pasi
seperti mayat hidup. Dia<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">menghampirinya dengan penuh kelembuta</span>n.<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Fauziah yakin bahwa dia adalah malaikat yang<span class="apple-converted-space"> diutus</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">Allah untuk memberinya pertolongan.<span class="apple-converted-space"> </span></span>Dia datang tepat, disaat dia
sedang sekarat. Sentuhan-sentuhan ajaibnya mampu memberikan energi positif. Ia
basuh pelipisnya dengan tisu lembut, selembut sutera sambil bicara bahasa Arab,
Mungkin, berisi doa-doa untuk membuatnya sehat. Dalam diamnya, Fauziah
merasakan semua kebaikan, sentuhan dan ketulusan hatinya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Alhamdulillah…
semua ini berkat pertolongan-Mu, Ya Allah</i><span class="apple-converted-space"> </span>batinnya penuh rasa syukur yang tiada tara. Malaikat itu terus
memberikan sentuhan istimewanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Pelahan-lahan<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ukhti</i><span class="apple-converted-space"> </span>itu memberikan olesan minyak di
tengkuk serta di dada dan punggung Fauziah. Lalu, membuka tas hitamnya. Satu
demi satu kurma disuapkan di mulut Fauziah dengan penuh kasih, dia juga
memberikan sebuah botol air mineral.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i> “</i><i><span lang="IN">Alhamdulillah</span></i><i>,<span class="apple-converted-space"> </span>syukron katsir ya, Ukhti?”</i>
Hanya itu yang dapat Fauziah ucapkan saat itu.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Naam,
naam.”<span class="apple-converted-space"> </span></i>Sang<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ukhti<span class="apple-converted-space"> </span></i>menjawab dengan anggukan yang
tulus sambil memberi olesan minyak. Kini, matanya mulai jelas memandang orang
yang ada di sekelilingnya. Sungguh mujarab sekali kurma dan air mineral ini,
akunya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Min
aina anti, ya Ukhti?”</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Indonesia”,
Fauziah menjawab pertanyaannya dengan malu tapi senang. Si<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ukhti<span class="apple-converted-space"> </span></i>mengajaknya berbincang-bincang. Namun sayang, Fauziah belum begitu mahir melafalkan kata-kata Arab. Maklum, ini
baru kedatangannya yang pertama kali.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Si<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ukhti</i><span class="apple-converted-space"> </span>memberikan kartu nama pada Fauziah.
Sebuah nama tercetak jelas disana, Jamilaa, seorang yang baik hati telah
menolongnya. Nama nan cantik.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i> “Ila
liqa ma’a assalamah, Assalamualaikum”<span class="apple-converted-space"> </span></i>itu kata-kata terakhir yang
meluncur dari<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ukhti<span class="apple-converted-space"> </span></i>tersebut.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“<i>Waalaikum
salam Wr Wb…”</i><span class="apple-converted-space"> </span>Fauziah
menjawabnya seraya memandangi kepergiannya. Sepuluh menit kemudian, sang<span class="apple-converted-space"><span lang="IN"> </span></span><span lang="IN">majikan
sudah<span class="apple-converted-space"> </span></span>ada<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">di depan</span><span class="apple-converted-space"> </span>mata<span class="apple-converted-space"> </span>untuk<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">membawa<span class="apple-converted-space"> </span></span>Fauziah<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">ke rumahnya</span>.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i> “Hal
anti Fauziah min Indonesia?”</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Naam-naam,
Sayyid, ana Fauziah min Indonesia”</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>“Tafadhal
udkhul!”</i><span class="apple-converted-space"> </span>sambil membukakan pintu mobilnya dia
mempersilahkan Fauziah masuk. Fauziah duduk membisu sambil
memegangi tas pakaiannya. Di mobil, dia tidak bisa menyembunyikan rasa
takutnya. Untuk memenangkan dirinya, dia melafalkan kalimat<span class="apple-converted-space"> </span><i>toyyibah.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Hari
pertama bekerja di negara manca sungguh mengagetkan. Kehidupannya di desa
sungguh bertolak belakang dengan di sana. Dari bangunan rumah, alat makan,
kebiasaan makan, menu makan, jam kerja serta adat kebiasaan lainnya. Oh ya,
pakaian harian juga berbeda. Kini, Fauziah membalut tubuhnya dengan gamis dan
jilbab hitam.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Rumah
sang majikan terdiri dari tiga tingkat, dengan anggota keluarga berjumlah
sepuluh orang. Pak Abdullah memiliki delapan orang anak, empat laki-laki dan
empat perempuan. Ditambah dua pembantu berarti menjadi dua belas orang.
