2


Sore itu ku berjalan menyusuri jalan Cibaduyut, keluar dari toko sepatu ternama dengan hiruk pikuk pengunjung didalamnya. Suatu hal yang kurang aku suka dikeramaian mall-mall dengan segala macam aktifitasnya.
Jalan Cibaduyut memang sudah terkenal ke seantero Indonesia bahkan Dunia. Letaknya di kota Bandung bagian selatan, memang daerah ini terkenal dengan kerajinan sepatunya. Banyaknya kios dan toko sepatu sudah merupakan pandangan yang lazim disini.
Bukan.. iya bukan itu yang akan aku ceritakan disini, bukan kelebihan dari Jalan Cibaduyut. Nun jauh diujung jalan ini setelah berjalan cukup jauh dari titik awal aku turun di jalan ini ku bertemu dengan seorang bocah cilik. Apa yang istimewa? iya ... anak ini istimewa karena telah mengajarkan dan menginspirasi aku akan profesi wirausaha. Apa itu wirausaha... orang yang mampu melihat peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang diperlukan, atau berani berusaha. Menjadi kata kuncinya adalah berani berusaha. 
Anak kecil usia 9 tahun-nan, tubuhnya berpawakan tambun, agak gelap kulitnya dengan polos menaiki sepeda mininya, sembari membawa tempat buat menaruh bungkusan plastik kecil yang berisikan biji-biji berwarna hijau, kata orang namanya "mlanding" atau petai cina. Berpapasan dengan ku, aku tergelitik untuk menyapanya karena ada sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan anak kecil seusianya. 
"Lagi apa dhek?" tanyaku.
"Jualan om, mau beli ndak? " dengan logat sundanya.
"Jualan apa ?", " ini.." sambil mengambi sebungkus plastik berisi biji berwarna hijau tadi.
"Ini apa?" tanyaku memburu.
" Nggak tahu Om." sambil tersenyum , dalam batinku lho jualan kok nggak tahu nama apa yang dijual.
Nggak berhenti ingin rasa aku lebih dekat lagi, aku bertanya lagi " Lha gunanya buat apa?","Buat dimasak Om". Ternyata anak ini tahu kegunaan apa yang dijualnya. "mmmmmm dapat dari mana ini jualannya? " buruku penuh penasaran. "di deket rumah Om, aku sendiri yang manjat", jawabnya dengan siratan bangga.
"Siapa yang menyuruh kamu jualan?" , "nggak ada om..aku sendiri", ckckck semakin aku ingin lebih dalam menanyainya lagi. 
"Uangnya buat apa?", "buat uang saku Om", jawabnya mungkin sambil membatin Om ini gak beli-beli kok nanya terus :) ...
"harganya berapa? " tanyaku sebagai tanda untuk mengakhiri pertemuan ini. "Seribu dua Om, beli Om.."
jawabnya sembari masih membujuk agar aku membeli. 
trus aku sodorkan uang 5 ribuan aku beli 4 aja ya... ,  nggak ada kembalian Om, ..udah ambil aja...
Nah saat inilah yang menjadikan pemandangan luar biasa, wajah polosnya dibalik gembul pipinya, merekah senyum bahagia luar biasa dengan mendapatkan uang 5 ribu. Pemandangan yangg...ahh. gak kebayang bahagianya. Mungkin itu adalah penghasilan pertamanya dari jualan. 
Anak kecil ini bergegas mau mengayuh sepedanya setelah menerima uang dariku dan aku menerima barang jualannya. Tapi aku tahan, "Sebentar... namamu siapa?".. "Fadhil Om" jawabnya dengan masih menampakkan aura gembiranya.
Aku pegang pundaknya... "Semoga jadi pengusaha ya nantinya"... "makasih Om' bergegas fadhil mengayuh sepedanya masuk gang di jalan Cibaduyut, selang sebentar adzan maghrib berkumandang.
Masya Allah.... pelajaran berharga di ujung jalan Cibaduyut sore itu. 
Dalam agama ku Islam, sangat menghargai pekerjaan, bahkan seandainya kiamat sudah dekatpun dan kita yakin tidak akan pernah menikmati hasil dari pekerjaan kita, kita tetap diperintahkan untuk bekerja, sebagai wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sebuah hadist :" bekerjalah seakan-akan engkau akan hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok engkau akan mati" (Al Hadist).
Semoga cerita selingan ini bisa diambil pelajaran bagi kita semua. 

Fadhil wirausaha cilik @jalan cibaduyut, kamis sore 05/05/2016
Ali Abine Abid

Posting Komentar

 
Top