Masing-masing anak memiliki ruangan tersendiri kecuali si bungsu yang baru
berumur empat tahun. Dia masih tidur sekamar dengan ayah bundanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“<i>Assalamualaikum,
Fauziah”</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“<i>Waalaikum
salam,</i><span class="apple-converted-space"> </span>Mbak siapa?”<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Saya
Sofia, panggil saya Sofi, asli Garut”<span class="apple-converted-space"> </span><i>nyes</i>,
ada setitik embun yang menyejukkan hatinya. “Saya sudah di sini sejak sepuluh
bulan yang lalu, gini mbak, kita ada pembagian tugas bekerja, agar
semua beres dan terasa lebih<span class="apple-converted-space"> </span><i>enteng”</i><span class="apple-converted-space"> </span>Sofia berkata-kata pada teman barunya.
Sedang Fauziah menganggukkan kepalanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Pekerjaan
di sini apa saja mbak?” tanyanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya
banyak<span class="apple-converted-space"> </span><i>tow,</i><span class="apple-converted-space"> </span>memasak, mencuci, mengepel,
menyetrika, bersih-bersih, belanja, mengasuh anak dan sebagainya, yang jelas
semua perabot harus terjaga kebersihannya tanpa terkecuali” jawab Sofi dengan
tegas.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
” O
ya, makasih Mbak” begitulah tugasnya di sini sehari-hari yang harus dijalani.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
***<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Fauziah
menyeka keringat yang masih tersisa di kening atasnya. Dia baru saja selesai
mengepel semua ruangan yang ada, tiba-tiba ada panggilan dari sang nyonya
memintanya menyetrika pakaian. Tidak disangka, betapa banyak jumlah pakaian yang
harus diselesaikannya. Nampak seperti gunung Merbabu saja, entah sampai berapa
jam selesainya, hatinya berkata, ini pertama kalinya menyetrika terbanyak
sepanjang sejarah. Baru saja selesai menyetrika, Si nyonya kembali menyuruhnya
membersihkan semua<span class="apple-converted-space"> </span><i>furniture</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang ada di tingkat tiga.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Makan
dulu mbak, nanti sakit<span class="apple-converted-space"> </span><i>lho</i>”
tiba-tiba Sofia mengingatkannya untuk makan bersamanya. Memang dia sudah
menahannya dari tadi. Belum juga menyelesaikan makan bersama teman kerjanya,
ada panggilan dari sang majikan dari ruang sebelah.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Fauziah…,
Fauziah…!” seraya mendekatinya, sang nyonya sudah membawa puluhan seprei di
tangannya. Dihamburkannya seprei tadi di lantai dekat Fauziah duduk. Fauziah
tahu, bahwa ia memintanya untuk mencucinya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya
Allah, apa nyonya tidak tahu bahwa saya seharian baru makan, belum istirahat,
tidakkah dia punya sedikit saja perasaan, sehingga mampu merasakan apa yang dia
rasakan saat ini?” Fauziah terdiam sambil memandangi nyonya yang berjalan
menuju ruang pribadinya. Dia memang terkenal orang yang<span class="apple-converted-space"> </span><i>perfeksionis,</i><span class="apple-converted-space"> </span>semua harus nampak sempurna, nyaris
tanpa cela.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Aku
bukan kuda perah, yang siap diperas semua tenaga dan susunya. Aku hanya manusia
biasa yang memiliki keterbatasan batinnya</i>. Tapi apa peduli majikan padanya. Baginya,
pembantu harus dimanfaatkan secara maksimal, kerja dan kerja. Uang yang ia
keluarkan harus sebanding dengan hasil yang dia dapatkan, kalau bisa harus
untung.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Fauziah…,
Fauziah…” ada sebuah panggilan dari tingkat dua rumahnya, rupanya sang majikan
kembali menghampirinya dan menuntunnya di suatu tempat. Nampak dua almari besar
berisi pernik-pernik beraneka rupa. Dia membawa dua buah kunci dan mulai
membukanya. Dia menyuruhnya mengeluarkan semua barang yang ada, membersihkannya
dan menatanya kembali seperti semula. Lagi-lagi Fauziah tidak bisa
membantahnya, walau rasa lelah begitu menyergapnya sampai ke tulang rusuk.
Sendi-sendinya terasa mau copot rasanya. Tetap tidak ada pilihan lain baginya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Rasa
penatnya semakin menjadi-jadi tatkala, dia harus bekerja sendirian. Sofi,
temannya dipulangkan karena mencuri perhiasan. Dunia bagai kiamat, ketika
saudara nyonya yang stress tinggal bersama. Perabot rumah tangga berhamburan,
barang-barang di dapur dirusak dan banyak keanehan-keanehan lainnya yang
membuat hati Fauziah semakin runyam. Otomatis, menjadi tambahan perkerjaan
baginya. Fauziah pontang-panting mengerjakan pekerjaan rumah sendirian.
Belanja, memasak, mengepel, mencuci, setrika dan lainnya yang sungguh
melelahkan. Dia bekerja pontang panting bak tenaga kuda. Belum selesai satu
urusan, urusan-urusan lainnya minta dikerjakan.<span class="apple-converted-space"> </span><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ya
Allah, kuatkan hamba dalam menjalani pekerjaan yang berat di sini. Hanya Engkau
yang mampu memberi kekuatan” itulah sepenggal doa yang Fauziah mohonkan.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kalau
bukan demi si buah hatinya, dia tidak mau jauh-jauh bekerja di negeri orang.
Jam kerja yang tidak mengenal waktu, jauh dari orang-orang tercinta, tanpa
sanak saudara bahkan kadang mendapatkan makian dan umpatan jika membuat sedikit
kesalahan saja. Siapa yang mau, kalau bukan orang yang<span class="apple-converted-space"> </span><i>kepepet?</i><span class="apple-converted-space"> </span>Ia meradang sendirian.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Walau
berat hati kerja di Arab, namun Fauziah berusaha kuat. Kadang dia merasakan
penat yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Kini, dia menyadari bahwa
kekuatannya sudah berkurang, pandangan agak sedikit<span class="apple-converted-space"> </span><i>blawur,<span class="apple-converted-space"> </span></i>dan bergerak agak pelan.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Semua
tenaga sudah dia kerahkan untuk bekerja. Terkuras habis hampir tak tersisa.
Bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, Fauziah bertahan di negeri asing.
Kelelahannya sudah sampai pada titik klimaks. Kadang-kadang,dia tidak bisa
tidur lalu menangis sendirian, badannya rapuh, jiwanya kosong.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Ahmad…
Rara… kau baik-baik saja kan? Ibu selalu menyanyangimu sepanjang hidupku,
belajar yang rajin ya? Jadi anak yang<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>shalih<span class="apple-converted-space"> </span></i>dan<span class="apple-converted-space"> </span><i>shalihah,</i><span class="apple-converted-space"> </span>jangan lupa ya, Nak untuk mengaji dan
sembahyang, Ibu rindu sekali pada kalian!” begitu tiap hari yang dia lakukan
menjelang tidur malamnya. Sambil terus memegangi dan menciumi foto kedua
anaknya. Wajah polos kedua anaknya mampu memberikan semangat untuk bertahan di
negeri seberang, walau rasa rindu tidak dapat dibendung.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Namun,
keinginan untuk berkumpul dengan keluarga mengalahkan segalanya di akhir
hayatnya. Dan inilah surat terakhir yang dikirim Fauziah untuk keluarganya di
Indonesia. Dia berkeputusan pulang setelah secara medis dinyatakan tidak sehat.
Dia menderita komplikasi dan tubuhnya menghitam lebam. Dia sangat lelah. Lelah
lahir dan batin yang tak terkira. Berpuluh-puluh tahun berjuang, bekerja keras
untuk pendidikan anak-anaknya di Indonesia. Inilah surat terakhirnya untuk
keluarga di Indonesia.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: right;">
<i><span lang="IN">Jeddah, 14 Agustus 2009</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i><span lang="IN">Assalamu’alaikum Wr. Wb</span></i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN">Suamiku tercinta, Ahmad dan Rara yang selalu<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><i>I</i><i><span lang="IN">bu rindukan, bagaimana
kabar kalian disana?<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><i>Semoga baik-baik saja karena
disini Ibu tak pernah putus doa untuk kalian. Ibu percaya Allah selalu
melindungi kalian disana.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Suamiku, Ahmad dan Rara, ada
kabar gembira yang ingin Ibu sampaikan. Kemarin setelah Pak Abdullah pulang
dari bisnisnya, Ibu memberanikan diri untuk bilang bahwa Ibu ingin kembali ke
Indonesia. Tidak untuk satu bulan atau dua bulan, tapi untuk selamanya.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Awalnya Pak Abdullah dan
keluarganya keberatan, karena bagi mereka, Ibu sudah di anggap seperti keluarga
sendiri yang sangat mereka percayai. Tidak mudah menemukan orang seperti Ibu,
katanya demikian.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Tapi, Alhamdulillah. Dengan
sedikit pengertian dari Ibu, Pak Abdullah luluh juga. Ibu akan pulang, nak. Ibu
akan kembali.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Tapi kata Pak Abdullah harus
menunggu waktu dua bulan dulu untuk mengurus surat-surat dan beliaupun harus
mencari pembantu pengganti ibu.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Bersabarlah, Nak! Bukankah
waktu dua bulan itu sangat cepat? Bukankah dua puluh tahun saja kalian
sanggup menjalaninya?</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Mungkin beberapa hari lagi
pihak biro akan menghubungi kalian. Jadi tidak usah khawatir. Cukup doa yang
Ibu minta dari kalian. Semoga Ibu selamat sampai di Indonesia dan dapat bertemu
dengan kalian tanpa sekurang apapun. Jadi tetaplah bersabar, ya nak. Ibu akan
pulang. Segera dan selamanya. Ibu tidak akan meninggalkan kalian lagi. Ibu
berjanji.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Oh ya, hampir lupa , ini Pak
Abdullah titip jam tangan elegan untukmu serta sebuah kalung emas untuk adikmu.
Etung-etung untuk hadiah pernikahanmu kelak katanya demikian.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Sedangkan untuk
saudara-saudara bapak dan Ibu semua diberi satu dozen sendok dan garpu.
Hadiah dan oleh-oleh yang diberikan begitu banyak ada kain, sajadah, tasbih,
kurma dan jinten hitam. Yang terakhir ini katanya menjadi obat untuk segala
penyakit. Ibu akan paketkan, dan semoga nanti bisa membawa berkah.</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Cukup sekian dulu ya?</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Wassalam</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<i>Salam rindu dari Ibumu</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tidak
ada yang mustahil bagi-Nya. Bumi berputar zaman beredar. Kini,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">A</span>hmad<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">tumbuh besar dan menjadi
polisi</span>,
mempersunting dokter gigi.<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN"> Sedang sang adik, Rara menjadi seorang bida</span>n,<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">berjodoh dengan<span class="apple-converted-space"> </span></span>pelaut<span class="apple-converted-space"> </span> dari<span class="apple-converted-space"> </span><span lang="IN">Bangkalan Madura</span>.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN">Fainna maal</span></i><span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>úsri yusra.<span class="apple-converted-space"> </span></i>Ya, Tuhan memang tidak tidur.
Perjuangan dan kerja kerasnya, berbuah manis. Diapun kembali sehat dan
segar bugar setelah berkumpul dengan keluarga tercintanya.<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kerja
kerasnya selama 26 tahun sebagai TKW dengan segala duka laranya, berganti
dengan keceriaan. Kini, pelangi itu benar-benar ada di akhir hidupnya,
menggantikan awan tebal yang memayunginya.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b>Catatan
:</b><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>khusnudhon</i>: berbaik sangka<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>ukhti</i>: saudara perempuan<i>naam</i><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>naam</i>: ya<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>min aina anti</i>: dari mana anda
(perempuan) berasal?<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>ila liqa ma’a assalama:</i><span class="apple-converted-space"> </span>sampai jumpa<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>tafadhal udkhul</i>: silahkan masuk<span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
v<span style="font-size: 7pt;"> <span class="apple-converted-space"> </span></span><i>toyyibah</i>: kata-kata yang
baik</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-1622501476085595912016-04-12T21:10:00.002+07:002016-04-12T21:44:02.627+07:00URGENSI KONTEKSTUALITAS PENDIDIKAN AKHLAK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIWZAoSPXKfTz6lvIKYxs1m3S4YtcHirrCWTYyBIRHz0J0GSNl661SnxqW_gNvUdXbnxg4jJ0X9I7U2zm1_Ev_1ktnglMJ5AmadpgLIFfZI6mvvFYro4-rxDUcRl6bZe8MB1W7tsSO-ZnK/s1600/kontekstualitas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIWZAoSPXKfTz6lvIKYxs1m3S4YtcHirrCWTYyBIRHz0J0GSNl661SnxqW_gNvUdXbnxg4jJ0X9I7U2zm1_Ev_1ktnglMJ5AmadpgLIFfZI6mvvFYro4-rxDUcRl6bZe8MB1W7tsSO-ZnK/s200/kontekstualitas.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Di era global, pengaruh pergaulan cepat berembus ke berbagai belahan dunia.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Maka diperlukan benteng
yang kuat, agar anak tidak terjebak dengan pengaruh negatif yang akhirnya akan menjadi
kebiasaannya. Untuk mengeleminir pengaruh negatif, perlu kiranya kita mengkaji
ulang peran Nabi Muhammad yaitu<i> Innamaa
buitstu liutammima makaarimal akhlak</i> (Hadits) yang bermakna: Tidakkah Aku ( Muhammad) diperintahkan untuk memperbaiki akhlak? Untuk dapat berakhlak mulia harus
kembali kepada Garis Besar Haluan Illahi
(GBHI ) yaitu Al-Qur’an dan Hadits</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Banyak faktor yang mempengaruhi akhlak manusia. Pengaruh tersebut dapat
berasal dari dalam diri manusia ( internal) dan pengaruh dari luar ( eksternal).
Akhlak secara terminologi berarti
tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata <i>khuluk</i>, berasal dari bahasa Arab</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Ada empat hal yang harus ada apabila
seseorang ingin dikatakan berakhlak yaitu : 1) perbuatan yang baik dan buruk,
2) kemampuan melakukan perbuatan, 3) kesadaran akan perbuatan itu dan 4)
kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik dan buruk</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Manusia itu dibekali dengan fitrah ( potensi). Potensi
yang ada pada diri manusia itu perlu diarahkan dan dibiasakan untuk selalu
berbuat baik. Tiga pakar di bidang akhlak yang perlu dijadikan teladani yaitu </span><span lang="IN" style="font-family: times new roman, serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ibnu Maskawih, </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: times new roman, serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Al-Ghazali</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> dan </span><span lang="IN" style="font-family: times new roman, serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ahmad Amin </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat
pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sudah sepantasnyalah, para tokoh
akhlak dijadikan teladan bagi manusia agar dapat selamat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dewasa ini kenakalan remaja semakin tidak terkontrol. Dapat dikatakan bahwa
kenakalan remaja berada pada titik nadir atau titik kulminasi yang sangat
memprihatinkan. Realita yang berkembang
di lapangan antara lain merebaknya seks
bebas <i>( free sex</i>) dan minuman keras
atau miras serta narkoba. Hubungan badan pada usia sekolah bukan hal yang tabu,
bahkan hal itu dapat terjadi ketika siswa siswi masih berpakaian seragam yang
dilakukan di kamar mandi atau toilet sekolah. Bahkan siswa SMP pun sudah tidak
merasa risih atau malu berboncengan ala mama dan papa. Ketika bertemu dengan
bapak ibu guru, siswa tersebut dengan tenangnya menyapa dengan tersenyum.
Adegan-adegan panas dan intim ala anak SMP dan SMA dapat dilihat Ini diketahui melalui tampilan yang dapat
diunggah di You Tube. Mereka beranggapann tidak gaul kalau berpacaran belum
berhubungan badan. Tidak hanya itu demi mengejar penampilan agar ok dan percaya
diri para remaja putri terjebak dalam bentuk-bentuk prostitusi, baik yang
terang-terangan maupun yang terselebung. Penulis pernah mewawancarai siswi yang
bergabung dengan gan</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">g</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">. Dia menuturkan bahwa untuk dapat kencan dengan siswi tersebut, nilai Rp
10.000, jadilah. Mereka tak pernah berfikir jauh tentang agama dan kesehatan,
yang penting happy dan gaul. Dan jangan heran, </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">jika </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">di</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dalam</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> tas siswa</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> terkadang</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> ditemukan – maaf-- kondom. Hal ini tentu membutuhkan
perhatian dan jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. Semakin berat sajalah
tantangan pendidikan akhlak di masa kini dan masa yang akan datang.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Banyak strategi dalam pendidikan akhlak. Strategi pendidikan akhlak antara
lain melalui cara alami, mujahadah dan riyadhah serta suri tauladan. </span><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pertama</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">S</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">trategi alam</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">i,</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> dimana akhlak
yang baik diperoleh bukan melalui pendidikan, pengalaman atau latihan, tetapi
diperoleh melalui insting atau naluri.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kedua,</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <span lang="IN">Strategi
<i>mujahadah</i> dan <i>riyadhah</i> digunakan agar siswa menjadi penyantun, penyabar dan
penyayang maka jalannya dengan membiasakan bersedekah. <i>Ketiga</i></span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> strategi teladan</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">yaitu mengambil
contoh atau meniru orang yang dekat dengannya yang berfungsi sebagai model.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pada saat ini dipandang perlu untuk mendidik akhlak
melalui pembelajaran yang kontekstual</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">, yang tidak sekedar teori</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Apalah artinya, seorang siswa mendapatkan
nilai 90 namun ternyata mencuri, menyontek, berbuat tidak senonoh, perokok
aktif, bahkan lebih ironis ketahuan hamil. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pembelajaran yang kontekstual atau <i>Contectual teaching and learning (CTL</i>) adalah pembelajaran yang
menghubungkan antara dunia teori dengan
dunia nyata atau <i>das sein</i> dan <i>das sollen. <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span></i><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tujuan pembelajaran berbasis CTL<i> </i>adalah
lebih mendekatkan diri antara dunia teori dan praktek, agar pembelajaran lebih
bermakna.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Salah satu</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">contoh </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">pembelajaran CTL </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">yang paling sederhana</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> adalah </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dengan
media</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <span lang="IN">foto-foto</span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
tokoh, fenomena</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> yang me</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">mprihatinkan
yang terjadi </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">di masyarakat</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
bencana alam untuk menjadi efek jera terhadap akan kuasa Allah SWT</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Melalui media tersebut</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">, siswa diberi kesempatan untuk berfikir kritis seraya me</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">nggali</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> pesan moral yang </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">tersirat</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dalam foto-foto</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> tersebut</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.
Harapannya, </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> pesan positif dari foto</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">-foto
tersebut,</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> yang</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
positif</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <span lang="IN">diambil keteladanannya, sedangkan yang
negatif </span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">harus</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">di</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">eliminir</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> dengan </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">penuh
kesadaran</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6919193818627377231.post-72946511241810958272016-04-12T20:19:00.001+07:002016-04-12T20:49:21.148+07:00METODE EDUTAINMENT DALAM PENDIDIKAN AKHLAK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBGvc_QImuYkwlCJx25l1DVCUW2DrdZXDFE5Rh8eua8HITLoN1NJsbGm_1J4YJdlU0N8yRk5fJ7McuLxT1TUA-gWRTRyP5UlB0v14NXj3kAYXDWGZUyEWoiZpXLxkH5gti25Wn8pzH1zc2/s1600/edu+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBGvc_QImuYkwlCJx25l1DVCUW2DrdZXDFE5Rh8eua8HITLoN1NJsbGm_1J4YJdlU0N8yRk5fJ7McuLxT1TUA-gWRTRyP5UlB0v14NXj3kAYXDWGZUyEWoiZpXLxkH5gti25Wn8pzH1zc2/s200/edu+2.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bangsa manapun di dunia
ini akan maju dan berkembang jika pemerintahannya menomorsatukan pembangunan
(Isyoni,2009:9) terutama pendidikan moral. Peranan keluarga dan sekolah juga
memerankan peranan sangat besar dalam mendidik aspek akhlak peserta didik (Ahmad
Janan Asifudin,2010:129).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sayangnya yang di dapat
peserta didik di dalam kehidupan nyata sangat jauh dari harapan. Tayangan televisi
kurang mendidik dan mengaburkan
pentingnya berperilaku mulia. Gaya hidup hedonis dan instan sudah membudaya.
Jiwa peserta didik menjadi kering , tandus dan gersang. Pada akhirnya, agama
dipandang sebagai alternatif paradigma
yang dapat memberikan solusi terhadap persoalan kemanusiaan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat modern. “<i>Back to
religious spirit!</i>” hanya kata itulah jalan satu-satunya untuk memperbaiki
carut marut dunia pendidikan khususnya akhlak di bumi nusantara ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlu membumikan konsep
rendah hati, hemat dan sederhana dengan cara yang indah dan bijak. Sudah
selayaknya nilai-nilai akhlak diperkenalkan dengan cara yang arif. Maka,
diperlukan metode yang menawan hati. Sebab, ada adagium yang mengatakan bahwa <i>“Ath-thariqatu ahammu minal maddah”</i>
(metode lebih penting di banding dengan materi). Ini artinya bahwa penggunaan
metode dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam segmen akhlak, perlu
disuguhkan dengan dengan menu yang menarik hati tanpa tekanan yang berdampak
pada rasa senang. Tahap berikutnya, peserta didik akan melakukan nilai-nilai <i>akhlakul karimah</i> ( nilai-nilai kebaikan)
dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah satu metode yang
penulis terapkan adalah Metode <i>Edutainment.
</i>Metode dalam Bahasa Arab disebut dengan istilah <i>thariqah</i> yaitu langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis,2002:25). Menurut istilah, <i>edutainment </i>adalah proses pembelajaran
yang memadukan antara pendidikan atau pembelajaran dengan hiburan dalam desain
yang bagus sehingga membuahkan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan
(Hamruni,2008:124). Yang demikian itu dapat dilakukan dengan menyisipkan humor,
permainan, bermain peran (<i>role play</i>),
demonstrasi, multimedia dan sebagainya ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
ceria perlu diberikan pada peserta didik agar materi yang diberikan bisa masuk.
Pembelajaran ceria adalah pembelajaran tanpa tekanan dan rasa takut (Ria Enes,
2008:1).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Model pembelajaran yang
pernah dilakukan oleh penulis dalam pembelajaran Akhlak adalah dengan
menggunakan <i>role play</i> berbasis cerita
pendek, yang dikenal dengan istilah “<i>3
Steps of Role Playing based on Daily Short Story.</i>” <i>Role Playing</i> atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai
bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,
mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin
muncul pada masa mendatang (Wina Sanjaya,2010:161). Manfaat yang dapat diambil
dari metode ini adalah memberikan semacam <i>hidden
practice, </i>dimana murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan atau
istilah-istilah baku dan normatif terhadap materi yang telah dan sedang
dipelajari. Sedangkan istilah “<i>Daily Short
Story</i>” adalah cerita pendek yang ditulis berdasarkan kisah nyata
sehari-hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sintak pembelajaran “<i>3 Steps of Role Playing based on Daily Short
Story</i>” adalah sebagai berikut: 1)
Membaca cerita pendek berdasarkan kejadian nyata, kemudian dicari saripatinya,
2) Membuat naskah r<i>ole playing </i>dengan
tema rendah hati, hemat dan sederhana secara berkelompok, 3) <i>Role playing</i> perkelompok. Kelompok
lainnya dan guru bertugas sebagai observer yang akan memberikan masukan untuk
perbaikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengalaman penulis dalam
kaitannya dengan pembelajaran model ini yaitu peserta didik aktif dan kreatif
di dalam menciptakan naskah dan bermain peran dalam bingkai kerja kelompok.
Peserta didik merasa senang dan tertantang untuk memerankan peran-peran
lainnya. Tidak disangka, dalam hal hasil belajarpun, peserta didik mengalami
peningkatan akademik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah sendiri
memberikan pelajaran kepada sahabat dengan menggunakan metode bercerita tentang
kehidupan dan insiden-insiden pada masa lalu. Metode cerita dianggap akan lebih
membekas dalam jiwa orang-orang yang mendengarnya serta lebih menarik perhatian
(Abdul Fattah Abu Ghuddah,2009:211). Peserta didik dilatih untuk berfikir
kritis seraya mengambil suri tauladan dari tokoh yang dibacanya. Sehingga,
tanpa disadari akhlak mulia akan terpatri di hati para peserta didik secara
perlahan-lahan dan berkesinambungan.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08961847490866632192noreply@blogger.com0